Sedesa.id Sudah memiliki daftar kunjungan destinasi wisata untuk libur panjang atau pun libur akhir pekan bersama keluarga? Destinasi wisata seperti apa yang Anda inginkan? Wisata serba lengkap dan gemerlap ramai lampu kota? Atau sesuatu yang hening dan sejuk? Mari melihat lebih dalam desa wisata vs kota wisata.
Kegiatan Wisata Menjadi kebutuhan
Zaman sekarang kegiatan wisata menjadi sebuah kebutuhan banyak orang, tidak lagi sekedar untuk wisata musiman dalam artian berkunjung untuk mengisi hari libur sehingga dapat menjernihkan pikiran dari aktivitas yang melelahkan.
Kegiatan wisata saat ini juga untuk alasan lain yaitu tujuan pekerjaan misal untuk mencari konten blog atau yang lebih kekinian adalah membuat video blog atau ngevlog wisata ala Youtubers.
Maka, memang tidak dapat dipungkiri kegiatan wisata telah berubah. Perubahan ini yang kemudian menuntut pelaku wisata atau pengelola destinasi wisata untuk pintar menangkan keinginan pasar.
Keinginan pasar yang dimaksud adalah, apa yang paling umum dibutuhkan dari kegiatan wisata saat ini. Sebagai contoh, orang saat ini yang sangat akrab dengan media sosial, menjadikan kegiatan wisata sebagai bagian dari ‘mengabarkan’ pernah mengunjungi suatu tempat.
Kebutuhan berfoto, kebutuhan berbagi foto yang terbaik, juga kebutuhan membuat video untuk sosial media ini patut ditangkap oleh pengelola wisata. Menangkap sebagai peluang, baik untuk tujuan memberikan spot untuk foto atau video. Juga memberikan jasa foto dan video.
Dana Desa Sebagai Motor Penggerak Desa Wisata
Jauh sebelum adanya dana desa, kegiatan desa wisata sudah tumbuh. Namun tidak dapat dipungkiri, keberadaan dana desa, dan lahirnya undang-undang desa memang menjadi motor penggerak dari kegiatan desa wisata.
Semenjak adanya program dana desa, tingkat pembangunan lokasi wisata terus bertambah, destinasi wisata yang sebelumnya lebih banyak berada di perkotaan kini merambah ke pedesaan berkat adanya dana desa tersebut. Hal ini tidak lepas dari adanya potensi desa untuk menjadi tujuan wisata di Indonesia.
Potensi besar yang dimiliki desa misalnya juga terkait dari perpindahan model atau keinginan wisatawan. Yang mana baik wisatawan lokal dan manca negara, mulai menginginkan wisata yang lebih dari sekedar kunjungan. Wisata yang ‘memberi’ pengalaman baru.
Misalnya, hidup bersama warga, merasakan satu kegiatan yang tidak pernah dilakukan, seperti bertani, berternak, menanam padi, menari tradisional. Atau merasakan menjadi bagian dari komunitas di suatu daerah.
Kebutuhan ini, dapat dipenuhi dalam kegiatan desa wisata. Terlebih ketika berbicara Indonesia. maka ragam kearifan lokal desa tentu saja menjadi satu daya tarik luar bisa bagi pengunjung, baik lokal atau pun manca negara.
Dengan perkembangan desa wisata, dan kunjungan wisatawan yang terus meningkat untuk berwisata di desa, apakah desa wisata akan menggeser keberadaan kota wisata? Sebab kita ketahui bersama destinasi wisata di Indonesia selama ini masih didominasi oleh wisata perkotaan.
Desa Wisata Vs Kota Wisata
Tentu kita tidak asing dengan kota wisata seperti Denpasar Bali, Bandung, Kota Tua, Kota Batu Malang, dan Malioboro Yogyakarta.
Keberhasilan kota wisata atau destinasi wisata di perkotaan karena telah terpenuhinya infrastruktur seperti pilihan mode transportasi yang beragam, tempat menginap atau hotel, pusat perbelanjaan, tempat pertunjukan dan sederet fasilitas lain.
Menjadi keunggulan memang ketika berbicara wisata adalah model fasilitas penunjang wisata yang saling berkaitan sehingga menjadikan wisatawan lebih betah berlama-lama berwisata di kota tersebut.
Namun tidak sedikit wisatawan yang kurang senang berwisata perkotaan karena adanya persoalan kemacetan, polusi udara dan suhu panas kota, keberadaan sampah dan semrawutnya wilayah kota dan banyak persoalan lainnya.
Sehingga mereka seperti tidak beranjak dari aktivitas sehari-hari mereka, maka lebih memilih mencari destinasi wisata pedesaan.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya desa wisata merupakan destinasi wisata atau hiburan yang mengangkat potensi dari kawasan pedesaan.
Kita ketahui bersama bahwa ketersediaan akses menuju desa wisata belum sepenuhnya terhubung oleh infrastruktur, masih banyak desa wisata yang jalan penghubungnya belum memiliki angkutan umum.
Desa wisata juga dalam urusan transportasi dan akses, masih mengalami kesulitan, misalnya jalan yang belum di aspal, belum ada penginapan di lokasi, dan banyak persoalan lainnya.
Namun melalui dana desa tentu persoalan-persoalan tersebut dapat diselesaikan secara bertahap dengan pemanfaatan dana desa yang tepat sasaran.
Namun bagi para wisatawan, berwisata di desa wisata adalah pengalaman yang jauh berbeda dari kehidupan di kota atau dari wisata perkotaan.
Bagaimana dapat menikmati udara yang sejuk, asri, pemandangan alam yang masih terjaga, jauh dari kebisingan kendaraan, dan kearifan serta budaya lokal setempat, menjadi daya tawar tersendiri. Tentu hal tersebut tidak akan kita dapatkan di wisata perkotaan.
Kembali Pada Kebutuhan Wisatawan; Desa Wisata atau Kota Wisata
Baik desa wisata atau kota wisata, kedaunya memiliki daya tawar tersendiri, memiliki keunikan dan wajah wisata yang berbeda. Sebagai wisatawan memilih desa wisata atau kota wisata harus menyesuaikan dengan kebutuhan, keinginan, ketersediaan dana atau alokasi keuangan.
Sehingga sebelum menentukan akan berwisata ke mana, harus terlebih dahulu membuat perhitungan dan memperbanyak informasi, sehingga mendapatkan pengalaman berwisata yang tidak akan terlupakan.
Melihat hal tersebut, maka sebagai pengelola wisata kita patut menyiapkan berbagai strategi, utamanya terkait informasi dari kegiatan wisata yang kita tawarkan. Bagi pelaku usaha Desa atau desa wisata misalnya, saya sering menyinggung pentingnya hadir di ranah digial.
Ketika desa atau desa wisata memiliki website khusus yang dijadikan sebagai pasar online, pasar digital, menjadi media penyalur informasi kegiatan mereka, maka calon pengunjung akan lebih mudah mendapatkan informasi.
Di era serba digital seperti saat ini, orang akan mencari informasi melalui genggaman mereka, melalui mesin pencari Google, maka kita pun sebagai pengelola wisata harus menghadirkan informasi untuk calon wisatawan secara lengkap dan jelas.
Daftar Artikel Menarik Mengenai Desa Wisata
Pasar Papringan di Temanggung Upaya Nyata Melestarikan Alam
Daftar Desa Wisata di Jawa Barat Alam dan Budaya
Desa Wisata Cibuntu Wisata Situs Purbakala dan Alam
Desa Wisata Kandri Menjaga Kelestarian Alam dan Budaya
Tiwul Instan; Makanan Desa Menjadi Cemilan Enak dan Sehat
Desa Wisata Gamplong Destinasi Wajib Wisatawan Jogja
Jelajah Desa Wisata Tempur Yang Memesona
Potensi Desa Wisata Budaya di Indonesia
Mendirikan Desa Wisata Berbasis Budaya
Kesimpulan
Demikian pembahasan kita kali ini mengenai Melihat Lebih Dalam Desa Wisata Vs Kota Wisata. Semoga pembahasan ini bermanfaat, dapat menjadi referensi sahabat sekalian. Terima kasih. Salam. Ari Sedesa.id