Sedesa.id Pernah mendengar Desa Wisata Cibuntu? Tentu tidak asing kan destinasi wisata desa yang satu ini. Bagi pecinta situs purbakala dan penikmat alam pedesaan, tentu wisata desa ini bisa menjadi salah satu daftar kunjungan. Desa Cibuntu ini terletak di Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat.
Desa wisata Cibuntu merupakan salah satu wisata desa yang memiliki keunikan utamanya pada keberadaa situs purbakala dan potensi pemandangan alam yang asri dan memesona.
Bagi pengunjung baik lokal atau pun manca negara, tentu saja desa wisata Cibuntu tentu saja eksistensi peninggalan purbakala menjadi daya tarik dan keunikan yang menjadikan mereka ingin berkunjung.
Peninggalan Situs Purbakala Menjadi Daya Tarik Desa Wisata
Keberadaan situs purbakala di Desa Wisata Cibuntu yang cukup banyak dan masih terjaga, menjadi salah satu daya tarik wisata desa ini. Situs purbakala menjadi salah satu keistimewaan bagi desa dan juga wisatawan.
Menurut informasi yang berkembang, peninggalan situs purbakala tersebut merupakan satu rangkaian lokus napak tilas para Wali ketika dalam perjalanan menuju Gunung Ciremai.
Situs-situs purbakala bisa ditemui di pekarangan rumah warga desa yaitu berupa kuburan batu yang berasal dari jaman megalithikum.
Dalam perkembangan pengelolaan situs purbakala, dari dalam kuburan batu tersebut banyak ditemukan Kapak Genggam, yang juga terbuat dari batu.
Situs-situs purbakala tersebut antara lain sebagai berikut:
(a) Situs Bujal Dayeuh;
(b) Situs Hulu Dayeuh;
(c) Situs Sahurip Kaler;
(d) Situs Sahurip Kidul;
(e) Situs Cikahuripan;
(f) Curug Bongsreng.
Saat ini beberapa situs purbakala yang diperoleh dari desa ini telah banyak yang disimpan di Museum Cipari. Sebagai bagian dari koleksi dan mempermudah dalam mempelajari peninggalan purbakala.
Menjaga Kelestarian Lingkungan dan Situs Purbakala
Warga Desa Wisata Cibuntu yang mana halaman atau bagian dari lahan dan rumah mereka menjadi lokasi persebaran situs purbakala, memiliki komitmen untuk menjaga kelestarian situs purbakala.
Dengan banyaknya situs purbakala yang ditemukan di pekarangan penduduk, tidak mengganggu aktivitas penduduk setempat. Situs-situs tersebut dipelihara dengan baik.
Upaya menjaga dan melestarikan keberadaan situs purbakala ini misalnya, terlihat dari komitmen bersama dengan ada beberapa di antara warga yang menjadi juru pelihara situs purbakala.
Desa Wisata Cibuntu: Cerita Lokal Yang Terus Lestari
Indonesia adalah negara yang kaya akan cerita lokal. Termasuk dengan Desa Wisata Cibuntu. Keberadaan situs purbakala pun tidak lepas dari keberadaan cerita lokal.
Yang mana cerita situs purbakala di Desa Wisata Cibuntu berkaitan dengan cerita asal mula Desa Cibuntu serta keberadaan mata air yang masih terjaga di desa tersebut.
Salah satu narasumber, menjelaskan bahwa keberadaan situs-situs purbakala di Desa Wisata Cibuntu memang dijaga warga karena banyak memberikan kehidupan dan kaidah bagi masyarakat desa.
Keberadaan situs purbakala, menjadi bagian tidak terpisahkan dari keberadaan warga. Tidak heran, jika kemudian banyak cerita lokal tentang Desa Cibuntu yang berkaitan erat dengan keberadaan situs purbakala.
Model cerita lokal yang terus lestari ini menjadi menarik. Pertama adalah bagian dari kekayaan budaya lisan lokal desa, yang mana juga menjadi daya tarik bagi pengujung.
Kemudian cerita lokal juga dapat dijadikan sebagai pedoman hidup. Dalam arti pedoman untuk menjaga kelestarian dari pada situs purbakala yang ada.
Aktivitas Pengunjung di Desa Wisata Cibuntu
Apa saja aktivitas pengunjung yang dapat dilakukan? Beberapa aktivitas yang dapat dilakukan wisatawan saat berkunjung ke Desa Wisata Cibuntu antara lain;
bersepeda gunung,
agrowisata,
dan wisata sejarah.
Jika kita berkunjung ke desa Wisata Cibuntu kita bisa menginap. Karena di desa ini telah tersedia penginapan berupa homestay yang menyajikan berbagai macam kuliner khas Desa Wisata Cibuntu.
Bagi wisatawan yang ingin merasakan kesegaran dan kejernihan air asli Desa Cibuntu, maka dapat mencicipi air segar secara langsung dari Mata Air Cikahuripan.
Selain Mata Air Cikahuripan, di desa wisata ini juga terdapat air terjun dengan ketinggian lebih dari 25 meter. Air terjun Curug Bongsreng, menjadi salah satu destinasi unggulan.
Ketika kita berkunjung ke air terjun Curug Bingsreng, maka kita tidak perlu khawatir karena di tepian air terjun sudah dibangun tempat duduk dari semen yang melingkar mengitari.
Di kanan air terjun juga terdapat sebuah danau yang dinaungi pohon besar. Dapat digunakan untuk bersantai menikmati alam pedesaan yang begitu memesona.
Kesimpulan
Menjaga kelestarian situs purbakala, dan alam bisa dibalutkan dalam satu kegiatan wisata. Kita tentu tidak harus merasa khawatir bahwa situs akan rusak, atau alam akan diekploitasi dengan adanya kegiatan desa wisata.
Mengapa tidak perlu khawatir? Kita bisa melakukan kontrol dari setiap atraksi wisata yang kita sediakan. Kontrol yang dimaksud adalah batasan-batasan yang perlu disepakati sejak awal.
Sebagai contoh desa wisata yang memiliki situs purbakala, tentu ada risiko ketika membuka pengunjung dalam jumlah banyak. Risiko jika adanya pengunjung yang tidak patuh, sehingga akan merusak keberadaan situs.
Namun, selama mampu membuat aturan dan mengedukasi pengunjung dengan baik. Maka hal yang tidak diinginkan kemungkinan besar dapat dihindari.
Nah, bagaimana menurut sahabat sekalian? Sudah ada rencana kunjungan ke desa wisata? Semoga artikel kali ini bisa menjadi referensi ya. Semoga bermanfaat,salam. Ari Sedesa.id