Sedesa.id BUMDes memiliki berbagai pilihan di dalam membuat atau menjalankan unit usaha BUMDes. Dalam kesempatan kali ini, saya ingin berbagi 5 Contoh Unit Usaha BUMDes Modal Sosial yang bisa kita jalankan di desa kita. Tentu dengan menyesuaikan potensi yang dimiliki oleh desa kita. Utamanya, potensi modal sosial yang ada.
Membicarakan Badan Usaha Milik Desa, tentu kita paham bahwa keberadaannya kini sebagai salah satu kekuatan ekonomi bagi masyarakat desa. Sejak disahkannya UU Tentang Desa yaitu UU No 6 tahun 2014, maka secara jelas kini desa telah memiliki payung hukum di dalam menjalankan roda pemerintahan secara lebih leluasa. Termasuk di dalam pengelolaan ekonomi.
Keberadaan Undang Undang Desa jelas sebagai payung hukum yang memberikan angin segar kepada BUMDes sebagai badan usaha ekonomi yang mana memiliki misi dan visi untuk mengelola potensi yang dimiliki desa secara kolektif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.
BUMDes Bukan Barang Baru
Bumdes memang bukan barang baru. Namun geliat tumbuh kembang BUMDes di Indonesia dimulai sejak adanya Undang Undang Desa. Saat ini pemerintah desa bersama warga desa harus saling bahu-membahu, saling gotong royong dan bekerja sama sebagai upaya untuk mendirikan BUMDes. Tanpa kerja sama antar elemen masyarakat, BUMDes hanya akan berakhir sebagai papan nama atau BUMDes mati suri.
Tentu ada harapan besar dengan keberadaan BUMDes, harapan utama tentu saja BUMDes dapat menjadi wadah kemandirian ekonomi desa, yang mana akan meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PADes) dan juga meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat desa.
Sejak disahkannya Undang Undang Desa, banyak BUMDes yang berdiri dan kemudian berhasil di dalam mengembangkan potensi desa utamanya potensi sumber daya alam desa. Keberadaan BUMDes dengan berbagai jenis unit usaha yang dikembangkan, memperlihatkan betapa kaya dan beragam potensi yang dimiliki desa.
Selalu ada dua sisi. Keberhasilan yang berhasil dirasakan BUMDes tidak serta-merta keseluruhan BUMDes dapat merasakannya. Harus kita akui bahwa tidak sedikit BUMDes yang sampai saat ini bahkan masih belum bisa untuk menjalankan unit usahanya. Banyak hal yang menjadi kendala macetnya perjalanan BUMDes. Bisa dikarenakan belum mendapatkan pendanaan, atau justru karena belum dapat memetakan potensi desa yang dimilikinya, sehingga bingung akan menjalankan unit usaha apa.
Gotong Royong Adalah Prinsip BUMDes
Apa yang menjadi kunci sukses BUMDes? Tentu banyak faktor, namun yang utama adalah adanya prinsip gotong royong di dalam menjalankan BUMDes. Dengan adanya prinsip kerja sama atau gotong royong antara pemerintah desa dan warga desa, maka BUMDes dapat benar-benar menjadi Badan Usaha yang dimiliki bersama.
Rasa memiliki, akan menjadikan seluruh element masyarakat desa mau dan peduli terhadap keberadaaan BUMDes. Sehingga tidak lagi ada cerita bahwa BUMDes hanya milik elit desa saja. BUMDes adalah milik bersama, yang mana keberhasilan BUMDes menjadi tanggung jawab bersama. Modal ini, tentu kita miliki di desa. Modal sosial.
Di desa, keberadaan modal sosial masih sangat terjaga dan melekat di dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Dengan menggunakan modal sosial yang ada, maka kita bisa menjadikan modal sosial tersebut sebagai modal di dalam membangun dan mengembangkan unit usaha BUMDes. Seperti apa? Misalnya membangun sebuah sentral ekonomi Desa, atau pusat kegiatan ekonomi desa.
Keberadaan sentra kegiatan ekonomi ini, akan menjadikan warga masyarakat desa aktif turut serta dalam pengembangan BUMDes. Sebagai contoh, jika selama ini warga telah memiliki produk namun bingung dalam memasarkan. Maka dapat menggunakan pemasaran yang ada di sentra ekonomi desa. Lebih lengkap, mari kita bahas contoh unit usaha BUMDes Modal sosial di bawah ini.
5 Contoh Unit Usaha BUMDes Modal Sosial
Apa saja unit usaha BUMDes yang dapat dijalankan dengan modal sosial? Berikut adalah contoh-contoh unit usaha BUMDes yang dapat dijalankan menggunakan keberadaan modal sosial masyarakat desa:
1. Unit Usaha BUMDes Sentra Ekonomi Hasil Pertanian
Desa-desa di Indonesia pada umumnya adalah desa dengan kegiatan ekonomi utama di bidang pertanian. Namun keberadaan bidang pertanian belum benar-benar mendapatkan kepastian dan dukungan prioritas. Kepastian harga hasil pertanian misalnya, kemudian dukungan pengelolaan lahan dan akses peralatan dan kebutuhan pertanian.
Kita masih melihat saat ini profesi sebagai petani tidak lagi diminati, mulai terkikis generasi. Lebih dari itu profesi petani pun sangat rentan, sebagai contoh ketika panen tiba, baik itu karena terjadi penurunan harga, atau karena terjadi gagal panen.
Kondisi ini tentu perlu disiasati dengan mengumpulkan kekuatan bersama, kekuatan untuk saling bergotong royong dalam mengelola hasil pertanian. Hal ini bisa diinisiasi oleh BUMDes. Keberadaan BUMDes dapat menjadi ‘angin segar’ yang membantu profesi petani.
Mari kita melihat contoh saja; Ketika di desa kita mayoritas masyarakat adalah pertani, lebih khusus lagi yaitu sebagai petani tomat. Maka BUMDes melalui unit usaha sentra ekonomi hasil pertanian dapat mengelola dan mengolah paska panen tomat agar memiliki nilai lebih. Dengan adanya BUMDes maka tomat tidak hanya untuk dijual secara langsung kepada tengkulak atau pasar.
Akan tetapi tomat dari petani akan diolah oleh unit usaha dari Badan Usaha Milik Desa bersama masyarakat. Panen tomat dari setiap petani dikumpulkan menjadi satu, dengan jumlah yang besar, maka dapat menjual dalam sekala besar dan dapat langsung menjual ke pasar yang lebih besar yaitu pabrik sehingga harga akan lebih tinggi dari pada menjual ecer ke tengkulak.
Lebih lanjut, bisa dilakukan adanya seleksi kualitas. Tomat yang memiliki kualitas bagus akan dijual ke pasar yang sesuai standar, kemudian tomat yang kurang bagus dijual ke pasar yang standarnya sama. Selain itu tomat dapat dikembangkan menjadi produk lain, seperti saus tomat.
2. Contoh Unit Usaha BUMDes Modal Sosial: Sentra Pengolahan Sampah
Sampah menjadi persoalan baik di kota atau pun di desa. Persoalan sampah tidak bisa di pandang sebelah mata. Keberadaan sampah, lambat laun akan menjadi masalah yang serius, baik dampak terhadap lingkungan atau pun kesehatan dan sosial masyarakat. Oleh sebab itu persoalan sampah perlu untuk diantisipasi sejak dini.
Pemerintah desa dapat memanfaatkan keberadaan BUMDes untuk menggarap persoalan sampah yang ada di desa. BUMDes dapat mendirikan unit usaha khusus pengelolaan sampah. Lagi-lagi, jika berhubungan dengan kekuatan yang dimiliki, maka dapat pula mengembangkan dengan modal sosial yang ada di desa.
Keberadaan sentra pengolahan sampah yang dikelola BUMDes mampu menjawab persoalan sampah di lingkungan desa. Di dalam pengelolaannya keberadaan sentra pengelolaan sampah ini akan memudahkan masyarakat desa dalam mengelola sampah. Masyarakat desa hanya cukup memilah sampah sesuai kategorinya (organik dan non organik) lalu unit usaha BUMDes akan mengambil dan mengolah di sentra pengolahan sampah.
Sampah ini kemudian dijadikan menjadi produk yang memiliki nilai dan bermanfaat. Tentu saja memiliki nilai ekonomi. Apa contoh produknya? Seperti pupuk ataupun cacahan plastik yang siap untuk daur ulang. Produk pupuk dari sentra pengolahan sampah nantinya dapat dimanfaatkan oleh warga desa yang berprofesi sebagai petani.
3. Contoh Unit Usaha BUMDes Modal Sosial: Sentra Peternakan Desa
Salah satu kegiatan ekonomi di desa adalah sektor peternakan. Masyarakat desa memiliki hewan peliharaan, baik dalam skala kecil atau pun skala besar. Lebih lagi kemudian ada kelompok-kelompok ternak di desa. Keberadaan kelompok ternak ini pun sudah berdiri sejak dahulu, sebelum BUMDes tumbuh berkembang seperti saat ini.
Maka, kehadiran BUMDes dapat menjadi cara untuk mempersatukan kelompok-kelompok ternak yang sudah ada di masyarakat. Kemudian secara bersama-sama saling memecahkan masalah yang dihadapi kelompok.
Sebagai contoh; Ketika di desa kita sudah berdiri kelompok peternak sapi, kelompok peternak kambing, dan kelompok peternak lain, BUMDes bisa hadir dengan membuat sentra peternakan desa. Bagaimana caranya? Salah satunya dengan menciptakan pasar ternak desa, keberadaan pasar ternak desa tentu akan menjadi salah satu roda perekonomian di tingkat desa.
Selain dengan mendirikan unit usaha pasar ternak desa, BUMDes juga perlu menyelesaikan adanya persoalan yang dihadapi oleh kelompok peternak. Persoalan yang dihadapi misalnya bagaimana menyediakan pakan ternak murah, bagaimana membuat produk olahan dari ternak, dan berbagai inovasi lainnya.
4. Contoh Unit Usaha BUMDes Modal Sosial: Sentra Edukasi Wisata
Desa wisata menjadi salah satu unit usaha yang ramai dibangun oleh pengelola BUMDes di berbagai daerah. Mengapa desa menjadi menarik dalam bidang wisata, tidak lain karena lingkungan desa sangat lekat dengan budaya dan tradisi, serta berbagai keunikan.
Lingkungan desa patut untuk dijaga dengan baik, begitu juga dengan budaya dan tradisi yang ada agar terus dilestarikan. Upaya menjaga dan melestarikan dapat dilakukan bersama-sama antara pemerintah dan masyarakat desa.
Upaya untuk menjaga lingkungan desa dan melestarikan budaya serta tradisi dapat menjadikan desa sebagai sentra edukasi wisata. Sudah banyak contoh desa yang kemudian berhasil dalam mengelola lingkungan dan budaya serta tradisi dan kini menjadi desa wisata berbasis lingkungan dan budaya.
Selain itu, berkembang juga desa berbasis pusat belajar dan kunjungan masyarakat. Sebagai contoh, kampung Blogger, ada kampung desain dan ada kampung literasi. Desa-desa ini menjadi unik, selain bisa menjadi edukasi wisata, di dalam kegiatannya pun sudah memberdayakan dan sebagai kegiatan ekonomi yang ada di masayrakat.
Keberadaan BUMDes dapat sebagai inisiator lahirnya kampung atau desa yang memiliki keunikan tersendiri. BUMDes dapat menjadikan desa memiliki kegiatan bersama secara sosial dan ekonomi, yang mana akan menjadikan desa nantinya sebagai rujukan kunjungan warga lain atau edukasi wisata untuk menggali informasi atau pun sekedar berwisata.
5. Contoh Unit Usaha BUMDes Modal Sosial: Sentra Marketplace Desa
Kita telah memasuki era digital, yang mana perkembangan teknologi dan informasi pada akhirnya mengantarkan masyarakat menuju kehidupan sosial dan ekonomi yang tidak lagi terbatas jarak, ruang dan waktu. Era ini, menjadikan kesempatan dapat dimiliki oleh semua orang. Tidak peduli desa atau kota.
Saat ini warga desa telah menggunakan teknologi informasi untuk berkegiatan serta interaksi dengan masyarakat di desa. Pemahaman mengenai dunia digital ini dapat dimanfaatkan untuk menjadikan desa sadar digital. Sadar dalam arti memanfaatkan untuk mendukung kegiatan sosial dan ekonomi yang lebih baik.
Adanya keterbukaan informasi, membuka kesempatan kegiatan ekonomi untuk menjangkau pasar yang lebih luas yaitu menjangkau lebih banyak calon pembeli. Oleh sebab itu, saat ini bermunculan kegiatan usaha berbasis internet atau bisnis Online.
Bisnis online, tidak lagi hanya dilakukan orang kota, namun sudah banyak dilakukan orang-orang di desa. Semua orang dapat melakukan kegiatan usaha berbasis online, asalkan mereka mau dan ada akses jaringan internet di daerah mereka. Dan di Indonesia banyak desa yang saat ini telah terhubung dengan internet.
Maka, dalam rangka mendukung kegiatan ekonomi berbasis Online, perlu adanya upaya menerapkan teknik Marketing Digital atau pemasaran berbasis digital. BUMDes dapat hadir menjadi sentra Marketplace desa. BUMDes yang hadir sebagai sentra Marketplace ini, tentu akan membantu masyarakat desa dalam mengadakan penjualan secara Online.
Kesimpulan
Banyak contoh unit usaha BUMDes yang dapat dijalankan. Seperti telah kita bahas di atas, bagaimana keberadaan masyarakat desa dengan berbagai potensi sosial yang ada dapat dijadikan modal sosial dalam mendirikan unit usaha BUMDes.
Semoga pembahasan kali ini 5 Contoh Unit Usaha BUMDes Modal Sosial dapat dijadikan contoh dan referensi bagi sahabat sekalian utamanya yang akan menjalankan BUMDes. Bagai sahabat yang sudah memiliki BUMDes dan Unit Usahanya butuh media promosi, dapat menghubungi kami. Terima kasih. Salam. Ari Sedesa.id