Sedesa.id BUM Desa kini menjadi pusat perhatian! Berbagai cerita keberhasilan desa dengan BUM Desa, menarik banyak pihak untuk kembali melihat desa. Hal ini kemudian, menjadikan kita paham bahwa perlu adanya kerja sama untuk meningkatkan kapasitas BUM Desa, yang kini sedang menuju untuk menjadi ‘pemain raksasa’ ekonomi Indonesia.
Desa memang memiliki kekuatan sosial-ekonomi yang luar biasa besar. Modal sosial yang ada di desa, merupakan ciri utama dari bangsa Indonesia; gotong royong. Kata “gotong royong” atau kemudian kita terjemahkan menjadi “kerja sama” mungkin tidak asing lagi kita dengar. Namun, kemudian menjadi ‘asing’ dalam praktik kehidupan sehari-hari.
Di Desa, gotong royong ini masih menjadi ciri utama masyarakat. Inilah kemudian yang menjadikan desa melalui BUM Desa mampu tampil menjadi pemain utama dalam ekonomi lokal desa. Kemudian dalam tingkat daerah ada BUM Desa Bersama, yang mana bisa menjangkau area yang lebih luas lagi, skala daerah, nasional bahkan dunia.
Peningkatan kapasitas BUM Desa mutlak perlu dilakukan! Kita melihat bahwa ada harapan besar, ada modal besar, ada kekuatan besar dari BUM Desa, kekuatan dari soko guru ekonomi Indonesia yang ada di desa “gotong royong” kerja sama.
Melihat BUM Desa Melihat Kerja Sama Indonesia
BUM Desa kini semakin menjadi primadona, jika sebelumnya BUM Desa ramai menjadi perbincangan sejak berlakunya Undang Undang Desa, dan adanya dana desa. Kini, BUM Desa semakin ramai dan mantap posisinya karena telah berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2021 tentang Badan Usaha Milik Desa.
Semakin banyak yang kemudian menaruh perhatian kepada desa, kepada BUM Desa. Ini menjadi menarik, dan membawa serta banyak harapan. Semakin banyak yang perhatian, tentu saja akan semakin baik perjalanan BUM Desa, karena banyak sumbang sih dari berbagai pihak.
Desa tidak sendirian, BUM Desa tidak berjalan sendiri, pesan ini sangat kuat dengan banyaknya program pemerintah yang tercurah untuk desa. Kita tahu banyak kementerian yang menjalin berbagai program kerja sama untuk desa. Kerja sama dengan dunia usaha, dunia akademis atau kampus, semua dengan tujuan mengembangkan desa.
Pertanyaannya kemudian apa yang bisa kita kerja samakan dalam waktu dekat? Apa yang kemudian bisa kita lakukan bersama sebagai upaya meningkatkan kapasitas BUM Desa? Persoalan apa yang masih perlu untuk dilakukan dorongan dari berbagai pihak yang kini menaruh perhatian pada desa?
Apa yang akan saya sampaikan mungkin hanya sebagian kecil dari hasil amatan dan diskusi saya dengan sahabat-sahabat di desa. Jika ada hal lain yang juga perlu dan bisa dilakukan, mungkin sahabat pembaca bisa menambahkan di kolom komentar. Kerja sama untuk meningkatkan kapasitas BUM Desa dapat kita maksimalkan pada 3 aspek utama, saya akan uraikan satu persatu sebagai berikut ini:
1. Kerja Sama BUM Desa Dalam Aspek Pasar dan Pemasaran

Produk lokal desa selama ini memiliki masalah yang hampir sama dengan produk UMKM atau bahkan produk lokal Indonesia secara umum. Persoalan pasar. Kita tidak dapat memungkiri bahwa produk lokal masih terseok-seok untuk bisa menjadi tuan rumah di pasar sendiri! Apa lagi dalam situasi pasar bebas, dalam persaingan pasar digital, bagaimana akses masuk barang dari luar semakin tidak terbendung.
Padahal, jika kita bicara kualitas, tentu saja produk lokal tidak akan kalah dalam bersaing. Produk desa mampu dan berani ambil bagian dalam persaingan global. Namun arah jalan menuju arena pertarungan pasar global ini yang secara jelas belum terbuka, atau bisa kita katakan belum ada peta petunjuk arahnya.
Sehingga selama ini pasar produk desa masih sangat lokal. Bahkan masih sekitar lokal desa. Apakah ini salah? Tergantung! Jika produk lokal desa adalah produk yang umum masyarakat desa miliki/gunakan bahkan mereka sebagian besar adalah produsen, maka menjadi persoalan. Karena semua memiliki keahlian pembuatan produk, jadi semua adalah produsen.
Sehingga perlu kita lakukan pemetaan produk lokal desa, pemetaan produk antar daerah / kawasan yang ada di Indonesia. Ini kemudian juga perlu dibarengi dengan kepemilikan / pendataan kebutuhan produk dari setiap daerah. Sehingga kita bisa memetakan secara nasional pasar yang ada untuk produk lokal.
Kerja keras yang juga perlu dilakukan adalah bagaimana membentuk pasar ‘konsumen’ untuk memahami dan mengerti keberadaan produk lokal desa. Maka perlu serangkaian kerja sama pemasaran untuk meng-viralkan produk lokal desa. Tanpa adanya upaya pemasaran, tentu masyarakat tidak akan tahu adanya produk lokal. Maka mereka akan terus menerus menggunakan produk-produk luar yang mana mereka sudah tahu terlebih dahulu.
Sehingga menjadi penting agar berbagai pihak yang menaruh perhatian pada desa, untuk memikirkan kerja sama yang paling mungkin dalam melakukan pembukaan akses pasar dan pemasaran bagi produk lokal desa. Maka, peningkatan kapasitas BUM Desa dapat kita lakukan dengan kerja sama dalam aspek pasar dan pemasarannya.
2. Kerja Sama BUM Desa Dalam Aspek Permodalan / Keuangan

Sebagian besar dari Anda mungkin akan merasa bahwa terasa begitu klasik jika permodalan atau masalah keuangan menjadi kendala bagi BUM Desa. Anggapan bahwa tidak lagi ada masalah permodalan bagi BUM Desa ini tidak salah, karena memang berbagai sumber pendanaan hadir untuk BUM Desa, salah satunya melalui keberadaan dana desa.
Akan tetapi, dalam ruang kerja yang lebih luas, permodalan ternyata menjadi persoalan bagi upaya peningkatan kapasitas BUM Desa. Permodalan tidak selalu berbicara uang, namun berbicara banyak hal. Karena jika kita lihat, modal besar yang dimiliki desa dalam pendirian BUM Desa justru terletak pada modal sosial yang ada. Apa itu? Modal sosial masyarakat desa “gotong royong.”
Maka, jika kita bicara BUM Desa, modal utama berupa gotong royong inilah yang perlu untuk kita maksimalkan. Caranya? Ya dengan membuat jaringan kerja sama permodalan. BUM Desa A bisa menjalin kerja sama dengan BUM Desa B dalam hal permodalan bukan uang, misalnya kerja sama bahan baku, kerja sama jaringan pemasaran, dan berbagai modal lain yang bisa saling dikerja samakan.
Lebih jauh ketika kita bicara Indonesia, maka BUM Desa yang telah berjalan dapat saling melakukan kerja sama permodalan bersama. Gagasan mengenai BUM Desa Bersama Indonesia misalnya, adalah gagasan luar biasa yang bisa memberi jalan keluar berbagai persoalan permodalan ini.
Pihak luar desa yang kini memiliki kepentingan akan desa misalnya, juga bisa menjadi pemberi jalan dan solusi dari persoalan klasik permodalan / keuangan unit usaha desa, baik yang dikelola kelompok masyarakat, atau pun BUM Desa dengan Unit Usaha BUM Desa selama ini. Kerja sama dalam bidang permodalan / keuangan menjadi sangat penting untuk dilakukan. Sehingga tidak akan ada lagi cerita BUM Desa yang hanya sebesar itu saja dari tahun ke tahun, karena tidak memiliki modal yang cukup untuk melakukan lompatan kapasitas usaha.
3. Aspek Inovasi dan Keberlanjutan

Membicarakan dunia usaha maka membicarakan inovasi tanpa henti. Jika kita lihat BUM Desa yang akhirnya gulung tikar, atau BUMDes Mati Suri, disebabkan karena tidak adanya inovasi. Walau tidak sedikit yang bangkrut dan mangkrak karena salah kelola. Tapi mari kita bicarakan kondisi yang ideal saja.
Jika kondisi BUM Desa ideal, artinya tidak ada terjadi salah kelola, unit usaha benar-benar dibuat dengan tujuan memajukan desa dan masyarakat. Maka salah satu yang kemudian menjadikan BUM Desa yang tengah berjuang untuk desa ini jalan di tempat atau bahkan tidak dapat berkembang, ya karena tidak mampu melakukan inovasi desa dan upaya membangun BUM Desa yang berkelanjutan.
Sebagian dari kita sudah terlalu sering mendengar kata inovasi, namun belum tentu kita bisa menerapkan dan mempraktikkan kata itu ketika berhadapan dengan situasi langsung, misal secara langsung dalam unit usaha BUM Desa. Maka, menjadi penting untuk melakukan kerja sama untuk membangun inovasi bersama bagi BUM Desa.
Berbagai upaya atau praktik inovatif antar BUM Desa patut didokumentasikan, sehingga bisa menjadi pembelajaran bagi BUM Desa lain. Keberadaan akademisi dan praktisi misalnya, juga sebagai jembatan menemukan inovasi bagi BUM Desa, dan memastikan bahwa usaha yang dilakukan akan berkelanjutan.
Kita bisa menginisiasi keberadaan rumah inovasi BUM Desa berkelanjutan. Yang mana keberadaan rumah inovasi BUM Desa ini menjadi wadah berbagai program inovasi berkelanjutan bagi BUM Desa, semua yang ada dapat diakses dan digunakan secara gratis. Hal ini yang sedang saya upayakan dengan membangun Media Belajar Online Sedesa.id yang mana berisi berbagai materi baik dalam bentuk ebook atau pun video pembelajaran.
Dalam kesempatan ini, saya mengajak kepada pembaca sekalian untuk bisa menjadi bagian dari upaya Sedesa.id menghadirkan media pembelajaran bagi insan desa melalui berbagai materi dan video pembelajaran. Berbagi inovasi, gagasan, dan praktik usaha berkelanjutan, dapat kita sebar luaskan agar semakin banyak yang termotivasi dan mendapat manfaat. Lebih lanjut silakan hubungi saya melalui: 085643190105
Kesimpulan
Berbagai upaya dalam meningkatkan kapasitas BUM Desa bisa kita lakukan secara bersama-sama. Baik itu melalui BUM Desa bersama, atau dengan saling dukung yang dilakukan oleh pihak-pihak yang kini menaruh perhatian dan kepentingan terhadap BUM Desa.
Kerja sama dalam menghadirkan akses bagi ilmu dan teknologi untuk BUM Desa juga bisa menjadi cikal bakal lahirnya ekonomi raksasa bernama BUM Desa. Jika semakin banyak ilmu yang tersebar, semakin banyak sahabat desa yang memahami tata kelola BUM Desa yang baik. Maka akan semakin banyak BUM Desa sukses bermunculan.
Demikian pembahasan kali ini mengenai Kerja Sama BUM Desa Untuk Meningkatkan Kapasitas. Semoga pembahasan ini bermanfaat dan menjadi referensi bagi kita semua. Tetap semangat membangun desa. Salam Ari Sedesa.id