Sedesa.id Setiap daerah memiliki ciri khas tersendiri. Ciri ini termasuk dalam hal kegiatan ekonomi lokal. Beragam kegiatan ekonomi lokal berjalan di setiap daerah. Salah satu wadah pertemuan dari kegiatan ekonomi lokal adalah pasar. Jika kita berbicara skala desa maka pasar desa memegang peranan penting sebagai wadah memasarkan hasil kegiatan ekonomi desa.
Produk lokal desa salah satunya adalah kuliner. Indonesia kaya akan ragam budaya dan tradisi, selain itu juga kaya akan warisan kuliner nusantara. Setiap daerah memiliki kuliner yang berbeda sebagai ciri khas masing-masing. Begitu juga setiap desa, memiliki satu ciri khusus terkait makanan. Nah, bagaimana menjadikan kuliner lokal memiliki nilai ekonomi lebih dalam kegiatan desa?
Kekayaan Produk Kuliner Lokal Adalah Aset Berharga
Masih ingat dengan kuliner lokal dan tradisional seperti; gembus, pecel, sate totok, timus, ciwel, intil, dan kawan-kawannya? Di daerah tempat tinggal Anda masih sering Anda jumpai? Atau sudah mulai sulit ditemui keberadaannya?
Tidak dapat dipungkiri memang keberadaan kuliner lokal dan tradisional memang sempat redup, tenggelam dengan beragam kuliner baru yang berkembang di masyarakat, baik kuliner yang berasal dari manca negara, atau kuliner dari buah kreasi dan inovasi warga Indonesia.
Kuliner selalu memiliki pasar tersendiri, apa pun jenis kuliner yang menjadi tema akan memiliki pecintanya. Misalnya, kuliner lokal dan tradisional. Walau terkesan kuno; tapi siapa yang bisa menolak cita rasa dan khas dari kenikmatan yang dihadirkan dalam setiap kecap dan gigitannya?
Belum lagi keberadaan kuliner sebagai bagian dari warisan nenek moyang tentu memiliki nilai lebih yaitu nilai historis dalam kehidupan sosial. Sebuah nilai yang tidak akan lekang oleh waktu, nilai yang harus terus dipedomani dan diwariskan dari generasi ke generasi.
Tentu saja kita tidak ingin kekayaan kuliner lokal hilang tanpa jejak. Tergerus jaman dan ditinggalkan begitu saja. Semua bisa memakan, menikmati, namun tidak semua bisa membuat, mengolah dan menghidangkan. Karenanya perlu adanya upaya melestarikan kuliner lokal.
Upaya melestarikan, menjaga dan mengenalkan kuliner lokal desa ke masyarakat luas, tentu membutuhkan peran kita bersama. Salah satu peran yang dapat diambil adalah dengan menciptakan wadah atau tempat untuk memasarkan produk olahan kuliner lokal desa.
Wadah untuk memasarkan kuliner nusantara bisa berupa pasar kuliner. Jika kita berbicara lokal skala desa maka kita bisa memanfaatkan keberadaan pasar desa. Atau jika memang memiliki modal finansial dan sosial yang cukup, dapat membuat pasar khusus kuliner.
Belajar Dari Pasar Bager Dalam Menjaga Tradisi dan Memasarkan Produk Kuliner Lokal
Berangkat dari keinginan mengembangkan dan mempertahankan nilai-nilai luhur melalui kuliner, menggerakkan warga Desa Cipari untuk membuat satu pasar yang fokus menghadirkan dan mempromosikan kuliner lokal dan tradisional.
Pasar ini dikenal dengan nama Pasar Bager. Nama Bager diambil dari penyatuan nama Jalan Banyu Panas dan Pager Gunung.
Pasar Bager lebih tepatnya terletak di Desa Cipari, Kecamatan Cipari, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Keberadaan Pasar Bagersebagai sebuah pasar dengan barang dagangan utama adalah kuliner tradisional.
Pasar ini, dimulai dari inisiatif pemuda Desa Cipari, untuk menghadirkan satu tempat dalam hal ini pasar yang dapat digunakan sebagai media mempertahankan dan mengembangkan nilai-nilai sosial, serta bermanfaat dan memberikan nilai ekonomi.
Melalui Pasar Bager, upaya melestarikan kuliner lokal dan tradisional dijalankan. Di Pasar ini pengunjung akan menjumpai jajanan dan pangan lokal serta tradisional, yang hari ini banyak sudah tidak kita kenal lagi. Terutama, bagi generasi milenial.
Keberadaan Pasar Bager menjadikan roda perekonomian warga desa kembali berputar, dari banyaknya pengunjung dan transaksi jual beli yang terjadi di Pasar Bager.
Jika Anda berkunjung ke Pasar Bager Anda dapat menjumpai; nasi bakar, ketoprak, timus, jagung bakar, ciwel, intil gembus, pecel, sate totok, dan berbagai macam makanan olahan tradisional. Untuk minuman khas bisa dijumpai adalah badeg (sadapan kelapa), cendol, es tebu, es gosrok, dan berbagai jenis minuman tradisional lainya.
Untr
Untuk masalah harga makanan dan minuman tentu saja tidak akan menguras isi kantong dompet pengunjung. Harga kuliner di Pasar Bager mulai 1.000 hingga 5.000 rupiah.
Jika Anda ingin berkunjung ke Pasar Bager maka Anda perlu menyiapkan waktu khusus, karena pasar ini hanya buka di hari Sabtu dan Minggu Sore. Sebelum pasar dibuka, pada pagi hari Anda dapat berjalan-jalan santai di area ini, dan menikmati berbagai aktivitas warga, misalnya mengikuti olahraga bersama dengan ibu-ibu dari sanggar senam setempat.
Kegiatan Pasar Desa Menjadi Roda Penggerak Ekonomi Bersama
Kegiatan yang dilakukan oleh warga desa melalui Pasar Bager di atas adalah salah satu contoh nyata bagaimana kegiatan pasar dapat dibalut dengan beragam tema, salah satunya kuliner.
Kita mengenal banyak model pasar unik yang lekat dengan nilai tradisi, misalnya di Temanggung ada Pasar Papringgan yang mana melalui pasar desa papringan ini kegiatan ekonomi berjalan dan tetap mengusung pelestarian alam dan tradisi.
Maka, menjadi jelas adanya bahwa keistimewaan yang dimiliki oleh desa hari ini adalah keleluasaan untuk mengembangkan potensi daerah lokal desanya. Salah satu aset penting yang dimiliki desa atau dapat dibuat oleh desa adalah pasar desa.
Pasar desa tentu akan menjadi wadah penggerak ekonomi bersama. Lihat saja di berbagai daerah, keberadaan pasar yang menjadikan pertemuan antara penjual dan pembeli selalu menjadi tumpuan roda ekonomi.
Keberadaan kegiatan pasar desa akan menjadi satu motor penggerak berbagai kegiatan ekonomi di desa.
Adanya pasar desa tentu juga menjadi wadah pemerintah desa atau Badan Usaha Milik Desa untuk benar-benar melihat kegiatan ekonomi di tengah masyarakat.
Menjalankan pasar desa tidak hanya berhenti dalam pasar fisik yang mana penjual dan pembeli bertemu secara langsung. Namun lebih jauh dari itu, keberadaan pasar desa dapat dimaksimalkan.
Sebagai gambaran, ketika desa memiliki pasar desa, kemudian pasar desa dikelola oleh BUMDes. Sebagai unit usaha BUMDes, maka pasar desa tidak boleh hanya berhenti sebagai wadah atau tempat saja. Pengelola harus melakukan berbagai inovasi dan strategi dalam menjalankan pasar desa.
Inovasi dan strategi yang dimaksud misalnya, menjadikan pasar desa sebagai pasar induk untuk menampung hasil panen. Lalu hasil panen dari warga yang terkumpul dapat ditawarkan ke pabrikan dengan skala besar, bisa menjalin kerja sama.
Atau melakukan inovasi terhadap model memasarkan. Tidak hanya melalui pasar offline, namun juga pasar online. Pasar Desa dapat menjalankan pemasaran digital, dengan tim khusus untuk memasarkan produk-produk yang dimiliki warga desa.
Kesimpulan Pembahasan Pasar Desa Wadah Memasarkan Produk Lokal Desa
Pada dasarnya keberadaan kegiatan jual beli di lokal skala desa dapat diinisiasi atau dimotori dari keberadaan pasar desa. Baik dengan melakukan strategi memadukan pasar dan kegiatan wisata, atau menjalankan strategi sebagai pasar induk ‘pengepul’ produk lokal desa. Atau lebih jauh menjadi pemasar tidak hanya dalam pasar langsung namun juga pasar digital.
Desa memiliki potensi luar biasa, salah satu yang menjadi kendala dari kegiatan ekonomi warga desa adalah akses pasar. Maka keberadaan pemerintah desa dan adanya Badan Usaha Milik Desa dapat melihat lebih dalam persoalan yang terjadi. Kemudian memberikan solusi nyata, misalnya dengan memberikan akses pasar.
Ketika akses pasar dapat dibuka, maka kegiatan ekonomi akan berjalan dengan sendirinya. Warga masyarakat desa tidak perlu ‘disuruh’ untuk berwirausaha menciptakan produk, mereka akan dengan sadar menciptakan berbagai produk jika pasar telah terbuka.
Jaminan iklim ekonomi yang stabil dilokal skala desa memang menjadi tugas kita bersama. Bagaimana pun yang namanya kegiatan ekonomi akan saling mempengaruhi. Kondisi daerah dan pusat juga akan memberikan imbas pada kegiatan lokal desa.
Sehingga keberadaan pasar desa dengan berbagai inovasi dan pengelolaan yang profesional, diharapkan sebagai ‘jaminan’ atau setidaknya dukungan dalam upaya menjaga roda ekonomi lokal desa agar terus berjalan.
Nah, bagaimana dengan pasar desa di desa Anda? Apakah sudah berjalan seusai dengan kondisi perekonomian lokal desa? Inovasi apa yang dilakukan? Peran apa saja yang telah diambil oleh pengelola? Semoga pasar desa semakin berkembang dan jaya.
Demikian pembahasan kita kali ini mengenai pasar desa wadah memasarkan produk lokal desa. Jika Anda membutuhkan pelatihan terkait pengelolaan pasar desa, dapat menghubungi sedesa.id, kami siap membantu. Semoga bermanfaat. Salam. Ari Sedesa.id