Sedesa.id Studi kelayakan usaha BUMDes dari aspek pasar dan pemasaran. Setelah kita menemukan ide dan peluang unit usaha yang cocok untuk BUMDes, selanjutnya kita perlu melakukan studi kelayakan usaha BUMDes.
Studi kelayakan usaha BUMDes adalah proses yang menentukan suatu ide usaha berpotensi menjadi usaha yang sukses atau tidak. Sama halnya ketika seseorang ingin membuka usaha, BUMDes pun perlu melakukan studi kelayakan usaha, utamanya yang berkaitan dengan pasar dan pemasaran.
Studi kelayakan usaha BUMDes yang diterapkan secara benar akan menghasilkan laporan komprehensif tentang kelayakan unit usaha yang akan kita realisasikan oleh BUMDes dan dapat mengukur seberapa besar risiko yang mungkin terjadi dari unit usaha BUMDes tersebut. Ukuran dari kelayakan setiap jenis usaha sangat berbeda, misalnya antara usaha jasa dan non jasa. Namun, aspek-aspek yang digunakan untuk menentukan kelayakan sebuah usaha pada dasarnya sama.
Studi kelayakan usaha BUMDes dapat dikaji menggunakan aspek-aspek, seperti: pasar dan pemasaran, teknis dan produksi, manajemen dan keuangan, hukum dan perizinan, lingkungan. Dalam kesempatan kali ini, kita akan membahas mengenai studi kelayakan usaha BUMDes khusus dari aspek pasar dan pemasaran.
Studi Kelayakan Usaha BUMDes Dari Aspek Pasar Dan Pemasaran
Pasar dapat digambarkan sebagai suatu hal yang kompleks. Di dalam pasar terdapat peluang dan ancaman, konsumen dan pesaing, daya beli dan kemudahan, serta parameter lainnya. Dari komponen ini, kemudian dicari dan dilakukan kajian, untuk mengetahui bagaimana ide unit usaha BUMDes kita di pasar. Ingat, yang menjadi penentu sukses tidaknya unit usaha BUMDes adalah adanya pasar dari produk yang akan dibuat.
Kajian terhadap pasar dimaksudkan untuk mengukur apakah ide/ peluang usaha BUMDes yang kita miliki, ada kemampuan untuk diserap dengan baik oleh pasar. Jika ternyata tidak ada peluang laku di pasar, maka ide usaha BUMDes kita bisa dikatakan belum layak. Mari kita ulas studi kelayakan usaha BUMDes dari aspek pasar dan pemasaran di bawah ini:
a. Aspek Kondisi dan Karakteristik Pasar
studi kelayakan usaha BUMDes dari aspek pasar dan pemasaran yang pertama adalah aspek kondisi dan karakteristik pasar. Menjalankan BUMDes, adalah berpikir sebagai pelaku usaha, maka kita perlu mengenali kondisi dan karakteristik tempat yang akan dijadikan pasar atas barang/ jasa yang kita tawarkan. Apakah target yang hendak dituju pasar konsumen, Industrial, reseller, atau pemerintah?
Di era digital seperti saat ini, pelaku usaha juga perlu untuk mengidentifikasi, apakah pasar yang akan dimasuki memiliki karakteristik: monopoli, oligopoli, persaingan sempurna atau monopolistik? Karakteristik pasar ini harus kita ketahui sejak awal. Agar dalam perjalanannya unit usaha BUMDes dapat membuat peta jalan yang benar menuju tujuan.
Selain itu, juga kita pikirkan bagaimana peluang pasar di ranah digital. Bagaimana kondisi pasar digital dari produk atau jasa yang kita tawarkan, juga karakteristik dari konsumen kita di ranah digital. Apakah ada pelanggan / peluang pasar di ranah digital, atau belum. BUMDes sudah saatnya going digital.
b. studi kelayakan usaha BUMDes Aspek Permintaan Konsumen
studi kelayakan usaha BUMDes dari aspek pasar dan pemasaran selanjutnya adalah aspek permintaan konsumen. Selalu ada relasi antara pelaku usaha yaitu produk dan permintaan pasar atau konsumen. Relasi yang dibangun melalui penawaran dan permintaan atas barang/jasa. BUMDes sebagai produsen, ketika melakukan penawaran perlu untuk mengarahkan minat konsumen.
Bagaimana menciptakan ketertarikan konsumen untuk membeli barang atau jasa yang unit usaha BUMDes tawarkan? Pada dasarnya dapat kita lakukan dengan mempengaruhi dengan berbagai faktor, seperti: harga barang/ jasa yang ditawarkan, porsi pendapatan untuk dibelanjakan, selera, ketersediaan/stok, akses, serta harga barang/ jasa yang memiliki hubungan substitusi (barang pengganti) dan komplementer (barang pelengkap).
Dengan kita pengaruhi melalui faktor-faktor tersebut, dan melihat jumlah permintaan dan penawaran yang berlangsung di pasar saat ini dapat dijadikan dasar untuk mengetahui struktur pasar atas barang/ jasa. Pengelola BUMDes perlu melihat dengan jeli data permintaan konsumen ini, untuk menentukan keberlanjutan dari produk unit usaha BUMDes di pasar.
c. studi kelayakan usaha BUMDes Aspek Produk Sejenis Maupun Substitusinya
Pengelola BUMDes perlu untuk melihat secara mendalam keberadaan produk sejenis maupun substitusinya di pasaran. Cara mengidentifikasi produk sejenis, hal pertama yang perlu dilakukan adalah membagi pasar menjadi beberapa kelompok pembeli yang berbeda (market segmentation).
Variabel utama yang digunakan untuk melakukan segmentasi pasar meliputi: geografis (Provinsi/Kabupaten/Kecamatan, iklim, bangsa), demografis (umur, jenis kelamin, pendapatan, pekerjaan, pendidikan), psikografis (kelas sosial, gaya hidup), dan perilaku (kebiasaan, respons atas barang/jasa) (Philip Kotler, 1997).
Segmentasi pasar dapat dilanjutkan dengan memilih salah satu pasar sebagai target (market targeting) berdasarkan data penjualan terakhir, proyeksi laju pertumbuhan, dan margin laba. Selanjutnya membangun dan mengkomunikasikan keunggulan barang/ jasa kepada konsumen (market positioning).
Khusus dalam hal ini, BUMDes perlu melihat secara mendalam, jangan sampai kehadiran BUMDes menjadi pesaing bagi usaha yang sudah ada di masyarakat. Keberadaan BUMDes harus memberi solusi dan manfaat, dalam hal ini lihatlah keberadaan usaha sejenis sebagai mitra BUMDes.
BUMDes dapat hadir dengan melengkapi atau menyelesaikan persoalan yang tengah dihadapi oleh pelaku usaha di desa. Misalnya di dalam hal memasarkan produk, atau menyediakan bahan baku dan lain sebagainya.
d. Harga Pasaran dan Daya Beli Konsumen
Studi Kelayakan Usaha BUMDes adalah harga pasaran dan daya beli. Berbicara pasar, tentu berbicara harga dan daya beli. Pengelola BUMDes perlu menetapkan harga jual barang/ jasa unit usaha BUMDes sesuai dengan kondisi di pasar dan daya beli dari target pasar BUMDes. Karenanya pengelola BUMDes perlu memperhatikan kemampuan masyarakat dalam membelanjakan uangnya.
Ketika BUMDes akan menetapkan harga, maka pengelola BUMDes perlu untuk melakukan pendekatan untuk mengukur daya beli masyarakat, yaitu dengan mengukur tingkat pendapatan (income) dengan pendapatan yang belum dibelanjakan (disposable income).
Perlu digaris bawahi dalam upaya mengukur daya beli, tidak ada ukuran yang pasti. Sehingga kecermatan dalam memperhatikan tren konsumsi masyarakat dan harga barang/ jasa yang telah ada sebelumnya turut menentukan kesuksesan penjualan. Pengelola BUMDes dituntut cermat dan peka dalam hal ini.
Di era digital seperti saat ini, kita bisa melihat bagaimana permintaan pasar, bagaimana harga yang diinginkan pasar, dan seperti apa kemampuan pasar untuk membeli sebuah produk. Terdapat berbagai alat untuk melihat hal tersebut. Salah satu cara untuk melihat tren konsumsi masyarakat adalah memanfaatkan Google Trends. Pengelola BUMDes dapat mempelajari Google Trends untuk mengamati pasar.
e. Aspek Strategi Pemasaran yang Tepat
Beberapa hal yang menjadi penentu keberhasilan dalam pemasaran yaitu desain barang/ jasa (merek, logo, moto, kemasan, label), tinggi/ rendah/ kesetaraan harga dan kualitas barang/ jasa terhadap pesaing, pemilihan lokasi dan distribusi barang/ jasa (jarak, akses, jumlah pesaing), dan sarana promosi langsung/ tidak langsung (iklan, tenaga sales, publikasi, penjualan pribadi).
Penentu keberhasilan tersebut di sebut sebagai strategi pemasaran ketika pengelola BUMDes mampu mengombinasikan dengan baik. Kemampuan pengelola BUMDes sebagai pelaku usaha dalam membuat strategi pemasaran akan menjadi penentu, diterima atau tidaknya barang atau jasa kita di pasar.
Strategi yang tepat, kombinasi yang tepat dari setiap aspek produk, akan menjadikan produk unit usaha BUMDes menang di pasar.
Tapi ingat, pesaing kita pun melakukan hal yang sama. Mereka juga memiliki strategi pemasaran. Sehingga, pengelola BUMDes perlu melakukan serangkaian riset terlebih dahulu untuk mendapatkan strategi yang tepat bagi produk dan pasar kita.
f. Aspek Prediksi Penjualan
Studi Kelayakan Usaha BUMDes selanjutnya adalah melakukan prediksi penjualan. Tahapan-tahapan yang dilakukan untuk melakukan prediksi penjualan meliputi: pengumpulan data primer (survei)/ sekunder (buku, jurnal), pengolahan data (tabulasi), penentuan metode berdasarkan atas faktor-faktor perubahan ekonomi, politik, atau pun sosial dan dilanjutkan dengan proyeksi data, serta pengambilan keputusan terkait perencanaan jangka panjang/ pendek terkait produksi, keuangan, dan penjualan.
Kajian terhadap aspek pasar dan pemasaran dilakukan untuk menegaskan bahwa usaha yang dijalankan berpotensi mengalami peningkatan penjualan hingga menghasilkan keuntungan, mampu mengatasi persaingan dan menguasai pasar, menaikkan nilai jual barang/ jasa di pasaran, serta menjawab kebutuhan konsumen.
Kesimpulan Studi Kelayakan Usaha BUMDes Dari Aspek Pasar Dan Pemasaran
Tentu sebagai pelaku usaha kita perlu melakukan studi kelayakan usaha BUMDes terlebih dahulu sebelum memutuskan menjalankan usaha atau melepas produk ke pasar. Penting bagi kita memahami bagaimana kelayakan usaha dilihat dari berbagai aspek, salah satunya dari aspek pasar dan pemasaran.
Apa yang telah kita bahas di atas dapat dilakukan satu persatu sebelum kita memutuskan melepas produk ke pasaran. Bagaimana pun ketika usaha kita telah berdasarkan data dan studi kelayakan secara langsung, maka kita bisa memastikan dan melihat ke depan. Jika pun ada kegagalan, kita sudah mengetahui cara mengatasinya dan telah memprediksi sejak awal.
Demikian pembahasan kali ini mengenai Studi Kelayakan Usaha BUMDes Dari Aspek Pasar Dan Pemasaran semoga bermanfaat dan dapat memberi sedikit gambaran bagi sahabat sekalian. Semoga bermanfaat. Salam. Ari Sedesa.id