Sedesa.id Tren Desa Wisata menunjukkan kemajuan yang semakin baik. Jika melihat 5 taun ke belakang, keberadaan desa wisata hari ini sudah semakin baik. Berbagai destinasi wisata desa yang ditawarkan sudah menjadi bagian yang menjad ‘daya tarik’ tidak hanya wisatawan lokal namun juga manca negara.
Pariwisata desa atau desa wisata semakin populer sebagai destinasi alternatif yang menawarkan pengalaman unik dan autentik. Wisatawan tidak lagi hanya mencari tempat yang ramai dan bersifat komersial, namun juga mencari pengalaman yang mendalam dan berkesan dalam mengeksplorasi kehidupan dan budaya lokal.
Dalam beberapa tahun terakhir, tren pariwisata desa telah mengalami peningkatan yang signifikan, dengan munculnya berbagai inovasi dan konsep baru dalam pengelolaan destinasi wisata di pedesaan. Berikut adalah beberapa tren desa wisata terbaru dalam pariwisata desa yang patut diperhatikan oleh pengelola pariwisata dan wisatawan:
1. Desa Ramah Lingkungan
Kepedulian terhadap kelestarian lingkungan semakin mempengaruhi minat wisatawan. Muncul permintaan akan desa wisata yang mengadopsi prinsip-prinsip ekowisata dan gaya hidup ramah lingkungan. Salah satu contohnya adalah Desa Wisata Nglanggeran di Yogyakarta. Desa ini bukan hanya menawarkan keindahan alam yang memukau, tetapi juga berkomitmen untuk menjaga lingkungan sekitar dengan memanfaatkan sumber daya lokal secara berkelanjutan. Mereka mengelola sampah dengan baik, menggunakan energi terbarukan, dan bahkan menawarkan pengalaman menanam pohon bagi wisatawan sebagai bagian dari upaya reboisasi.
Selain Desa Wisata Nglanggeran, ada juga Desa Penglipuran di Bali yang dikenal sebagai salah satu desa adat terbersih di Indonesia. Desa ini memiliki komitmen yang kuat untuk melestarikan lingkungan alam dan budaya lokal mereka. Wisatawan yang berkunjung ke Desa Penglipuran dapat melihat secara langsung bagaimana masyarakat desa bekerja sama untuk menjaga kebersihan dan keindahan desa mereka.
Di samping itu, Desa Sampireun di Garut juga merupakan contoh lain dari desa wisata yang ramah lingkungan. Desa ini menawarkan konsep penginapan tradisional yang dibangun dengan memanfaatkan material alami seperti bambu dan kayu, sehingga memberikan pengalaman menginap yang dekat dengan alam sekaligus ramah lingkungan.
2. Tren Desa Digital
Kemajuan teknologi juga membawa dampak pada tren pariwisata desa. Beberapa desa mulai mengintegrasikan teknologi dalam penawaran wisatanya. Contohnya adalah Desa Pentadio di Bali yang telah mengembangkan aplikasi wisata lengkap. Aplikasi ini tidak hanya menawarkan virtual tour, tetapi juga permainan edukasi berbasis augmented reality (AR) tentang budaya lokal, serta sistem reservasi daring yang memudahkan wisatawan untuk merencanakan kunjungan mereka.
Tidak ketinggalan, Desa Cihideung Udik di Bogor juga telah mengadopsi konsep Desa Wisata Cyber. Mereka menyediakan fasilitas coworking space dan internet cepat bagi wisatawan yang membutuhkan akses internet selama menginap di desa.
Anda bisa mempelajari berbagai hal mengenai Desa Digital dengan membaca tulisan-tulisan saya sebelumnya:
– Menuju Desa Digital Apa Persiapan Kita?
– Inovasi Desa Digital Pelayanan Satu Menit Desa Triharjo
– Ini Dia Desa Digital Pertama di Indonesia
– BUMDes Digital Solusi Desa Di Saat Krisis
3. Tren Desa Wisata Petualangan di Pedesaan
Tren untuk melarikan diri dari hiruk pikuk kota dan mencari pengalaman petualangan di alam terbuka semakin kuat. Banyak desa wisata yang menawarkan berbagai kegiatan luar ruang seperti arung jeram, berkemah, bersepeda gunung, dan mendaki gunung. Contohnya adalah Desa Wisata Pujon Kidul di Malang atau Desa Wisata Cisande Sukabumi. Desa ini mengembangkan berbagai jenis wisata petualangan, mulai dari outbound, lintas alam, hingga wisata air di sungai dan air terjun yang ada di sekitar desa.
Pengalaman berwisata petualangan di desa Wisata Pujon Kidul tidak hanya menawarkan kesempatan untuk menikmati keindahan alam pedesaan yang masih alami, tetapi juga untuk merasakan adrenalin melalui berbagai kegiatan outdoor yang menantang. Wisatawan dapat mencoba rafting di Sungai Brantas, bersepeda menembus hutan pinus, atau bahkan mendaki Gunung Welirang yang berlokasi tidak jauh dari desa.
4. Tinggal di Rumah Penduduk
Untuk mendapatkan pengalaman autentik tentang kehidupan pedesaan, wisatawan kini cenderung memilih untuk menginap di rumah-rumah penduduk desa. Salah satu contohnya adalah Desa Candirejo di Magelang. Di sini, wisatawan dapat tinggal bersama warga setempat dan ikut serta dalam berbagai aktivitas sehari-hari mereka. Selain menikmati panorama desa yang memukau, wisatawan juga dapat merasakan langsung budaya dan kuliner khas setempat.
Dengan menginap di rumah-rumah penduduk desa, wisatawan memiliki kesempatan yang lebih besar untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat lokal dan memahami lebih dalam tentang kehidupan dan budaya mereka. Selain itu, pengalaman menginap di rumah penduduk desa juga memberikan dampak positif bagi ekonomi lokal, karena sebagian dari biaya akomodasi akan langsung mengalir ke kantong masyarakat setempat.
Tren Desa Wisata dengan tawaran tinggal di rumah penduduk juga menjadi salah satu dari 10 Peluang Usaha Sampingan Di Desa Yang Menguntungkan
5. Desa Wisata Tematik
Semakin banyak desa wisata yang mengunggulkan tema dan ciri khas tersendiri. Misalnya Desa Wisata Kerajinan Bambu di Bali, Desa Wisata Kuliner Lembang di Bandung, atau Desa Wisata Berbasis Kopi di Kali BiruYogyakarta yang mengandalkan sentra produksi kopi lokal. Desa-desa ini mengembangkan semua aspek pariwisata berdasarkan satu tema sentral, sehingga menawarkan pengalaman wisata yang unik dan berkesan bagi pengunjung.
Desa Wisata Kerajinan Bambu di Bali, misalnya, menawarkan berbagai produk kerajinan bambu berkualitas tinggi yang dibuat secara tradisional oleh masyarakat setempat. Wisatawan dapat melihat langsung proses pembuatan kerajinan bambu, mulai dari memilih bahan baku hingga proses finishing. Selain itu, wisatawan juga dapat mencoba langsung untuk membuat kerajinan bambu dengan bimbingan para pengrajin lokal.
Kesimpulan
Dengan adanya berbagai tren tersebut, pengelolaan pariwisata desa perlu terus ditingkatkan. Mulai dari pelestarian lingkungan dan budaya, pemberdayaan masyarakat lokal, standarisasi produk dan layanan, hingga pemanfaatan teknologi untuk menunjang kegiatan pariwisata. Diperlukan kerja sama yang baik antara pemangku kepentingan seperti pemerintah, pengelola desa wisata, pelaku usaha, dan masyarakat sekitar agar potensi besar pariwisata desa di Indonesia dapat dimaksimalkan dengan tetap menjaga kelestariannya.
Demikian pembahasan kali ini mengenai Tren Desa Wisata Terbaru yang Semakin Diminati. Dukung Terus Desa Wisata. Wisata di Indonesia Aja. Semoga bermanfaat. Terima kasih. Salam. Ari Sedesa.id