• Call: +6285643190105
  • E-mail: sapasedesa@gmail.com
  • Login
  • Register
Education Blog
  • Desa
    • Koperasi
    • BUMDes
    • Peluang Usaha
    • Materi dan Publikasi
  • Digital Marketing
  • Nalara Kopi
  • Sedesa TV
  • Layanan
    • Pelatihan Wisata Berkelanjutan
    • Pelatihan Pasar Rakyat
No Result
View All Result
sedesa.id
No Result
View All Result
Home PUSTAKA BUMDes

Menyelesaikan Persoalan Sampah Di Desa Menjadi Bernilai Ekonomi

Ryan Ariyanto by Ryan Ariyanto
Agustus 28, 2020
in BUMDes, Desa
0
Bagaimana cara Menyelesaikan Persoalan Sampah Di Desa? Salah satunya dapat dilakukan dengan Bank Sampah, atau dengan Unit usaha BUMDes sampah

Bagaimana cara Menyelesaikan Persoalan Sampah Di Desa? Salah satunya dapat dilakukan dengan Bank Sampah, atau dengan Unit usaha BUMDes sampah

Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsappShare on TekegranShare on Tekegran

Sedesa.id Sampah menjadi persoalan besar jika diabaikan. Persoalan sampah tidak hanya terjadi di perkotaan dan daerah padat penduduk saja, namun juga di desa. Persoalan sampah ini tidak lain karena keberadaan tempat penampungan sampah yang kurang. Juga karena kesadaran akan lingkungan yang bersih masih rendah. Bagaimana Menyelesaikan Persoalan Sampah Di Desa menjadi bernilai ekonomi?

Kita bisa melihat di berbagai daerah persoalan sampah menjadi persoalan yang serius. Dampak dari keberadaan sampah pun tidak main-main, bisa menyebabkan persoalan besar seperti banjir misalnya. Lalu juga dapat menyebabkan persoalan kesehatan.

RelatedPosts

Perbedaan BUMDes dan Koperasi: Mana yang Cocok untuk Desa Anda?

Potensi Produk Pertanian Desa

Menggerakkan Ekonomi Desa: Cerita Sukses BUMDes Binangun Jati Unggul

Di desa, persoalan sampah sering kali belum menjadi prioritas. Namun kita dapat belajar dari berbagai desa yang sudah memiliki fokus dalam pengelolaan sampah. Misalnya kita bisa belajar dari BUMDes Pandowoharjo, yang mana BUMDes ini memiliki unit usaha pengelolaan sampah.

Atau kita juga bisa belajar dari inovasi yang dilakukan oleh warga desa. Inovasi yang memberikan solusi dari keberadaan sampah di desa atau daerah tinggal mereka. Memang setiap persoalan atau masalah, akan menemukan solusi dan inovasi, tentu saja dapat memberi nilai ekonomi.

Budidaya Lalat Solusi Masalah Sampah

Apa yang ada di benak Anda ketika mendengar tentang lalat? Apakah Anda memiliki bayangan jika lalat dapat menghasilkan nilai ekonomi? Bagaimana cara berternak lalat? Dan apa pendapat Anda jika mendengar ada Kampung Lalat?

Pasti beragam gambaran dan pendapat yang muncul di benak Anda, akan tetapi jika Anda berkunjung ke Desa Grumbul Larangan, Anda akan melihat bagaimana Budidaya Lalat Hitam menjadi usaha warga di sana.

Desa Grumbul Larangan terletak di Desa Sokawera, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Desa Grumbul Larangan memiliki julukan sebagai Desa Laler, laler dalam bahasa lokal setempat berarti lalat. Di desa ini, sebagian warga berkegiatan ekonomi dengan melakukan budidaya lalat hitam, atau Black Solider Fly.

Awal mulai ide budidaya lalat ini, dikarenakan perlunya menjaga ekosistem lingkungan terhadap sampah organik yang ada di desa. Keberadaan sampah, dapat diurai oleh lalat hitam, dan ternyata lalat hitam memiliki nilai ekonomi. Tidak main-main, harga satu kilo gram telur lalat hitam bisa menembus angka Rp. 10.000.000,- sebuah harga yang sangat fantastis tentunya.

Ketika Anda memasuki Desa Grumbul, yang dikelan sebagai desa laler, Anda akan menjumpai kandang berwarna hijau yang terbuat dari bahan jaring atau kelambu, sebagai tempat budidaya lalat. Di media atau kandang tersebut, lalat hitam akan berkembang biak.

Namun, jangan dikira lalat yang dapat dibudayakan adalah lalat sembarangan. Budidaya lalat hitam secara fisik berbeda dengan lalat-lalat yang dijumpai di tumpukan sampah atau tempat kotor yang biasa dikerumuni sampah. Ciri fisik pada lalat hitam lainnya yaitu warna hitam membalut hampir semua tubuh lalat. Secara ukuran jauh lebih panjang dan besar dibanding lalat biasa.

Budidaya Lalat Kegiatan Ekonomi  Bersama Warga Desa

Dalam melakukan budidaya lalat, terbilang cukup mudah, hal ini kemudian menjadikan warga desa berminat dan tidak mengalami kendala dalam melakukan budidaya, selain juga lalat hitam sangat bermanfaat dalam mengurai sampah, sehingga persoalan sampah teratasi secara organik atau alami.

Di Desa Grumul saat ini, setidaknya sudah terdapat 50 kepala keluarga yang membudidayakan lalat hitam. Kegiatan budidaya ini pada akhirnya membawa dampak secara ekonomi dan ekologi.

Untuk modal yang dikeluarkan sangat murah karena pakannya dari sampah organik, yang merupakan sisa dari makanan warga, atau bisa dibilang di dapat secara gratis.

Dalam menjalankan usaha budidaya lalat hitam, warga tidak perlu kawatir akan kegagalan atau turunnya harga. Karena, nilai ekonomi adalah bonus dalam budidaya lalat, hal utama yang menjadi titik perhatian adalah terpecahkannya persoalan sampah, sehingga lingkungan mereka tetap bersih secara organik.

Dalam rencana jangka menengah, Warga Desa Grumbul Larangan telah merencanakan pendirian bank sampah. Bank sampah ini, akan memfasilitasi kegiatan masyarakat, dan pendapatan akan digunakan untuk pendidikan. Tidak heran, jika kemudian melalui dana yang tersedia, dapat mengantar warga desa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Dari sini, kita dapat kembali belajar bagaimana pentingnya inovasi dan kemampuan menyelesaikan persoalan lingkungan sosial-ekonomi di desa. Permasalahan yang ada dapat diselesaikan dengan membuat inovasi yang menghasilkan dan memiliki nilai ekonomi.

Menyelesaikan Persoalan Sampah Di Desa Agar Bernilai Ekonomi

Kisah inspiratif dari inovasi dan inisiasi yang dilakukan warga desa di atas tentu patut kita tiru. Bagaimana menyelesaikan persoalan sampah dengan solusi yang menghasilkan atau mendatangkan manfaat ekonomi, dengan budidaya lalat.

Persoalan sampah tidak boleh dianggap sepele, oleh sebab itu perlu adanya tindakan nyata sejak awal. Seperti halnya dengan menjadikan berbagai kegiatan yang dapat menghasilkan nilai ekonomi, baik itu dengan membuat Bank Sampah, atau menjadikan unit usaha BUMDes sampah, atau dengan kegiatan budidaya seperti di atas.

Pada dasarnya upaya menyelesaikan persoalan sampah perlu dilakukan kajian yang mana dapat menghasilkan manfaat. Sehingga kegiatan dari menyelesaikan persoalan sampah memberi nilai ekonomi.

Jika menyelesaikan hanya sekedar membuang, menumpuk sampah di tempat pembuangan, maka belum pada solusi akhir.

Penumpukan pada pembuangan akhir pada saatnya juga akan over kapasitas. Maka perlu adanya berbagai kegiatan yang menjadikan sampah kembali memiliki nilai ekonomi. Kegiatan ini dapat dilakukan oleh kelompok, atau pun unit usaha BUMDes.

Demikian pembahasan kali ini mengenai Menyelesaikan Persoalan Sampah Di Desa Agar Bernilai Ekonomi. Semoga pembahasan ini memberikan referensi dan juga motivasi, untuk tetap semangat dalam membangun dan mengembangkan desa. Salam. Salam. Ari Sedesa.id

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X

Terkait

Tags: BUMDes SuksesContoh Unit Usaha BUMDesDana Desa
Previous Post

Pasar Desa Wadah Memasarkan Produk Lokal Desa

Next Post

Peluang Usaha Untuk Penulis Pemula dan Profesional

Ryan Ariyanto

Ryan Ariyanto

Ryan Ariyanto aktif berkegiatan untuk desa, pemberdayaan masyarakat dan dunia digital marketing. Selain aktif mengelola sedesa.id, juga sebagai Peneliti Lepas Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan UGM. Saat ini bekerja sebagai Analis Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka - Kampus Merdeka Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Related Posts

sedesa.id perbedaan BUMDes dan Koperasi
BUMDes

Perbedaan BUMDes dan Koperasi: Mana yang Cocok untuk Desa Anda?

by Ryan Ariyanto
Mei 14, 2025
0

Sedesa.id Setidaknya sejak 10 tahun terakhir Desa telah berjuang dalam kemandirian ekonomi melalui keberadaan Badan Usaha Milik Desa atau BUMDes,...

Read moreDetails
Unit Usaha BUMDes Hasil Pertanian
Desa

Potensi Produk Pertanian Desa

by Ryan Ariyanto
April 4, 2025
0

Sedesa.id Desa merupakan wilayah yang sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai petani. Sektor pertanian merupakan tulang punggung perekonomian desa, karena berperan...

Read moreDetails
Menggerakkan Ekonomi Desa: Cerita Sukses BUMDes Binangun Jati Unggul
Berita Desa

Menggerakkan Ekonomi Desa: Cerita Sukses BUMDes Binangun Jati Unggul

by Ryan Ariyanto
Oktober 21, 2024
0

Sedesa.id Di sebuah desa kecil bernama Jatirejo, Kulon Progo, ada cerita yang mampu menginspirasi banyak orang tentang bagaimana pembangunan desa...

Read moreDetails

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Archive

Most commented

Kolaborasi Koperasi Merah Putih, UMKM, dan BUMDes untuk Dorong Ekonomi Desa

Peran Koperasi Desa dalam Ketahanan Pangan dan Kesehatan Masyarakat

Sistem Monitoring dan Evaluasi Koperasi Desa Merah Putih

Pendanaan Koperasi Desa Merah Putih: Dari APBN hingga Dana Desa, Siapa Bayar Apa?

Struktur Organisasi Koperasi Desa Merah Putih: Siapa Mengatur, Siapa Diawasi?

Jenis Usaha Koperasi Desa Merah Putih: Jangan Hanya Simpan Pinjam

Seedbacklink
Banner BlogPartner Backlink.co.id
  • About us
  • Terms of service
  • Privacy Policy
Call us: 085643190105

Sedesa.id © 2025

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Desa
    • Koperasi
    • BUMDes
    • Peluang Usaha
    • Materi dan Publikasi
  • Digital Marketing
  • Nalara Kopi
  • Sedesa TV
  • Layanan
    • Pelatihan Wisata Berkelanjutan
    • Pelatihan Pasar Rakyat

Sedesa.id © 2025

Eksplorasi konten lain dari sedesa.id

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca