Sedesa.id Mengatasi Masalah Keberlanjutan BUMDes. Badan Usaha Milik Desa atau BUMDes kini telah menjadi pemain baru dalam ekonomi desa. Sebagian besar harapan desa perihal ekonomi, kini ditumpukan pada BUMDes.
Ini tidak berlebihan, karena BUMDes jika dikelola dengan serius akan mampu menjadi roda ekonomi desa. Persoalannya kemudian adalah, sering kali BUMDes kemudian mati suri, atau tidak adanya keberlanjutan. Bagaimana mengatasi masalah keberlanjutan BUMDes?
Modal Menjadi Masalah Keberlanjutan?
Salah satu permasalahan klasik dari industri dan produksi yang ada di Desa adalah permasalahan dukungan permodalan, fasilitas dan pemasaran.
Masalah ini, pada akhirnya yang akan menjadi penghalang keberlanjutan dari bisnis yang dijalankan oleh BUMDes. Karenanya, menjadi penting adanya fokus dalam menyelesaikan dan mengantisipasi munculnya permasalahan tersebut.
BUMDes yang masih dalam tahap pendirian dan perintisan, tentu masih sangat butuh sentuhan, butuh pembinaan, butuh pengawasan. Hal ini, agar jangan sampai BUMDes hanya menjadi sebuah Project atau kegiatan tahunan yang hanya akan bertahan selama 1 tahun, demi berjalannya project, kemudian di tahun depannya tidak dianggarkan sehingga akan mati suri dengan sendirinya.
Jika permasalahan keberlanjutan berasal dari permodalan atau dana, maka dalam hal ini keberadaan Dana Desa telah mampu sedikit banyak menjawab persoalan tersebut. Akan tetapi tentu masih perlu disiapkan sokongan-sokongan atau sumber daya lain di luar penyertaan modal yang berasal dari dana desa.
Dana desa, dapat dimaknai sebagai dana stimulus awal, sebagai pendorong berdirinya dan operasional awal BUMDes, bukan untuk selamanya mendapatkan dana dari Pemerintah, maka BUMDes yang baik dan berhasil adalah BUMDes yang bisa mandiri dan mendapatkan dana sendiri.
Bagaimana caranya BUMDes bisa mendapatkan modal dengan tidak bergantung dana Pemerintah, hal ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, misalnya:
1. Kerja sama dengan perusahaan menengah dan besar sebagai bapak angkat, dengan bantuan uang muka.
2. Kemitraan dengan BUMN dan Swasta melalui dana CSR.
3. Pembiayaan KUR.
Keberlanjutan BUMDes Tergantung Pada Kemampuan Pengelolaan
Selanjutnya, keberlanjutan BUMDes sangat bergantung pada kemampuan pengelolaan organisasi, karena BUMDes berada dalam situasi yang membutuhkan tata kelola untuk menjadi organisasi bisnis sosial.
Jika aspek sosial menjadi titik berat BUMDes, maka perlu disadari jika prinsip gotong royong dan kesukarelaan membutuhkan komitmen yang kuat untuk mengikat pihak-pihak yang mengelola BUMDes.
Di sisi lain, jika BUMDes akan diarahkan menjadi organisasi bisnis profesional, kemungkinan akan mengakibatkan pola relasi yang bersifat transaksional dan menyebabkan rendahnya rasa memiliki pada modal sosial yang membentuk BUMDes.
Selain tentu, masih ada persoalan keberlanjutan yang bersifat politik atau pengaruh dari kebijakan yang ada. Misalnya, ketika terjadi pergantian menteri dan Presiden, BUMDes harus tetap berjalan, harus tetap berlanjut, karena BUMDes adalah milik desa , bukan kementerian desa, kemajuan dan keberhasilan BUMDes tergantung dari Desa sendiri.
Demikian pembahasan kali ini mengenai Mengatasi Masalah Keberlanjutan BUMDes. Semoga pembahasan kali ini bermanfaat. Tetap semangat membangun desa, menumbuhkan BUMDes. Salam. Ari Sedesa.id