Sedesa.id Tahun 2020 menjadi berbeda bagi mahasiswa yang akan melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) karena tidak seperti KKN sebelumnya yang berjalan secara langsung, tahun ini KKN berlangsung secara daring. Melalui catatan penulis ini saya ingin berbagai pengalaman sebagai pemateri dalam kegiatan KKN Daring, salah satunya bersama Universitas Mercu Buana Yogyakarta.
Pertama kali mendengar kabar bahwa kementerian mewajibkan pelaksanaan kegiatan KKN secara daring atau biasa kita menyebut KKN Online, tentu saja saya mendukung keputusan tersebut. Karena kita tahu kondisi dari pandemi yang belum mereda.
Bagi saya sesuatu yang baru dan berbeda adalah hal yang menarik. Kegiatan KKN yang semula berlangsung secara langsung dan sudah ada template atau panduan yang dapat menjadi contoh dari setiap angkatan. Maka angkatan KKN 2020, atau bisa disebut KKN Covid dan KKN Online ini adalah angkatan KKN yang berbeda.
Kegiatan KKN Daring tentu menjadi lebih menarik, tergantung bagaimana kita memaknainya. Tidak hanya tentang bagaimana mahasiswa memikirkan berbagai rencana program kerja, namun juga kesiapan Dosen Pembimbing Lapangan yang tentu saja harus berbenah, menjadi ramah terhadap perubahan.
Perubahan paling nyata adalah media yang akan digunakan. Bagaimana kegiatan dan program kerja KKN harus dilakukan secara jarak jauh alias secara daring atau online. Menjadi menarik bagi bagaimana mahasiswa KKN online dalam memilih kegiatan atau program kerja yang bisa sesuai dengan kondisi. Maka menjadi pertanyaan adalah apa yang bisa menjadi kegiatan KKN Daring?
Catatan Kegiatan KKN Daring
Sejak dimulainya kegiatan KKN Daring, saya cukup banyak terlibat menjadi pengisi atau pemateri kegiatan KKN daring. Baik untuk memberikan pembekalan bagi Dosen Pembimbing Lapangan Kegiatan KKN Daring, juga langsung terlibat memberikan bimbingan teknis untuk para mahasiswa peserta KKN Daring.
Dalam kesempatan lain, saya juga sering diminta untuk mengisi kegiatan KKN Daring untuk materi digital marketing. Khusus kegiatan ini, maka saya langsung menyampaikan materi kepada masyarakat desa lokasi KKN Daring. Cukup menarik bagi saya, bagaimana warga desa mau terlibat dalam model kegiatan KKN daring. Dalam pelaksanaan menjadi catatan saya sebagai berikut:
- Jaringan Internet
- Kemudahan Platform
- Peralatan Pendukung
- Fokus
- Pengelolaan Kegiatan Online
Jaringan Internet menjadi modal penting dalam pelaksanaan KKN Daring, ini harus dikomunikasikan tidak hanya bagi mahasiswa KKN namun juga bagi warga masyarakat Desa tujuan KKN. Karena ketika desa tujuan KKN Online tersebut jaringan internet masih sulit, tentu akan ada kendala ketika pelaksanaan KKN Daring yang sifatnya seperti model webinar menggunakan aplikasi seperti Zoom, Google Meeting dan lain sebagainya.
Kemudahan Platform KKN Daring, ini tentu berhubungan dengan poin pertama. Ketika jaringan internet stabil, bisa saja mengadakan KKN Daring dengan memanfaatkan aplikasi seperti Zoom atau Google Meeting. Selain itu peserta juga harus paham bagaimana menggunakan aplikasi tersebut. Jangan sampai kegiatan tidak kondusif karena hal-hal teknis, misalnya pemateri sedang menyampaikan materi tetapi microphone peserta masih menyala, sehingga suara menjadi tidak karuan.
Peralatan pendukung, ini harus dikomunikasikan sejak awal. Komunikasi antara mahasiswa KKN dengan warga desa. Apakah desa sudah ada peralatan pendukung KKN Daring? Misalnya nanti akan ada kegiatan membuat desain, membuat website desa wisata, branding produk, pemasaran online. Perlu diperjelas sejak awal, agar program atau kegiatan KKN Daring dapat sesuai.
Poin 4 dan 5; KKN daring membutuhkan fokus dan kepandaian dalam mengelola kegiatan online. Ini penting, saya selalu wanti-wanti kepada DPL juga mahasiswa ketika workshop atau pembekalan KKN Daring.
Pengalaman Berbeda Kegiatan KKN Daring Bersama Universitas Mercu Buana
Kegiatan KKN Daring akan mudah dalam pelaksanaan ketika terlengkapi dukungan jaringan, platform dan peralatan. Misalnya untuk mengadakan sebuah pelatihan desain produk, bisa secara langsung mengadakan workshop bagi warga desa melalui Zoom, Google Meeting. Namun bagaimana ketika Desa tujuan KKN Daring belum mendukung sepenuhnya untuk kegiatan KKN Daring?
Gerak cepat, dan mencari solusi terbaik untuk setiap persoalan tentu saja wajib menjadi cara berpikir mahasiswa. Ini yang saya lihat bagaimana Kelompok KKN Daring Universitas Mercu Buana lakukan. Mereka mencoba berbagai cara agar KKN Daring mereka dapat berlangsung sesuai rencana dan menghasilkan output yang baik bagi warga desa.
Maka, ketika mengalami berbagai persoalan teknis, langkah-langkah cepat pun dilakukan. Desa tujuan KKD Daring susah sinyal, kebutuhan pelatihan kemudian dengan memproduksi video pembelajaran dan praktik langsung dari setiap program kerja yang ada.
Maka, saya pun diminta untuk membuat video mengenai Digital Marketing lengkap dengan praktik penggunaannya. Ini menarik karena jika menggunakan Zoom, Google Meeting saya bisa langsung tahu apakah mereka paham, atau ada pertanyaan. Nah ketika tidak ada interaksi ini, maka video harus dibuat sedetail mungkin, dan semudah mungkin agar dapat dipahami.
Setelah video terdistribusi secara offline, dari flasdis ke flasdis yang lain. Kelanjutan dari kegiatan dilakukan melalui komunikasi whatsapp, bagaimana menjawab setiap tahap digital marketing dan praktik penggunaan platform digital marketing.
Saya mencatat dua hal, pertama adalah keterbatasan akses internet yang stabil memang menjadi hal yang masih akan kita jumpai. Kedua, saya melihat bagaimana keterbatasan tersebut harus kita patahkan dengan kemauan bersama untuk tetap belajar dan mengembangkan diri.
Saya jadi merasa optimis, ketika jaringan internet sudah merata, akan banyak muncul inovasi desa. Berbagai inovasi khususnya dalam bidang pasar dan pemasaran produk desa yang luar biasa. Mengapa? Karena warga desa, mereka yang mengolah produk sudah sangat paham, namun akses pasar dan pemasaran yang memang masih lemah. Pemasaran online adalah peluang bagi produk desa.
Pentingnya Pemilihan Desa Tujuan KKN Daring
Saya sebutkan di atas bahwa menjadi pengalaman berbeda ketika mengisi kegiatan KKN Daring bersama Universitas Mercu Buana. Hal ini karena saya menemukan kegiatan KKN Daring dari kampus lain yang mengalami persoalan sama seperti kelompok KKN Daring Universitas Mercu Buana. Namun, dalam pelaksanaan tetap menggunakan SOP yang sudah ada. Jadi kadang menurut saya berakhir kurang maksimal.
Saya pernah mengisi materi yang sama, namun pesertanya hanya 3 orang yang berasal dari desa, yaitu Sekretaris Desa, Ketua Karang taruna dan Direktur BUMDes Kenapa? Karena warga desa masih enggan menggunakan platform pertemuan, pelatihan online. Nah, harusnya memang kita bisa meminta bantuan pemerintah desa untuk mengondisikan warga, dalam artian memberikan sosialisasi perihal KKN Daring ini.
Maka bagi saya sangat penting dalam pemilihan desa tujuan KKN Daring. Kita bisa melihat data pada tahun-tahun sebelumnya, dari laporan KKN yang ada tentang profil dan kondisi Desa. Nah dari data tersebut tentu kita bisa melihat desa mana saya yang secara infrastruktur internet sudah mendukung.
Kemudian setelah teknis terkait jaringan sudah selesai. Selanjutnya adalah melakukan asesment kecil mengenai kondisi warga desa, apakah mereka sudah familiar dengan gawai dan platform dalam KKN Online. Jika belum, maka perlu melibatkan pemerintah desa untuk melakukan sosialisasi dengan menerapkan protokol kesehatan tentunya.
Kesimpulan
Pengalaman baru tentu saja menjadi pemateri atau pembicara KKN Daring. Jika sebelumnya bertatap wajah secara langsung, menjalin interaksi, dan bisa leluasa memberikan materi yang bersifat praktik. Kondisi berbeda saya rasakan dalam KKN Daring. Ini pengalaman yang sangat menarik, dan bagi saya kita bisa untuk menjadi bagian dari perubahan cara atau media pembelajaran.
Saya membayangkan ketika semakin banyak konten atau materi yang ada dalam bentuk video, maka akan semakin mudah ilmu pengetahuan sampai kepada masayarakat. Akses terhadp ilmu pengetahuan akan semakin mudah.
Kegiatan KKN Daring tentu akan sangat banyak, tidak kalah dengan model KKN sebelumnya yang secara langsung. Tinggal bagaimana kita menyiasati kondisi yang ada. Sebagai contoh ketika memang belum memungkinkan dengan live webinar, ya model membuat video konten terlebih dahulu.
Mengunggah konten yang ada ke Youtube misalnya, menjadi pilihan karena bisa berulang dalam penggunaannya. Nah, menyiasati keberlanjutan Kegiatan KKN Daring bisa dengan memanfaatkan komunikasi melalui Whatsapp. Penggunaan Whatsaap sudah sangat umum, dan kalau untuk kebutuhan tanya jawab teks sangat mungkin bekerja dalam jaringan 3G bahkan 2G.
Demikian pembahasan kita kali ini, menjawab pertanyaan KKN Daring mungkinkah? Saya sudah menulis dalam artikel sebelumnya; KKN Daring Mengapa Tidak? Semoga pembahan kali ini mengenai Catatan Menjadi Pemateri Kegiatan KKN Daring dapat menjadi referensi sahabat pembaca sekalian. Semoga bermanfaat. Salam. Ari Sedesa.id