• Call: +6285643190105
  • E-mail: sapasedesa@gmail.com
  • Login
  • Register
Education Blog
  • Desa
    • Koperasi
    • BUMDes
    • Peluang Usaha
    • Materi dan Publikasi
  • Digital Marketing
  • Nalara Kopi
  • Sedesa TV
  • Layanan
    • Pelatihan Wisata Berkelanjutan
    • Pelatihan Pasar Rakyat
No Result
View All Result
sedesa.id
No Result
View All Result
Home PUSTAKA Catatan Penulis

Kemajuan Desa Ada Di Tangan Warga Desa ‘Bukan Sekedar’ Program Proyek Saja

Ryan Ariyanto by Ryan Ariyanto
September 12, 2020
in Catatan Penulis, Desa
0
Prinsip Pemberdayaan Masyarakat

Foto: @quang-nguyen-vinh

Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsappShare on TekegranShare on Tekegran

Sedesa.id Situasi saat ini membuktikan pada kita semua, bahwa desa jauh lebih tangguh dalam menghadapi masa sulit. Ada banyak faktor, saya tidak akan menuliskan kali ini. Namun yang ingin saya tekankan adalah, keberhasilan, kemajuan yang ada di desa, tidak lain dari tangan warga desa itu sendiri.

Warga desa yang mulai sadar pentingnya bangkit dan mengembangkan diri mereka dan potensi yang ada di desa mereka, adalah satu modal besar menjadi desa mandiri. Tanpa adanya kesadaran bersama, tanpa adanya kemauan bersama, seperti apa pun program yang ada akan kurang optimal hasilnya.

RelatedPosts

Jenis Usaha Koperasi Desa Merah Putih: Apa Saja yang Bisa Dikembangkan?

Model Pembentukan Koperasi Desa Merah Putih: Baru, Revitalisasi, atau Pengembangan?

Tahapan Pendirian Koperasi Desa Merah Putih

Pandangan Umum;  Kerja Proyek Pemberdayaan Tidak Berumur Panjang?

Satu minggu terakhir ini saya banyak sekali menerima pesan whatsapp, intinya adalah menanyakan bagaimana model pemberdayaan masyarakat dan pengembangan Desa. Pertanyaan yang disampaikan, juga bersumber dari banyak tulisan yang saya terbitkan melalui web ini.

Saya selalu percaya bahwa kemajuan desa ada di tangan warga desa. Harus ada ‘Kesadaran’ dan ‘Kemauan’ itu menjadi kata kunci! Jika tidak, maka bagaimana pun program yang ada, utamanya program dari luar, sifatnya hanya sementara, sekedar proyek, biasanya tidak ‘berumur’ jangka panjang.

Tapi, kita tidak bisa menutup mata. Logika pemberdayaan, logika pengembangan desa, dengan model proyek memang masih menjadi bagian yang kita rasakan hari ini. Mereka yang hadir untuk mengembangkan desa, bisa jadi tidak pernah tahu rasanya tinggal dan hidup sebagai warga desa.

Maka, jika kemudian desa ramai-ramai ada program, lalu kemudian program selesai, sepi kembali, hilang tidak ada jejak. Ya jangan heran, karena logikanya ada dalam proposal. Laporan sudah dibuat. Program selesai. Begitu.

Memang tidak sedikit yang juga berhasil. Tapi lihatlah keberhasilan yang ada, lebih banyak dan jangka panjang ketika memang lahir dari warga desa. Sesuatu yang mengendap dan menjadi buah keinginan dari kesadaran.

Tentu harus ada perbaikan dari setiap ‘proyek pemberdayaan desa’ untuk menjawab pertanyaan bahwa kerja proyek pemberdayaan tidak berumur panjang. Semua itu bisa kita mulai dari mencintai Indonesia, mencintai desa.

Jangan Anggap Wara Desa Tidak Tahu Apa-Apa

Saya pernah merasa begitu sakit hati mendengar seorang mentor, trainers atau apalah dia menamai dirinya. Dalam suatu kesempatan dia berkata bahwa “warga desa tidak tahu apa-apa, jadi apa pun program yang diberikan, pasti mau-mau saja” pernyataan semacam ini menurut saya tidak tepat, dan menunjukkan bagaimana logika ‘proyek’ atas nama pemberdayaan desa bermain.

Saya prihatin betul, karena tidak hanya satu dua orang  yang berkecimpung sebagai trainers, sebagai pembicara, mengaku sebagai ‘agen perubahan desa’ juga memiliki logika yang sama. Menganggap warga desa benar-benar lemah dan tidak tahu apa-apa.

Saya katakan pada diri  saya sendiri, sejauh pengalaman saya berkecimpung dalam bidang pemberdayaan masyarakat, justru merekalah yang tahu segalanya.  Mereka memahami detail apa yang ada di daerah mereka. Mereka memahami setiap proses yang sedang mereka jalani. Sering kali kehadiran program justru mencarut marut proses yang sebelumnya sudah dibangun.

Jadi ketika Anda datang ke warga desa, dengan logika bahwa mereka tidak tahu apa-apa, dengan logika bahwa Anda pemilih ilmu pengetahuan, bahwa Anda penyelamat mereka. Cobalah untuk mengendapkan pikiran sekali lagi. Anda hanya menjalankan program, setelah itu keberhasilannya pun diukur dalam laporan, yang mana laporannya juga Anda  yang membuat.

Jadi, coba sesekali berpikir terbalik.  Dengarkan warga desa, pahami lebih dalam, berpihak dan memihak, jadilah mereka. Dengan demikian kita bakal sadar, betapa  kita juga belum paham tentang desa,  betapa kita tidak memahami apa masalah sesungguhnya yang terjadi di desa yang akan kita dampingi.

Menuliskan Ini Sebagai  Wujud Cinta Kepada Semua

Kita semua ingin yang terbaik untuk bangsa ini. Banyak hal yang bisa kita lakukan, banyak hal yang bisa kita berikan. Seperti halnya saya, Anda dan kita bersama yang mencintai desa-desa di Indonesia, mencintai desa sebagai wujud mencintai dan berbakti untuk Indonesia.

Besar harapan kita bersama bahwa setiap program yang ada dapat berjalan dan memberikan dampak nyata. Seperti saya sering sampaikan, dampak berkelanjutan. Program yang tidak hanya selesai dalam bentuk laporan tertulis dan terbatas waktu. Namun yang benar-benar dapat dipahami, dan menjadi solusi bagi persoalan yang ada di desa.

Seperti dalam catatan penulis sebelumnya, saya ceritakan bagaimana pasar dan pemasaran produk lokal desa yang menjadi persoalan, namun program pemberdayaan dan pendampingan masyarakat masih sibuk pada pelatihan membuat produk. Urusan produk dan inovasi, akan berjalan dengan sendirinya ketika kita sudah memahami pasar dan pemasarannya.

Benar, bahwa logika ini bisa dibalik, ketika produk sudah bagus pasar akan mengikuti. Tapi lihatlah berapa banyak produk yang lahir dari model pendampingan atau pemberdayaan?  Lalu berapa besar pasar yang kemudian bisa diakses oleh produk itu? Lagi, kembali pada persoalan pasar dan pemasaran.

Maka, wujud cinta kita kepada semua yang terlibat dalam upaya memajukan desa adalah dengan saling memahami. Bahwa aktor penting ada di desa adalah warga desa itu sendiri. Maka, program yang akan kita tawarkan untuk pengembangan desa, hendaknya menitik beratkan pemain utama adalah warga desa.

Demikian catatan penulis kali ini, tetap semangat membangun bangsa Indonesia, mencintai setiap unsur yang ada di dalamnya. Saya anak desa, saya menghormati setiap program yang ada, tapi percayalah jika logika kita salah, maka program selamanya akan sia-sia. Terima kasih, salam. Ari Sedesa.id

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X

Terkait

Previous Post

Catatan Menjadi Pemateri Kegiatan KKN Daring

Next Post

Posisi dan Peran Pasar Desa Dalam Perekonomian Indonesia

Ryan Ariyanto

Ryan Ariyanto

Ryan Ariyanto aktif berkegiatan untuk desa, pemberdayaan masyarakat dan dunia digital marketing. Selain aktif mengelola sedesa.id, juga sebagai Peneliti Lepas Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan UGM. Saat ini bekerja sebagai Analis Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka - Kampus Merdeka Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Related Posts

sedesa.id Jenis Usaha Koperasi Desa Merah Putih
Catatan Penulis

Jenis Usaha Koperasi Desa Merah Putih: Apa Saja yang Bisa Dikembangkan?

by Ryan Ariyanto
Mei 19, 2025
0

Sedesa.id Kalau bicara koperasi, sebagian dari kita mungkin langsung membayangkan koperasi simpan pinjam atau koperasi sekolah yang pernah kita ikuti...

Read moreDetails
sedesa.id Model Pembentukan Koperasi Desa Merah Putih
Catatan Penulis

Model Pembentukan Koperasi Desa Merah Putih: Baru, Revitalisasi, atau Pengembangan?

by Ryan Ariyanto
Mei 18, 2025
0

Sedesa.id Setiap desa punya karakter berbeda. Ada yang sudah punya koperasi sejak dulu, tapi kini mati suri. Ada yang baru...

Read moreDetails
sedesa.id Tahapan Pendirian Koperasi Desa Merah Putih
Catatan Penulis

Tahapan Pendirian Koperasi Desa Merah Putih

by Ryan Ariyanto
Mei 18, 2025
0

Pemerintah Indonesia menargetkan pembentukan 80.000 Koperasi Desa Merah Putih. Prosesnya melibatkan sosialisasi, Musyawarah Desa Khusus, rapat pendirian, integrasi koperasi lama,...

Read moreDetails

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Archive

Most commented

Panduan Lengkap SHU Koperasi dan Cara Menghitung

SEO di 2025: Bagaimana Bisa Muncul di Pencarian AI Seperti Gemini, ChatGPT, Perplexity sampai Meta AI

Panduan Lengkap Koperasi Desa Merah Putih dan Perbedaan dengan Koperasi Lain

Apa Itu Koperasi? Pembahasan Lengkap dan Perannya dalam Koperasi Desa Merah Putih

Download Desain Maulid Nabi Terbaru File PowerPoint

Struktur Bumdes Perlu Menambah Bagian Digital Marketing

Seedbacklink
Banner BlogPartner Backlink.co.id
  • About us
  • Terms of service
  • Privacy Policy
Call us: 085643190105

Sedesa.id © 2025

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Desa
    • Koperasi
    • BUMDes
    • Peluang Usaha
    • Materi dan Publikasi
  • Digital Marketing
  • Nalara Kopi
  • Sedesa TV
  • Layanan
    • Pelatihan Wisata Berkelanjutan
    • Pelatihan Pasar Rakyat

Sedesa.id © 2025

Eksplorasi konten lain dari sedesa.id

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca