Sedesa.id Direktur BUMDes memiliki peranan yang sangat penting. Maju dan mundurnya Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) salah satunya ada di tangan direktur BUMDes atau sebutan lainnya. Mengapa? Karena layaknya sebuah perusahaan pada umumnya, keberadaan direktur BUMDes memiliki peranan yang penting dalam menjalankan BUMDes. Oleh sebab itu direktur BUMDes perlu memiliki tekad entrepreneur, karena berbicara BUMDes adalah berbicara kewirausahaan.
Keberadaan direktur BUMDes dalam struktur organisasi BUMDes jika kita merujuk pada PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 4 TAHUN 2015 maka direktur BUMDes adalah sebagai pelaksana operasional seperti yang dijelaskan dalam pasal 12, sebagai berikut;
(1) Pelaksana Operasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal
10 huruf mempunyai tugas mengurus dan mengelola BUM Desa sesuai dengan Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
(2) Pelaksana Operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berkewajiban:
a. melaksanakan dan mengembangkan BUM Desa agar menjadi lembaga yang melayani kebutuhan
ekonomi dan/atau pelayanan umum masyarakat Desa;
b. menggali dan memanfaatkan potensi usaha ekonomi Desa untuk meningkatkan
Pendapatan Asli Desa; dan
c. melakukan kerja sama dengan lembaga-lembaga perekonomian Desa lainnya.
Mengingat pentingnya peran dari pada direktur BUMDes selaku kepala pelaksana operasional BUMDes maka direktur BUMDes sebaiknya memiliki tekad seorang entrepreneur seperti di bawah ini:
- Memiliki Pola Pikir Positif
Pola pikir positif menjadi hal pertama yang harus dimiliki oleh seorang ketua BUMDes, dan juga pengelola atau pelaksana operasional BUMDes. Mengapa demikian? Karena BUMDes adalah Badan Usaha yang nantinya akan memiliki banyak unit usaha, jika dijalankan oleh orang yang tidak memiliki pola pikir positif di bidang wirausaha, maka BUMDes akan dimaknai sebagai program semata, yang jika dibanyak kasus maka istilah ‘program’ atau ‘hibah’ lebih sering dikerjakan setengah hati karena ada pemikiran ‘rugi tidak apa-apa’ atau ‘asal program jalan’ dan berbagai pemikiran lain.
Karenanya direktur BUMDes perlu memiliki pola pikir positif untuk sukses, harus tertanam dalam pikiran ada tekad untuk menjadikan BUMDes sukses, yaitu BUMDes yang memberikan manfaat bagi desa dan masyarakat luas. BUMDes yang dijalankan sebaik mungkin, BUMDes yang dijalankan secara profesional.
Ketika BUMDes dipimpin dan dijalankan oleh mereka yang memiliki pola pikir positif, maka BUMDes akan berjalan layaknya usaha profesional, BUMDes akan berani menghadapi tantangan perubahan yang dinamis, berani menggali lebih dalam potensi yang ada, dan tidak segan-segan melebarkan sayap usaha ke jangkauan lebih luas.
Selain itu, pola pikir positif ini juga akan menanamkan satu pemahaman bahwa tidak ada sebuah usaha yang dapat diraih kesuksesannya secara instan, perlu ada proses, sehingga direktur dan pelaksana operasional BUMDes bisa memahami bagaimana dinamika awal dalam mendirikan dan membangun BUMdes, namun mereka memiliki tujuan yang jelas yang akan mereka raih ketika setiap proses berhasil dilalui dengan baik.
- Memiliki Kemampuan Pendekatan yang Baik
Dalam berbagai kesempatan saya sering kali diajak diskusi perihal keluh kesah direktur BUMDes yang merasa kesulitan dalam upaya merangkul pemerintah desa untuk bersama-sama memikirkan perkembangan BUMDes. Dalam akhir diskusi saya selalu memberikan penekanan jawaban akhir saya seperti ini; “coba melakukan pendekatan yang baik, tidak hanya kepada pemerintah desa namun kekuatan sosial yang ada di desa”
Memang tidak dapat dipungkiri bahwa masih banyak desa yang antara pemerintah desa dan BUMDes belum bersinergi dengan baik, ada persoalan ‘politik’ skala lokal yang memang terkadang menjadikan BUMDes dan pihak kepala desa tidak dapat berjalan beriringan. Saya banyak mendengar cerita seperti ini; “kepala desa takut jika BUMDes maju nantinya masyarakat lebih condong melihat direktur BUMDes, dan berbahaya jika direkturnya maju dalam pemilihan kepala desa yang akan datang”
Karenanya, diperlukan berbagai model pendekatan, maka direktur dan pengelola BUMDes wajib memiliki kemampuan pendekatan yang baik yaitu; kemampuan memahami kondisi lingkungan, kondisi politik, dan perubahan yang mungkin terjadi, bukan hanya soal hubungan BUMDes dan Desa, namun juga BUMDes dan calon mitra serta target pasar.
Direktur BUMDes yang baik, harus mampu merangkul berbagi pihak dan meyakinkan visi misi BUMDes, apa yang akan BUMDes kerjakan, apa yang akan BUMDes berikan ‘manfaat’ bagi Desa nantinya. Jika BUMDes mampu merangkul semua pihak, maka BUMDes akan memiliki dukungan dari seluruh warga, dari banyak pihak, jika sudah demikian maka kekuatan sosial atau potensi sosial masyarakat dapat menjadi modal luar biasa dalam menjalankan BUMDes.
Kita banyak melihat keberhasilan BUMDes yang justru diinisiasi oleh masyarakat, awal mula bukan BUMDes hanya kelompok masyarakat yang dimotori satu dua orang, namun keberhasilan melakukan pendekatan, kelompok ini mampu membuat atau mengangkat potensi yang ada di desa, misalnya kita bisa melihat bagaimana banyak kelompok sadar wisata yang sukses dan kemudian menjadi unit usaha BUMDes.
- Kemampuan Membangun Jaringan BUMDes
Ketika pola pikir positif layaknya pelaku usaha yaitu harus sukses, kemudian memiliki kemampuan pendekatan yang baik sehingga mampu menyatukan berbagai pihak agar bersama-sama mengembangkan BUMDes, maka direktur BUMDes dan pelaksana operasional BUMDes harus memiliki kemampuan membangun jaringan BUMDes.
Bagaimana BUMDes membangun jaringan dapat membaca secara lengkap dalam artikel berikut: Membangun jaringan kerja sama BUMDes telah saya jelaskan beserta contoh yang ada di berbagai daerah. Membangun jaringan BUMDes memang penting dan harus dilakukan, baik itu dalam skala lokal desa yaitu antara BUMDes dan kegiatan ekonomi masyarakat yang ada di desa atau juga jaringan yang bersifat lebih luas yaitu antar desa atau dengan membuat BUMDes Bersama.
Dalam membangun sebuah jaringan tentu diperlukan kemampuan seorang direktur yang aktif dalam komunitas, aktif mencari calon mitra atau peluang kerja sama di luar, hal ini memerlukan kemampuan dan kemauan bagi direktur dan pengelola BUMDes, juga untuk bersikap terbuka terhadap berbagai peluang atau kesempatan kerja sama yang diberikan atau di tawarkan pihak lain. Walau tentu saja harus melakukan filter ketika akan menjalin kerja sama.
Kesimpulan
Demikian pembahasan mengenai Direktur BUMDes Perlu Memiliki Tekad Entrepreneur, bagaimana pun BUMDes adalah badan usaha dan badan usaha perlu dijalankan atau dipimpin oleh individu yang memang memiliki kemampuan entrepreneur, oleh karena itu menjadi penting bagi direktur BUMDes dan pelaksana operasional untuk benar-benar memiliki tekad layaknya seorang entrepreneur.
Walau BUMDes memiliki ciri khas sebagai badan usaha yang bercorak sosial, namun bukan berarti model bisnis sosial kemudian diartikan sebagai model bisnis yang ‘tidak berorientasi pada keuntungan finansial’ BUMDes harus profesional, wilayah sosial dikejar dan juga wilayah ekonomi. Seperti sering saya sampaikan, BUMDes hendaknya mampu memberikan manfaat sosial-ekonomi bagi masyarakat.
Semoga BUMDes di setiap desa semakin membaik, semakin maju, dan mampu menjadi badan usaha yang memberikan manfaat bagi Desa dan warganya, mampu menyelesaikan persoalan yang ada di desa, dan mampu memberikan manfaat secara sosial di masyarakat dan juga peningkatan ekonomi seluruh warga. Semoga bermanfaat. Salam. Ari Sedesa.id
Mantap.
Terima kasih bung. Kami sangat menunggu tulisan Bung Ferdy untuk Sedesa.id