• Call: +6285643190105
  • E-mail: sapasedesa@gmail.com
  • Login
  • Register
Education Blog
  • Desa
    • Koperasi
    • BUMDes
    • Peluang Usaha
    • Materi dan Publikasi
  • Digital Marketing
  • Nalara Kopi
  • Sedesa TV
  • Layanan
    • Pelatihan Wisata Berkelanjutan
    • Pelatihan Pasar Rakyat
No Result
View All Result
sedesa.id
No Result
View All Result
Home PUSTAKA Desa Wisata

Mengajak Keluarga Ke Desa Wisata Puri Mataram

Ryan Ariyanto by Ryan Ariyanto
April 20, 2021
in Desa Wisata
0
Mengajak Keluarga Ke Desa Wisata Puri Mataram
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsappShare on TekegranShare on Tekegran

Sedesa.id Kabupaten Sleman, Yogyakarta memiliki beragam destinasi wisata menarik yang tentu saja sangat sayang jika terlewatkan. Salah satunya adalah Desa Wisata Puri Mataram. Minggu lalu, saya mengajak keluarga ke Desa Wisata yang dikelola oleh BUMDes ini.

Dalam catatan sebelumnya, saya pernah mengulas tentang keberhasilan Puri Mataram sebagai unit usaha BUMDes. Ulasan yang saya buat, setelah menemani kunjungan teman-teman BUMDes untuk studi banding pengelolaan BUMDes.

RelatedPosts

Peran Nyata Masyarakat dalam Pengelolaan Desa Wisata

Lulusan Pariwisata Jadi Role Model di Kampung Halaman

Sarjana Kembali Ke Desa Solusi SDM Desa Wisata yang Berkelanjutan?

Bagi Anda yang belum membaca ulasan saya sebelumnya, silakan dapat membaca melalui artikel berikut ini: BUMDes Tridadi Makmur Unit Usaha Wisata Puri Mataram

Nah, dalam kesempatan kali ini saya ingin berbagi cerita pengalaman saya menikmati akhir pekan bersama keluarga. Tentu dalam situasi adaptasi kebiasaan baru ini, yang tentu saja akan berbeda dengan kunjungan sebelumnya dalam kondisi sebelum pandemi.

Protokol Kesehatan Desa Wisata

Ketika berkunjung ke Desa Wisata Puri Mataram, memasuki gerbang masuk, kita akan menjumpai tempat cuci tangan yang cukup banyak dan tersusun rapi berjarak. Setiap pengunjung wajib untuk cuci tangan terlebih dahulu sebelum dapat berkeliling menikmati suasana Puri Mataram.

Tempat cuci tangan yang digunakan sudah sangat baik. Menggunakan kran ari  dengan pedal injak, begitu juga dengan tempat sabun dengan pedal injak. Sehingga benar-benar tidak ada sentuhan tangan yang terjadi di area cuci tangan. Semua menggunakan kaki untuk kebutuhan menyalakan kran air, dan juga kebutuhan sabun cuci tangan.

Penggunaan tempat cuci tangan dengan pedal injak ini memang menjadi salah satu standar dalam protokol kesehatan. Terutama akan kita jumpai di berbagai tempat makan. Memang lebih aman, dan ke depan mungkin saja menjadi salah satu kebiasaan baru.

Nah, di Desa Wisata Puri Mataram, dalam situasi adaptasi kebiasaan baru telah menerapkan protokol kesehatan dengan baik. Pengelola telah menyediakan tempat cuci tangan di beberapa titik, tidak hanya ketika awal masuk, akan tetapi di setiap sudut joglo, serta wahana wisata terapat tempat untuk cuci tangan lengkap dengan sabun. Informasi serta himbauan untuk cuci tangan, jaga jarak juga dipasang secara jelas.

Destinasi Untuk Keluarga

Tidak berlebih kiranya jika saya menyebut bahwa Desa Wisata Puri Mataram adalah salah satu destinasi wisata untuk keluarga yang cukup nyaman.  Saya melihat bagaimana pengunjung rata-rata adalah dalam satu rombongan keluarga, baik itu keluarga kecil atau pun keluarga besar.

Berbagai wahana yang ada juga sangat mendukung kegiatan bersama keluarga. Misalnya, untuk mengenalkan kepada anak-anak seperti apa rasanya bermain dan memberi makan kelinci. Selain kelinci, juga terdapat kandang domba, yang mana Anda bisa secara langsung memberi makan domba dan bermain bersama.

Bagi sebagian orang kegiatan semacam ini adalah kegiatan yang sangat bermanfaat. Kapan lagi kita bisa berwisata bersama keluarga, yang juga sekaligus bisa mengajak serta anak-anak. Terlebih lokasi yang nyaman, di tengah kota namun masih asri.

Saya sendiri sering merekomendasikan Desa Wisata Puri Mataram kepada kerabat yang berkunjung ke Yogyakarta, khususnya Sleman. Juga kepada berbagai rekan kerja di Jogja yang kita biasa saling bercerita perihal menghabiskan waktu di akhir pekan.

Selain itu, Puri Mataram bagi saya adalah wisata edukasi untuk anak saya.  Anak perempuan saya kali pertama melihat domba ya di sini. Pertama kali berinteraksi langsung dengan kelinci yang di sini. Pertama kali berani mendekati kuda juga di Puri Mataram ini.

Selain itu berbagai wahana yang ada memang sangat mendukung wisata edukasi anak. Bagi keluarga yang sudah memiliki anak usia 4-6 tahun, bisa seru-seruan menjaring ikan. Ini sangat menyenangkan, kita juga bisa terapi ikan loh.

Inovasi dan Inovasi

Saya sudah beberapa  kali datang ke Puri Mataram, sejak awal ketika mulai dibuka untuk umum sampai kemudian hari ini, saya melihat bagaimana pengelola benar-benar inovatif dan kreatif. Berbagai hal terus berubah, berbagai pembenahan terus dilakukan. Ini yang juga menjadikan Puri Mataram tidak habis akal ketika harus menghadapi pandemi covid.

Memang yang menjadi kunci penting dalam pengelolaan destinasi wisata adalah bagaimana melakukan inovasi dan inovasi. Apa lagi dalam model kehidupan saat ini, yang mana tidak sedikit orang berkunjung hanya sekedar untuk foto. Setelah mendapatkan foto, kemudian mengunggah ke media sosial, mereka akan melupakan, sulit kiranya mendapatkan orang yang mau berkunjung kembali.

Namun bukan berarti tidak bisa untuk kita lakukan. Pengelola destinasi wisata, khususnya desa wisata harus berpikir kreatif dan inovatif. Saya sering kali menjadikan hal ini sebagai penekanan, bahkan menurut saya BUM Desa yang berhasil ya karena pengelola BUM Desa berpikir kreatif dan inovatif. Mereka tidak menjadi peniru dari unit usaha BUMDes di daerah lain.

Saya tidak mengatakan meniru itu buruk atau kurang baik. Meniru boleh-boleh saja, namun perlu kita perhatikan, apa yang akan kita tiru, duplikasi model seperti apa  yang kita lakukan. Jika hanya sekedar meniru fisik, tanpa memperhatikan berbagai faktor keberhasilan yang lain. Maka, nasib BUM Desa akan kembali terulang, mati suri.

Banyak unit usaha BUM Desa khususnya unit usaha desa wisata yang terpaksa gulung tikar. Penyebabnya tidak lain karena mereka melakukan duplikasi model. Ini yang mereka duplikasi hanya fisik. Sedang pengelolaan, pemasaran, dan hal penting serta mendasar dalam kesuksesan unit usaha BUMDes terlewatkan begitu saja.

Jadi, lakukan inovasi dan inovasi. Seperti yang dilakukan pengelola Desa Wisata Puri Mataram. Mereka tidak berhenti melakukan inovasi dan inovasi. Berbagai kemungkinan baru terus mereka cari. Tentu saja termasuk dalam berbagai lini, utamanya adalah bagaimana memasarkan, menarik pengunjung agar bisa betah dan bisa menjadi pemasar dari desa wisata ini.

Demikian pembahasan kali ini mengenai Desa Wisata Puri Mataram. Semoga pembahasan kali ini bermanfaat. Tetap semangat membangun desa, menumbuhkan BUMDes. Salam. Ari Sedesa.id

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X

Terkait

Tags: Desa Wisata Puri Mataram
Previous Post

Pemberdayaan dan Peningkatan Kualitas Pengelolaan Pasar Rakyat

Next Post

Strategi Pemasaran Produk BUMDes

Ryan Ariyanto

Ryan Ariyanto

Ryan Ariyanto aktif berkegiatan untuk desa, pemberdayaan masyarakat dan dunia digital marketing. Selain aktif mengelola sedesa.id, juga sebagai Peneliti Lepas Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan UGM. Saat ini bekerja sebagai Analis Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka - Kampus Merdeka Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Related Posts

Peran Nyata Masyarakat dalam Pengelolaan Desa Wisata
Catatan Penulis

Peran Nyata Masyarakat dalam Pengelolaan Desa Wisata

by Ryan Ariyanto
April 24, 2025
0

Desa Sayan di Ubud, Bali, menunjukkan bagaimana partisipasi masyarakat lokal dalam pembangunan desa wisata sangat penting. Warga terlibat aktif dalam...

Read moreDetails
Lulusan Pariwisata Jadi Role Model di Kampung Halaman
Catatan Penulis

Lulusan Pariwisata Jadi Role Model di Kampung Halaman

by Ryan Ariyanto
April 24, 2025
0

sedesa.id Lulusan perguruan tinggi pariwisata sering dianggap sebagai duta pariwisata Indonesia. Mereka dibekali dengan ilmu pelayanan, manajemen destinasi, hingga strategi...

Read moreDetails
sedesa.id Sarjana Kembali Ke Desa Solusi SDM Desa Wisata yang Berkelanjutan
Catatan Penulis

Sarjana Kembali Ke Desa Solusi SDM Desa Wisata yang Berkelanjutan?

by Ryan Ariyanto
April 24, 2025
0

Fenomena lulusan yang meninggalkan desa untuk merantau menciptakan tantangan dalam pengelolaan desa wisata, terutama dalam hal sumber daya manusia. Pulang...

Read moreDetails

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Archive

Most commented

Kolaborasi Koperasi Merah Putih, UMKM, dan BUMDes untuk Dorong Ekonomi Desa

Peran Koperasi Desa dalam Ketahanan Pangan dan Kesehatan Masyarakat

Sistem Monitoring dan Evaluasi Koperasi Desa Merah Putih

Pendanaan Koperasi Desa Merah Putih: Dari APBN hingga Dana Desa, Siapa Bayar Apa?

Struktur Organisasi Koperasi Desa Merah Putih: Siapa Mengatur, Siapa Diawasi?

Jenis Usaha Koperasi Desa Merah Putih: Jangan Hanya Simpan Pinjam

Seedbacklink
Banner BlogPartner Backlink.co.id
  • About us
  • Terms of service
  • Privacy Policy
Call us: 085643190105

Sedesa.id © 2025

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Desa
    • Koperasi
    • BUMDes
    • Peluang Usaha
    • Materi dan Publikasi
  • Digital Marketing
  • Nalara Kopi
  • Sedesa TV
  • Layanan
    • Pelatihan Wisata Berkelanjutan
    • Pelatihan Pasar Rakyat

Sedesa.id © 2025

Eksplorasi konten lain dari sedesa.id

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca