Sedesa.id Bahaya Perang Harga Jualan Online Di Marketplace. Sudah belanja apa awal bulan ini? Sepertinya sedang banyak penawaran menarik dan hujan potongan harga dari jasa jual beli online atau marketplace khusus bulan ceria ini.
Pada kesempatan kali saya tidak akan mengulas perihal tawaran menarik atau strategi promosi September Ceria. Saya ingin berbagi catatan penulis tentang perang harga pelaku usaha online di marketplace.
Ini adalah tulisan ke sekian saya mengenai ulasan pengalaman jual beli online. Namun bedanya kali ini lebih personal, jika sebelumnya saya membagikan cerita dari klien saya, saat ini saya sendiri yang langsung akan menuliskan pengalaman saya sebagai konsumen.
Pada awal bulan ini saya membeli beberapa barang melalui marketplace, yang kebetulan berbeda matketplace dan berbeda penjual. Dalam belanja Online kali ini strategi saya simpel saja, cari yang memang sesuai dengan anggaran. Karenanya memanfaatkan adanya kupon atau penawaran potongan harga dari merketplace untuk menambah ringan pengeluaran.
Nah, dari belanja online kali ini, ada beberapa catatan menarik yang akan coba jadikan catatan penulis dalam beberapa poin berikut ini:
Bahaya Perang Harga Pelaku Usaha Online Di Marketplace
Konsumen tentu tidak mengetahui berapa pastinya harga pokok sebuah produk. Yang konsumen inginkan adalah harga terbaik sesuai dengan keuangab mereka. Begitu kira-kira yang melandasi mengapa penawaran harga termurah selalu manjur meningkatkan penjualan.
Kita maklum jika pelaku usaha sering menjalankan strategi potongan harga, terlebih ketika ada acara atau peringatan hari spesial. Potongan harga dengan tema hari atau angka khusus memang menarik, karena mudah masuk ingatan calon pembeli dan tentu saja sifatnya terbatas waktu
Namun apa jadinya jika pemberian potongan harga ini dilakukan oleh pelaju usaha dengan produk sejenis? Atau sama-sama penjual produk dalam pasar yang sama? Sesama pelaku usaha online yang jualan pada marketplace yang sama? Strategi apa yang akan menjadi pilihan? Potongan harga? Lebih tepatnya perang harga.
Saya melihat ini terjadi begitu masif. Ketika saya belanja online, saya sampai bingung produk mana yang benar-benar original. Karena harga yang mereka tawarkan begitu bervariasi, sedangkan foto, deskripsi, dari produk sama persis.
Ketika melihat reputasi toko pun bagus, ulasan pun bagus. Mereka yang sudah membeli mengkonfirmasi barang asli atau sesuai dan mereka merasa puas. Tentu saja melihat ulasan konsumen juga bagian dari yang mempengaruhi keputusan saya untuk belajar sebuah produk secara online.
Maka jelas, telah terjadi perang harga. Saya melihat ini akan memberikan dampak buruk bagi pelaku usaha sebenarnya. Pertama perihal margin atau keuntungan mereka yang akan semakin menipis. Kedua, mereka tentu akan bermain pada penekanan harga lebih murah saat kulakkan barang.
Harga yang ‘rusak’ ini imbasnya bisa ke berbagai pihak. Mulai dari produsen, pedagang besar atau distributor utama, pedagang, sampai pada konsumen. Mengapa demikian.
Sederhananya semakin menginginkan harga murah, maka produsen pun akan berinovasi dengan produk. Bisa dalam bentuk efisiensi tenaga kerja atau bahan baku. Nah akali bahan baku atau kualitas yang diturunkan? Dampaknya ke pengguna kan? Ya dampak balik juga ke produsen, distributor dan penjual, reputasi produk.
Menghindari Perang Harga Dengan Fitur Yang Tersedia
Dalam melakukan promosi sebenarnya marketplace yang ada sudah tidak kurang, belanja iklan marketplcae lumayan besar, tidak hanya untuk iklan televisi namun juga iklan melalui internet. Tidak sedikit marketplcae yang juga menggencarkan strategi meningkatkan rating mereka dengan mengadakan even bloger untuk menautkan backlink atau pun placement, atau memasang iklan dari produk mereka.
Artinya, sebagai pelaku usaha yang mencari peruntungan dengan membuka toko online melalui marketplace, kita sudah sangat terbantu. Tinggal bagaimana kita memaksimalkan toko atau akun jualan kita, dan tentu saja memahami fitur yang tersedia dari marketplace yang menjadi pilihan.
Fitur marketplace memang memanjakan para pedagang Online. Sebagai contoh, agar produk muncul dalam pencarian puncak Anda hanya perlu membayar iklan di marketplcae Anda.
Jika ingin fitur lengkap tinggal upgrade toko Anda. Belum lagi model pelabelan status produk, misalnya menjadi super, kredibel atau istimewa yang mana label ini langsung oleh marketplace. Tentu ada biaya yang harus Anda keluarkan.
Dengan berbagai fitur yang ada, tentu saja pelaku usaha tinggal melihat pesaing yang sama-sama berada dalam satu marketpkace. Ini sama persis dengan jualan di padar tradisional. Yang menjadi pembeda adalah perang harga melalui marketplace yang luar biasa liar.
Seolah tidak cukup dengan memberikan potongan harga, atau program gratis biaya kirim sesuai dengan promo yang sedang berlangsung dari marketplace. Pelaku usaha online di marketplace sering kali memikat konsumen dengan perang harga terendah.
Mengapa perang harga terendah ini terjadi? Karena konsumen juga akan mencari harga paling murah.
Sederhananya akan mengurutkan harga dari termurah ke yang lebuh mahal. Maka barang atau produk dengan harga murah yang akan terlihat lebih dulu oleh calon pembeli.
Bicara era digital, ya siapa yang sering muncul atau terlihat, itu yang akan menang. Hukumnya memang demikian. Namun kembali lagi, tanpa perang harga bisa muncul pada pencarian utama sebenarnya, yaitu melalui fitur iklan marketplace.
Menjadi Pelaku Usaha Yang Paham Pembeli

Menghindari perang harga memang tidak mudah. Namun saya dalam menjalankan strategi jualan online, juga klien saya tetap berusaha untuk menghindari perang harga.
Karena perang harga akan memberikan dampak buruk bagi produk dan citra merek nantinya, selain tentu saja pasar yang kurang sehat.
Strategi menjaga pasar agar tetap dalam kondisi sehat adalah dengan menjadi penjual yang peka dan paham terhadap pembeli. Beberapa hal yang bisa kita lakukan sebagai berikut:
1. Mencari Konsumen Atau Pelanggan: tentukan pilihan Anda, cukup mendapat konsumen dari produk atau Anda menginginkan konsumen Anda menjadi pelanggan dari produk atau bran Anda?
2. Pentingnya Sebuah Ulasan: ulasan konsumen sangat penting dalam era jualan online seperti saat ini, jangan lewatkan setiap ulasan yang masuk. Layani sepenuh hati, beri yang terbaik, ulasan konsumen adalah bentuk penilaian mereka yang patut kita jadikan bahan evaluasi.
3. Pertahankan Kenyamanan Pelanggan Loyal: jangan sampai Anda kehilangan pelanggan Anda. Pahami apa yang mereka ingin, terima kritik mereka, dan jaga perasaan mereka selalu senang atas pelayanan dan produk kita. Konsumen loyal adalah aset berharga dari usaha kita.
4. Jangan Dikte Sesuai Kehendak Demi Ulasan Konsumen Yang Baik: walau ulasan itu penting, percayalah jangan mendikte konsumen untuk memberi ulasan yang baik. Karena hal tersebut membuat mereka tidak nyaman.
5. Gunakan Fitur Premium: Dari pada perang harga yang tidak berkesudahan, mulai beranjak pada fitur premium dari marketplace pilihan Anda, yang tentu saja akan lebih banyak manfaat untuk lebih dekat dengan konsumen.
Kesimpulan
Perang harga marketplace tentu saja terjadi, hal ini sebagai upaya menarik konsumen sebanyak mungkin. Namun, ketika hal ini terus berulang, saling menurunkan harga terus menerus, maka kerugian akan terjadi.
Mulai dari penekanan harga barang atau bahan baku agar lebih murah, sampai pada efisiensi tenaga kerja pasti menjadi pilihan ketika mencari harga rendah.
Bicara pada sekala kecil, atau usaha berbasis reseller, maka imbas dari perang harga adalah bagaimana mereka mencari barang atau sumber pemasok dengan harga yang lebih murah. Tidak menutup kemungkinan akan ada permainan harga pada saat kulakkan barang.
Jika kulakkan mereka melalui pedagang besar, mereka bisa saja mengajukan harga lebih rendah dengan membeli produk dengan jumlah besar. Jika sudah demikian, tidak menutup kemungkinan akan terjadi monopoli harga nantinya.
Maka, sebagai pelaku usaha sebisa mungkin untuk menghindari perang harga ini. Tidak lain untuk menjaga iklim usaha yang kita jalankan.
Demikian pembahasan kali ini mengenai perang haraga marketplace, semoag menjadi referensi. Terima kasih, Salam. Ari Sedesa.id