Saat ini persaingan usaha semakin ketat, perebutan pangsa pasar memaksa produsen memasarkan produk dengan berbagai cara. Salah satu cara adalah dengan membuat iklan produk. Memang, ikan sampai saat ini masih menjadi salah satu media yang efektif dalam memperkenalkan dan mempengaruhi para pembeli.
Iklan produk selama ini bersifat komunikasi searah, dan tidak jarang dibuat dengan berlebihan, hal ini sebenarnya memiliki tujuan utama untuk menggambarkan keunggulan dari produk. Namun tidak jarang, keberadaan iklan justru hanya untuk menjawab tantangan dari iklan produk pesaing, bukan untuk menjawab keinginan atau kebutuhan produk dari calon pembeli. Istilahnya; “perang iklan, perang promosi”.
Ketika sudah terjebak dalam perang iklan, produsen akan lebih banyak fokus mengamati iklan dan promosi pesaing, dibanding melakukan inovasi produk. Hal ini menjadi berbahaya, mengingat nilai akhir dari sebuah produk adalah diterima atau ditolak oleh pasar. Seharusnya, Anda sebagai produsen, dalam hal ini pengusaha atau pelaku bisnis, menitik beratkan fokus pada keinginan dan kebutuhan pasar “konsumen”, bukan pada pesaing.
Karena, terjebak pada perang iklan, produsen dalam upaya membuat iklan akhirnya melebih-lebihkan, dan menggunakan kalimat atau kata yang dilebih-lebihkan, dibanding menggambarkan keaslian produk, kualitas pada iklan justru lebih banyak memberi informasi kosong. Iklan, tidak lagi menggambarkan isi produk sesungguhnya, “gambar isi dan bungkus berbeda”.
Konsumen saat ini memiliki banyak pilihan dari produk yang mereka butuhkan, sehingga ketika mereka merasa tertipu oleh iklan yang Anda buat secara berlebihan, konsumen dengan mudah akan meninggalkan produk Anda, dan mencari produk lain. Maka, alih-alih mendapat konsumen, Anda justru kehilangan konsumen, dan lebih buruk lagi Anda akan mendapat citra produk yang buruk di mata konsumen.
Ingat, konsumen yang puas akan memberikan rekomendasi kepada rekan atau orang lain untuk membeli produk yang mereka gunakan. Sebaliknya, konsumen yang kecewa juga tidak menutup kemungkinan akan menceritakan pengalaman tidak menyenangkan mereka atas produk Anda kepada orang lain. Dan, pada dasarnya, orang lebih percaya kepada pengalaman seseorang dari pada iklan yang Anda buat.
Karenanya, Anda sebagai pelaku usaha, sebagai produsen sebuah produk, cobalah untuk menghindari perang iklan. Fokuslah, pada inovasi dan pengembangan produk yang Anda miliki. Coba libatkan konsumen Anda, dalam upaya membuat iklan dan promosi. Keterlibatan konsumen dalam promosi. Pada akhirnya, konsumen Anda adalah pemasar produk Anda.
Semoga, pembahasan kali ini bermanfaat, dan dapat menjadikan kita sebagai pengusaha yang lebih baik lagi. Salam.