Pasar Desa memiliki peranan penting dalam keberlangsungan roda ekonomi lokal desa. Hal ini menjadikan pemerintah desa perlu secara serius melihat keberadaan pasar desa. Perlu ada langkah serius untuk mengembangkan Pasar Desa. Salah satunya dimulai dari pemberdayaan pedagang pasar desa. Saya teringat dengan kegiatan Sekolah Pasar Rakyat beberapa tahun lalu, mengenai pembelajaran pengelolaan barang dan kebersihan pasar desa.
Pengelolaan Pasar Desa
Pasar desa sebagai aset penting milik desa selama ini pengelolaannya melalui pengurus pasar yang mengemban tugas dari pemerintah desa. Tidak sedikit juga yang sudah mulai menyerahkan pengelolaan pasar desa kepada BUMDes.
Baik pengelolaan melalui kelembagaan pasar yang sudah ada selama ini, atau pun kemudian menjadikan pasar desa sebagai unit usaha BUMDes. Keduanya sama-sama mengemban tugas penting dalam menjalin kelancaran roda perekonomian dalam tingkat desa.
Maka, mencari sumber daya manusia yang memang memiliki kemampuan dan kompetensi dalam pengelolaan pasar, wajib hukumnya. Siapa yang paling mengerti tentang pasar? Salah satunya adalah para pelaku atau aktor yang ada di dalamnya, atau mereka yang memiliki kepentingan terhadap keberadaan pasar desa.
Siapa saja aktor penting itu? Pertama tentu saja pedagang pasar desa, kedua adalah para produsen produk lokal desa, para petani, para pekerja pasar, buruh gendong, dan konsumen serta berbagai pihak yang memiliki kepentingan dalam kegiatan ekonomi dan sosialnya.
Maka, dalam pengelolaan pasar pelibatan setiap unsur yang selama ini menjadi penggerak ekonomi ‘pasar desa’ harus terlibat. Mereka kiranya menjadi pemain penting dalam menentukan nasib mereka.
Oleh sebab itu mereka perlu untuk mendapatkan pelatihan, khususnya mengenai keterampilan mereka. Sebagai contoh pelatihan untuk pedagang pasar desa, yaitu terkait pengelolaan baran dagangan dan kebersihan pasar. Dalam kesempatan kali ini saya ingin membagikan pengalaman yang saya catat ketika menjalankan tugas sebagai Relawan Sekolah Pasar.
Relawan Yang Mengajar Untuk Pasar Desa
Hari itu saya dan tim relawan Sekolah Pasar akan menuju Pasar Dlingo. Kami memiliki agenda untuk memberikan pendidikan dan pelatihan terkait pengelolaan baran dan kebersihan pasar. Sekolah Pasar sendiri adalah organisasi yang berisikan mahasiswa, dosen, peneliti dari berbagai kampus.
Pertemuan kali ini diisi oleh Mbak Puput dan juga Mas Akmal. Materi kali ini tentang pengelolaan barang dan juga kebersihan pasar. tim yang hadir ialah mbak Rindu, Rani, Akmal, Wulan, Kharis dan Puput.
Perjalanan kami dari Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan UGM dimulai jam 08.00 pagi, tujuan utama kami ke pasar ndangwesi untuk dimulai kelas pertama, karena terlalu siang pedagang pasar ndagwesi banyak yang pulang ke rumah sehingga tidak memungkinkan untuk diadakan kelas.
Akhirnya kami memutuskan untuk langsung ke pasar dlingo melakukan klinik. Sebelum melakukan kelas, kami berkeliling pasar menyapa para pedagang sambil sebagaian berbelanja. Yang menarik disini, kami menemukan permasalahan di pasar baru. Ini adalah kali pertama kami mengunjungi pasar baru, seperti yang telah diceritakan di demografi pasar dlingo, pasar dlingo baru saja pindah lokasi. Perpindahan pasar ini tidak begitu banyak masalah ketika kami mewawancarai para pedagang.
Masalah yang timbul hanya di salah satu pedagang yang mendapatka letak kurang strategis. Letak pedagang tersebut berada di paling pojok dan tidak ada pintu masuk untuk pembeli sehingga sering kali para pembeli tidak melewati tempat tersebut. Setelah melakukan klnik, kira-kira kami berkeliling sampai satu jam lamanya, akhirnya kami melakukan sebuah persiapan untuk kelas.
Pengelolaan Barang Dan Kebersihan Pasar Desa
Materi Pertama diisi oleh Mas Akmal dengan tema kebersihan pasar. “kebersihan sebagaian dari iman”, slogan tersebut tentu saja sudah tidak asing didengar oleh kita. Sebuah kebersihan adalah hal yang paling penting untuk sebuah pasar. pasar yang rapi dan bersih tentu saja akan banyak diminati oleh pembeli.
Munculnya pasar modern seperti swalayan merupakan sebuah penemuan untuk orang yang suka kebersihan karena di swalayan umumnya bersih, wangi dan rapi. Oleh karena itu agar pasar tradisional tetap terjaga keesistensinya, kebersihan pasar sangatlah menjadi pokok bahasan utama yang harus diperhatikan.
Materi kedua diisi oleh Mbak Puput tentang pengelolaan barang. Pengelolaan barang disini maksudnya ialah pedagang harus dapat menentukan hari ke berapa harus kulakan barang baru. Setiap pedagang umumnya harus mempunyai catatan tentag barang yang di beli serta jumlah barang tersebut, apabila terjual maka juga perlu di catat.
Hal ini menghindari kekurangan dan kelebiha barang yang dimiliki. Sehingga ketika pedagang akan melakukan pembelian barang maka tidak perlu mengecek dengan membongkar barang hanya perlu melihat catatan. Hal yang perlu diperhatikan tentang pengelolaan barang lainnya ialah masa kadaluarsa barang.
Pedagang sembako, harus selau memperhatikan hal ini, karena masa kadaluarsa barang sembako relatif lebih lama oleh karena itu perlu dipantau sehingga dapat mewaspadai adanya barang yang sudah kadaluarsa.
Secara garis besar para pedagang dlingo memahami apa yang pemateri sampaikan, karena secara keseluruhan pedagang juga melakukan hal tersebut. Hanya saja terkadang manusi memiliki unsur lupa dan sebagai relawan pasar tugas kami mengingatkan pedagang bagaimana struktur bekerja yang baik.