• Call: +6285643190105
  • E-mail: sapasedesa@gmail.com
  • Login
  • Register
Education Blog
  • Desa
    • Koperasi
    • BUMDes
    • Peluang Usaha
    • Materi dan Publikasi
  • Digital Marketing
  • Nalara Kopi
  • Sedesa TV
  • Layanan
    • Pelatihan Wisata Berkelanjutan
    • Pelatihan Pasar Rakyat
No Result
View All Result
sedesa.id
No Result
View All Result
Home PUSTAKA Catatan Penulis

Pengabdian Mahasiswa, Dari KKN, Magang, Hingga Menjadi Pendamping Desa

Ryan Ariyanto by Ryan Ariyanto
April 24, 2025
in Catatan Penulis, Desa Wisata, PUSTAKA
0
sedesa.id Pengabdian Mahasiswa
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsappShare on TekegranShare on Tekegran

Sedesa.id Jika kamu pernah melihat mahasiswa berseragam almamater berkumpul di balai desa, membantu mengecat poskamling, atau memandu wisatawan di desa wisata, mungkin itulah momen sederhana dari sebuah proses besar yang bernama pengabdian masyarakat. Tapi, tahukah kamu? Pengabdian mahasiswa tidak berhenti di situ. Ia bisa tumbuh menjadi komitmen jangka panjang, bahkan menjadi jalan hidup yang bermakna.

Di tengah tantangan pembangunan desa wisata—dari SDM, pemasaran, hingga pengelolaan—kehadiran mahasiswa justru bisa menjadi energi baru. Mereka datang membawa ilmu, semangat muda, dan ide-ide segar. Tapi lebih dari itu, pengabdian mahasiswa juga menjadi cermin sejauh mana kampus telah menanamkan nilai kemanusiaan dan tanggung jawab sosial pada lulusannya.

RelatedPosts

Kolaborasi Koperasi Merah Putih, UMKM, dan BUMDes untuk Dorong Ekonomi Desa

Peran Koperasi Desa dalam Ketahanan Pangan dan Kesehatan Masyarakat

Sistem Monitoring dan Evaluasi Koperasi Desa Merah Putih

Artikel ini ingin mengajak kita semua melihat potensi besar dari kegiatan KKN, magang, hingga pendampingan desa dalam konteks pembangunan pariwisata yang berkelanjutan. Karena sejatinya, membangun desa bukan hanya tugas pemerintah atau tokoh lokal—tapi juga misi mulia dari insan kampus.

KKN dan Magang: Lebih dari Sekadar Syarat Lulus

Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan magang sering kali dianggap sebagai kewajiban formal akademik. Mahasiswa datang ke desa selama beberapa minggu, membuat laporan, lalu kembali ke kampus. Tapi dalam konteks pengembangan desa wisata, KKN dan magang bisa punya peran strategis jika dilakukan dengan pendekatan partisipatif dan berkelanjutan.

Banyak desa wisata justru terbantu dari hasil KKN dan magang:

  • Mahasiswa membantu memetakan potensi wisata desa
  • Membuat profil digital desa, konten promosi, dan video atraksi
  • Mengembangkan paket wisata tematik bersama warga
  • Melatih warga dasar-dasar pelayanan wisata

Pengalaman ini tidak hanya bermanfaat bagi desa, tapi juga memberi mahasiswa pelajaran hidup yang tidak didapat di ruang kuliah: memahami tantangan nyata, belajar menghargai kearifan lokal, dan menyatu dengan masyarakat.

Ketika sarjana kembali ke desa: Ngayah ring Desa, Sarjana Pariwisata Pulang untuk Membangun Desa

Pendamping Desa Wisata: Peran Mahasiswa yang Berkelanjutan

Pengabdian yang ideal bukan hanya sesaat. Beberapa kampus telah merintis skema “pendamping desa wisata”, di mana mahasiswa atau alumni menjadi mitra desa dalam jangka waktu lebih panjang. Mereka tidak hanya datang saat KKN, tapi terus berkomunikasi, memfasilitasi pelatihan, bahkan membantu desa menyiapkan dokumen legal, proposal kemitraan, atau keperluan promosi.

Peran pendamping ini sangat penting karena:

  • Desa sering kali kekurangan SDM yang paham teknis pariwisata
  • Masyarakat butuh teman belajar, bukan hanya instruktur
  • Program jangka panjang lebih berdampak daripada intervensi sesaat

Dengan menjadi pendamping, mahasiswa bukan hanya “membantu desa”, tapi juga ikut hidup bersama desa. Mereka belajar tentang nilai-nilai komunal, kesabaran, dinamika sosial, dan makna kehadiran yang benar-benar dibutuhkan.

Baca juga: SDM Pariwisata Harus Cerdas, Peduli, dan Berjiwa Sosial

Kampus dan Desa: Membangun Kemitraan Kolaboratif

Agar pengabdian mahasiswa benar-benar berdampak, perlu dibangun kemitraan strategis antara kampus dan desa. Tidak bisa hanya mengandalkan program tahunan yang terputus-putus. Harus ada visi jangka panjang yang menguntungkan kedua belah pihak.

Beberapa model kolaborasi yang dapat diterapkan:

  • Desa menjadi laboratorium lapangan permanen bagi prodi pariwisata
  • Mahasiswa lintas angkatan melanjutkan program-program terdahulu secara berjenjang
  • Dosen terlibat aktif sebagai fasilitator, bukan hanya penilai laporan
  • Desa diberikan ruang bicara dalam menyusun agenda kampus (misalnya: desa minta pelatihan promosi digital, bukan hanya seminar teori)

Dengan pola ini, desa tidak menjadi objek, tapi subjek pengembangan bersama. Kampus juga akan lebih relevan, karena menyentuh langsung kebutuhan nyata masyarakat.

Lebih lanjut silakan baca: Kewajiban Kampus dalam Pembangun Desa Wisata

Mahasiswa, Jangan Takut Pulang dan Mengabdi

Menjadi mahasiswa pariwisata bukan berarti harus bekerja di kota besar atau perusahaan internasional. Justru, desa-desa di Indonesia butuh orang-orang muda yang punya ilmu dan semangat perubahan. KKN, magang, dan pendampingan desa bisa menjadi awal dari perjalanan yang lebih besar: membangun masa depan desa melalui kolaborasi dan cinta.

Pengabdian tidak harus menunggu lulus. Ia bisa dimulai sejak hari ini, dari hal kecil: mendengarkan warga, membantu membuat brosur wisata, atau sekadar menemani anak-anak desa belajar. Dari sana, kepercayaan akan tumbuh, dan dampak akan terasa.

Sebagai penulis dan bagian dari komunitas desa, saya percaya bahwa masa depan pariwisata Indonesia bisa dibangun lewat tangan-tangan mahasiswa—yang tidak hanya pintar, tapi juga punya hati. Mari pulang, mari mengabdi. Karena sesungguhnya, desa selalu punya tempat bagi siapa saja yang datang membawa niat baik.


Referensi:

  • Ni Desak Made Santi Diwyarthi. (2022). Desa Wisata: Membangun Desa dengan Pariwisata. Politeknik Pariwisata Bali.
  • Salim, M. (2021). Peran Mahasiswa dalam Pengembangan Desa Wisata: Kajian Pengabdian Berbasis Kolaborasi.
  • Kartika, R. (2022). Model Pendampingan Berkelanjutan oleh Mahasiswa di Desa Wisata.

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X

Terkait

Previous Post

SDM Pariwisata Harus Cerdas, Peduli, dan Berjiwa Sosial

Next Post

Membangun Desa dari Kampus: Program Strategis yang Harus Diperkuat

Ryan Ariyanto

Ryan Ariyanto

Ryan Ariyanto aktif berkegiatan untuk desa, pemberdayaan masyarakat dan dunia digital marketing. Selain aktif mengelola sedesa.id, juga sebagai Peneliti Lepas Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan UGM. Saat ini bekerja sebagai Analis Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka - Kampus Merdeka Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Related Posts

Sedesa.id Kolaborasi Koperasi Desa Merah Putih dan BUMDes
Koperasi

Kolaborasi Koperasi Merah Putih, UMKM, dan BUMDes untuk Dorong Ekonomi Desa

by Ryan Ariyanto
Mei 10, 2025
0

Sedesa.id Tahun 2025 menjadi momentum strategis bagi Indonesia untuk mendorong kebangkitan ekonomi desa melalui kolaborasi Koperasi, UMKM, dan BUMDes (KUB)...

Read moreDetails
sedesa.id Peran Koperasi Desa dalam Ketahanan Pangan dan Kesehatan Masyarakat
Koperasi

Peran Koperasi Desa dalam Ketahanan Pangan dan Kesehatan Masyarakat

by Ryan Ariyanto
April 24, 2025
0

Sedesa.id Saat dunia menghadapi krisis pangan, perubahan iklim, hingga ancaman penyakit yang makin kompleks, desa-desa Indonesia tidak bisa hanya menjadi...

Read moreDetails
sedesa.id Sistem Monitoring dan Evaluasi Koperasi Desa Merah Putih
Koperasi

Sistem Monitoring dan Evaluasi Koperasi Desa Merah Putih

by Ryan Ariyanto
April 24, 2025
0

Sedesa.id Membentuk koperasi itu satu hal. Tapi memastikan koperasi itu benar-benar berjalan, berkembang, dan bermanfaat bagi warga desa, itu tantangan...

Read moreDetails

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Archive

Most commented

Kolaborasi Koperasi Merah Putih, UMKM, dan BUMDes untuk Dorong Ekonomi Desa

Peran Koperasi Desa dalam Ketahanan Pangan dan Kesehatan Masyarakat

Sistem Monitoring dan Evaluasi Koperasi Desa Merah Putih

Pendanaan Koperasi Desa Merah Putih: Dari APBN hingga Dana Desa, Siapa Bayar Apa?

Struktur Organisasi Koperasi Desa Merah Putih: Siapa Mengatur, Siapa Diawasi?

Jenis Usaha Koperasi Desa Merah Putih: Jangan Hanya Simpan Pinjam

Seedbacklink
Banner BlogPartner Backlink.co.id
  • About us
  • Terms of service
  • Privacy Policy
Call us: 085643190105

Sedesa.id © 2025

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Desa
    • Koperasi
    • BUMDes
    • Peluang Usaha
    • Materi dan Publikasi
  • Digital Marketing
  • Nalara Kopi
  • Sedesa TV
  • Layanan
    • Pelatihan Wisata Berkelanjutan
    • Pelatihan Pasar Rakyat

Sedesa.id © 2025

Eksplorasi konten lain dari sedesa.id

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

 

Memuat Komentar...