sedesa.id Lulusan perguruan tinggi pariwisata sering dianggap sebagai duta pariwisata Indonesia. Mereka dibekali dengan ilmu pelayanan, manajemen destinasi, hingga strategi promosi yang canggih. Tapi sesungguhnya, peran terbesar mereka bukan hanya di hotel mewah atau kapal pesiar. Peran paling penting justru dimulai dari tempat yang paling sederhana—desa tempat mereka tumbuh.
Setiap alumni yang kembali ke desa, menggerakkan warga, dan membuka potensi lokal adalah duta desa sejati. Ia membawa ilmu sekaligus integritas. Ia bukan sekadar mewakili lembaga tempatnya kuliah, tapi menjadi wajah perubahan yang hidup di tengah masyarakat. Ia adalah contoh nyata bahwa pendidikan tinggi bukan hanya untuk naik kelas sosial, tapi untuk membawa kelas dan martabat ke desa asal.
Artikel ini adalah ajakan kepada semua lulusan kampus pariwisata untuk kembali menjadi inspirasi bagi kampung halamannya. Karena sesungguhnya, dunia tidak perlu melihat ke kota untuk belajar tentang kemajuan. Cukup melihat ke desa, di mana pemuda-pemudanya pulang dan mengabdi.
Siapa Itu Duta Desa?
Duta desa bukan gelar formal. Ia tidak butuh piagam atau piala. Ia adalah sebutan kehormatan dari masyarakat kepada anak-anak muda yang:
- Memberikan kontribusi nyata bagi desanya
- Mengangkat potensi lokal ke tingkat nasional dan internasional
- Menginspirasi generasi muda lain untuk mencintai desanya
- Menjadi panutan dalam sikap, perilaku, dan semangat kolaboratif
Seorang duta desa bisa saja sederhana: membuka café lokal, mengelola homestay, menjadi pelatih tari, atau membantu ibu-ibu menjual kerajinan secara online. Tapi yang membuatnya istimewa adalah niat dan dampak. Ia hadir dengan hati, bekerja dengan cinta, dan mengajak orang lain tumbuh bersama.
Duta desa juga bagian tak terpisahkan dari upaya Membangun Jaringan Desa Wisata
Lulusan Pariwisata = Role Model Desa Wisata
Lulusan perguruan tinggi pariwisata memiliki banyak keunggulan: mereka bisa bicara dengan wisatawan asing, memahami konsep hospitality, mengerti pemasaran digital, dan terbiasa bekerja secara sistematis. Ini adalah modal luar biasa jika dibawa kembali ke desa.
Bayangkan jika satu orang alumni:
- Membantu desa menyusun paket wisata edukatif
- Melatih pemuda menjadi pemandu wisata yang handal
- Menjadi influencer desa wisata yang aktif di media sosial
- Memperkenalkan desa ke pasar wisata nasional dan global
Ia bukan hanya bekerja, tapi juga menumbuhkan ekosistem lokal. Ketika anak muda melihat bahwa ‘kakak kelasnya’ sukses membangun desa, maka inspirasi itu menyebar. Dan dari situ, semangat untuk bertahan, pulang, dan membangun pun mulai tumbuh.
Tapi benarkah ini solusi? Sarjana Kembali Ke Desa Solusi SDM Desa Wisata yang Berkelanjutan?
Peran Kampus: Mendorong Mahasiswa Jadi Duta Desa
Kampus pariwisata tidak boleh hanya mengarahkan lulusannya untuk “sukses di luar negeri”. Kampus juga harus mendorong lahirnya duta-duta desa yang kuat secara intelektual dan sosial.
Beberapa cara yang bisa dilakukan:
- Mengadakan program “Duta Desa Wisata” untuk alumni dan mahasiswa
Misalnya lomba gagasan desa wisata, inkubasi ide sosial, atau showcase kontribusi alumni di desa. - Memberikan penghargaan untuk lulusan yang membangun desa
Bukan hanya yang bekerja di industri besar. - Menjalin kerja sama dengan desa untuk menyediakan program pengabdian jangka panjang
- Menyisipkan kurikulum yang memperkuat kesadaran sosial dan cinta desa
Dari kampus, muncul agen perubahan. Dari desa, lahir peradaban.
Kampus berperan penting, berikut: Kewajiban Kampus dalam Pembangun Desa Wisata

Pulang Bawa Nama Baik, Tinggal Bawa Harapan
Ketika seorang lulusan pariwisata memilih pulang ke desa dan mengabdi, ia membawa dua hal: nama baik dan harapan. Nama baik sebagai cermin institusi yang telah mendidiknya. Dan harapan, sebagai jalan terang bagi masyarakat di sekitarnya.
Menjadi duta desa bukan tentang seberapa jauh kamu pernah pergi, tapi seberapa dalam kamu bisa kembali. Kembali ke akar, kembali ke nilai-nilai luhur, dan kembali untuk memberi dampak.
Sebagai penutup seri ini, saya ingin menyampaikan:
Desa tidak butuh pahlawan yang sempurna, tapi duta yang tulus.
Dan mungkin, kamu adalah salah satunya.
Referensi:
- Ni Desak Made Santi Diwyarthi. (2022). Desa Wisata: Membangun Desa dengan Pariwisata. Politeknik Pariwisata Bali.
- Nurhayati, T. (2021). Duta Pariwisata dan Peran Sosial Alumni di Desa Wisata.
- Forum Desa Wisata Indonesia. (2022). Gerakan Alumni Pulang Desa sebagai Strategi SDM Wisata Berbasis Lokal.