Sedesa.id Dalam kesempatan kali ini kita akan membahas tentang penyebab BUMDes gagal dan mati suri. Keberadaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) bukan lagi hal yang baru, setidaknya sejak lima tahun terakhir BUMDes sudah tumbuh berbagai desa di Indonesia. Persoalannya ada BUMDes yang berhasil dan ada BUMDes yang gagal atau BUMDes mati suri.
Kenapa BUMDes gagal? Banyak faktor penyebab BUMDes gagal. Untuk mengetahui faktor penyebab kenapa Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) gagal atau mati suri menjadi sangat penting, karena hal ini dapat digunakan sebagai sebuah tolok ukur terhadap BUMDes yang kita kelola, sehingga dapat dijadikan pembelajaran di masa saat ini dan masa mendatang.
Penyebab Bumdes gagal dan mati suri tentu menjadi perhatian banyak pihak, tidak hanya Kemendesa bahkan Presiden Joko Widodo juga geram dengan masih banyaknya BUMDes yang mati suri dan belum bisa memberi kontribusi bagi desa.
Banyak faktor atau sebab mengapa BUMDes gagal. Jika kita rangkum berdasarkan fakta lapangan dari apa yang disampaikan pengelola BUMDes penyebab BUMDes gagal atau mati suri yang paling umum setidaknya ada enam faktor yang menyebabkan BUMDes gagal atau mati suri, sebagai berikut;
Penyebab BUMDes Gagal dan Mati Suri: Pendirian BUMDes hanya coba coba
Penyebab BUMDes Gagal dan Mati Suri yang pertama adalah pendirian BUMDes hanya coba coba. Mendirikan BUMDes tidak mudah, tidak bisa coba-coba, BUMDes harus didirikan dengan semangat mencapai kesuksesan. Maka, jangan dibayangkan BUMDes sekedar permainan program atau proyek pemerintah. Jika sudah berangkat dengan pemikiran bahwa BUMDes hanya proyek, maka alamat sudah BUMDes gagal dan mati suri di depan mata.
Tidak dapat dipungkiri, masih banyak orang yang menganggap keberadaan BUMDes sebagai proyek coba coba, sehingga jika gagal tidak apa-apa. Pandangan ini sudah keliru, sehingga sejak awal pendirian BUMDes sudah tidak ada semangat atau filosofi BUMDes, maka mati suri dan gagal BUMDes tersebut.
Seharusnya dan wajib hukumnya dalam mendirikan BUMDes melalui proses yang baik dan benar. Baik berarti secara niat adalah untuk membuat Badan Usaha Milik Desa yang sebesar-besarnya demi kepentingan desa dan masyarakat, Benar berarti melalu tahapan dan langkah perencanaan dan pengelolaan yang sesuai aturan hukum dan profesional.
Karenanya dalam menjalankan atau mendirikan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) harus baik dan benar mulai dari perencanaan, persiapan sarana dan prasarananya. Ketika mendirikan dan menjalankan BUMDes sesuai dengan pedoman yang baik dan benar maka BUMDes dapat terorganisir dengan jelas dan memiliki tujuan yang pasti yaitu mendapatkan keuntungan dan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat desa.
Maka, jangan sekali-kali mendirikan BUMDes jika niatnya hanya mencoba-coba saja. BUMDes bukan permainan, BUMDes adalah badan usaha yang akan menaungi hajat hidup orang banyak (masyarakat desa), sehingga wajib hukumnya pendirian BUMDes berangkat dari keseriusan membangun desa.
Asal pilih unit usaha tanpa menguasai bidang yang dipilih
Selanjutnya yang menjadi Penyebab BUMDes Gagal dan Mati Suri adalah masih terjadi asal piih unit usaha tanpa menguasai bidang yang dipilih. Dalam bidang apa pun yang akan kita geluti maka keahlian dan pengetahuan terhadap bidang tersebut menjadi wajib hukumnya sebelum kita melakukannya. Semisal; jika kita ingin bermain Sepak Bola paling tidak kita mengetahui aturan umum dalam bermain bola, sehingga kita tahu bagaimana cara bermain bola yang benar, tidak melakukan pelanggaran.
Sama dengan unit usaha BUMDes, perlu adanya pengetahuan sebelum menentukan pilihan unit usaha apa yang akan dijalankan oleh BUMDes. Jika BUMDes hanya asal mengikuti tren dari BUMDes lain, maka hasilnya sudah dapat ditebak unit usaha yang dijalankan tidak akan bertahan lama.
Jika di desa kita belum memiliki sarana pendukung yang cukup atas keberadaan potensi wisata walau kita menganggap alam kita layak untuk dijadikan destinasi wisata sebaiknya jangan terburu-buru menjadikan wisata sebagai unit usaha desa kita. Kenapa? Kita sudah banyak melihat banyak desa wisata yang dijalakan hanya bertahan hitungan bulan, karena memang secara analisa bisnis atau analisa usaha tidak memenuhi syarat.
Nah, selain prasyarat dalam memilih usaha, juga perlu adanya sumber daya yang memang mumpuni dan memiliki keahlian dalam menjalankan unit usaha tersebut, sehingga dalam melakukan atau menjalankan unit usaha BUMDes selain telah sesuai dengan analisa usaha dan perencanaan usaha, juga dijalankan oleh orang-orang atau sumber daya yang memiliki keahlian atau berkompeten di bidang tersebut.
Ini berlaku di berbagai jenis usaha yang akan dijalankan oleh BUMDes, menjadi wajib hukumnya memiliki bisnis plan atau rencana usaha sebelum menjalankan usaha. Tujuannya jelas, agar usaha yang dijalankan memiliki gambaran seperti apa menjalankannya, bagaimana ketika risiko kerugian terjadi, bagaimana mengembangkan dan apa tujuan jangka pendek menengah dan jangka panjang.
BUMDes hasil Duplikasi Model terbawa Arus Tren dan Viral
Sebenarnya hampir mirip dengan yang terjadi pada poin 2 di atas, akan tetapi jika pada poin 2 tidak memiliki kapasitas sumber daya manusia, dalam poin tiga lebih pada ikut-ikutan atau duplikasi model BUMDes yang sedang tren atau viral. Hal ini juga menjadi Penyebab BUMDes Gagal dan Mati Suri.
Model duplikasi tren dan viral yang dilakukan oleh BUMDes ini juga menjadi salah satu penyebab banyaknya BUMDes yang gagal di Indonesia karena terjebak oleh cara ini.
Pengelola BUMDes hanya melihat dari sisi tren dan mengejar viral di media sosial atau media massa. Hasilnya dapat ditebak, tidak dapat bertahan lama. Kasus seperti ini biasanya terjadi pada unit usaha desa wisata.
Tren dan Viral memang menjadi begitu menggiurkan, tidak hanya pada BUMDes kita telah banyak melihat model usaha yang bermodalkan viral atau tren sesaat, misalnya kita pernah ada demam viral Es Kepal Milo, kemudian Trend Batu Akik dan lain sebagainya, modal usaha viral ini tidak serta merta dapat diikuti, kenapa? Karena bersifat sementara.
Oleh karena itu, unit usaha BUMDes hendaknya memiliki tujuan jangka panjang bukan sekedar ikut tren semata, karena BUMDes diperuntukkan bukan satu dua hari, namun untuk selama-lamanya untuk kesejahteraan masyarakat.
Melihat atau meniru dari kesuksesan BUMDes lain tentu boleh boleh saja, namun perlu digaris bawahi bahwa yang menjadi semangat adalah keberhasilannya bukan meniru bisnis yang sama persis, artinya bisnis atau usaha tetap disesuaikan dengan potensi yang ada di desa kita.
BUMDes salah memilih karyawan dan rekan kerja
Penyebab BUMDes Gagal dan Mati Suri yang selanjutnya adalah BUMDes salah dalam memilih karyawan dan rekan kerja. Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) memiliki modal yang akan digunakan untuk membuat atau menjalankan unit usaha BUMDes, modal ini bisa dari berbagai sumber salah satunya alokasi dana desa, dan juga penyertaan modal dari pihak lain.
Ketika modal sudah ada, dan akan menjalankan sebuah unit usaha, tentu BUMDes tidak bisa menjalankan semuanya seorang diri, perlu pihak lain yang menjadi perantara atau mitra, jika demikian maka hati-hati dalam memilih mitra.
Mitra di sini bisa berarti rekanan kerja sama yang artinya adalah pihak lain yang bersama dengan BUMDes akan menjalankan unit usaha, atau mitra dalam hal ini adalah karyawan BUMDes yang menjalankan unit usaha yang BUMDes akan jalankan.
Keduanya perlu ditelusuri dilakukan analisa mendalam perihal rekam jejaknya, jangan sampai salah pilih, jika mitra ternyata tidak memiliki kemampuan mengelola perusahaan atau usaha, alamat unit usaha akan gagal.
Maka seleksi memilih karyawan dan mitra usaha menjadi penting, pengalaman dan rekam jejak mereka harus benar-benar bersih dan baik serta memiliki kemampuan dari unit usaha yang akan dijalankan.
Penyebab BUMDes Gagal dan Mati Suri: Pengelola BUMDes tidak fokus
Dalam menjalankan unit usaha apa pun itu unit usaha yang dipilih, maka wajib bagi pengelola BUMDes untuk benar-benar fokus pada tujuan dan pada semangat menjalankan BUMDes. Jangan sampai, kerja pengelola BUMDes hanya setengah-setengah, hanya sebagai selingan, jika sudah demikian maka BUMDes tidak benar-benar menjadi prioritas, sudah dapat di tebak hasilnya pun setengah.
Pengelola BUMDes harus benar-benar yakin bahwa BUMDes akan memberikan manfaat bagi dirinya, bagi masyarakat dan bagi desa secara luas ketika dijalankan dengan baik. Bahwa di awal pendirian BUMDes belum memiliki banyak pendapatan tidak mengapa, asalkan tujuan akhir sudah jelas.
Pengelola harus menjalankan tahap demi tahap dengan fokus. Jangan terbelah dengan kegiatan lain, jangan takut bagi pengelola BUMDes karena jika BUMDes berhasil maka kehidupan bersama warga desa dan tentunya pengelola BUMDes pun akan tercukupi dengan sendirinya.
Penyebab BUMDes Gagal dan Mati SuriBUMDes kalah dan menyerah
Terakhir yang paling menyakitkan dari sebab mengapa BUMDes gagal dan mati suri adalah BUMDes kalah dan menyerah. Para pengelola BUMDes sudah merasa gagal dan karena gagal maka mereka menganggap telah kalah dalam menjalankan unit usaha BUMDes.
Ketika diminta untuk kembali bangkit dan mendirikan unit usaha lagi berbekal pengalaman, pengelola sudah ‘kapok’ sudah ‘capek’ sudah tidak mau lagi. Jika sudah demikian maka gagal total BUMDes yang ada di desa kita.
Untuk kita ingat bersama BUMDes boleh gagal berkali dengan syarat mau untuk bangkit kembali sebab hanya dengan bangkit kembali kegagalan dapat diobati .
Maka, jalan keluar dari kegagalan menjalankan unit usaha BUMDes adalah dengan bangkit dan kembali menjalankan unit usaha BUMDes yang lebih baik, tentu dengan perencanaan yang lebih matang dan menjadikan kegagalan sebagai pedoman di masa depan.
Demikian pembahasan kali ini mengenai penyebab BUMDes mati suri atau penyebab gagalnya BUMDes. Cara menangani Bumdes yang gagal atau mati suri pada dasarnya hampir mirip dengan mengatasi usaha umum yang bangkrut, bisa dibaca refrensinya Cara Ampuh Memulihakan Usaha Yang Bangkrut Tidak dapat dipungkiri memang BUMDes di seluruh Indonesia belum dapat sepenuhnya berdiri dan berhasil, namun itu bukan berarti BUMDes tidak dapat berhasil, selama ada kemauan pasti ada jalan.
Tetap semangat membangun dan menjalankan BUMDes. Mari bersama membangun desa, mari bersama menuju Indonesia Jasa melalui desa. Salam. Ari Sedesa.id