Sedesa.id Media sosial kini menjadi salah satu ruang baru dalam kehidupan manusia. Bahkan, ruang maya ini, kini menjadi begitu nyata, dan sulit kiranya memisahkan dari kehidupan kita. Tidak terkecuali bagi pelaku usaha.
Era digital secara terbuka sejak kehadirannya yang mulai ‘masif’ lima tahun terakhir ini memang memberikan pilihan yang sama dalam mengembangkan usaha. Baik pelaku usaha besar, pelaku usaha kecil, memiliki kesempatan yang sama untuk ‘memajukan’ produk mereka.
Namun dalam praktiknya, yang namanya literasi digital distribusinya tidaklah merata. Akses terhadap ilmu dan pengetahuan masih menjadi persoalan besar. Apa lagi, di Indonesia yang begitu luas ini. Belum lagi persoalan infrastruktur pendukung digital yang juga ‘belum’ merata.
Jika pun kita bisa melihat contoh bagaimana pelaku usaha kecil, UMKM, pelaku usaha desa yang muncul dan sukses dengan memanfaatkan keberadaan pasar online. Rupanya, belum cukup menjadi pemantik bagi pelaku usaha kecil yang lain.
Masih kurangnya pengetahuan mengenai perkembangan digital, menjadikan masyarakat pelaku usaha ‘enggan’ atau belum mau merambah pasar digital. Padahal, mereka ‘mengeluh’ dan menyadari bagaimana pasar mereka kian hari kian tergerus. Mereka sadar, konsumen mereka semakin berkurang dan hilang.
Pasar berubah, konsumen memiliki pola baru. Maka, sudah seharusnya sebagai produsen mengikuti pola yang konsumen inginkan. Kemudahan dalam mengakses produk, melakukan transaksi. Apa lagi ketika dunia sedang menghadapi pandemi seperti saat ini.
Lalu Apa Upaya Yang Bisa Kita Lakukan?
Nah, untuk mendukung pemerataan literasi digital bagi pelaku usaha desa. Saat ini Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan Universitas Gadjah Mada (PUSTEK UGM) sedang melakukan kegiatan Pelatihan Pembuatan Konten Sosial Media.
Kegiatan Pelatihan Media Sosial Bagi Pelaku Usaha Desa ini dilaksanakan di enam desa binaan PUSTEK UGM yang berada di kawasan menoreh terpadu Adapun enam desa tersebut adalah; Banjarharjo, Banjaroya, Banjararum, Banjarasri, Gerbosari, dan Sidoharjo.
Kemarin, Rabu 17 Juni 2021 adalah pertemuan pertama. Dalam pertemuan ini dihadiri oleh pelaku usaha baik individu atau pun pelaku usaha kelompok, dari berbagai bidang; kuliner, wisata, kerajinan dan lain sebagainya.
Sebagain besar sudah mulai menggunakan sosial media sebagai media promosi dan memasarkan produk. Namun sebagian lainnya, belum menjadikan sosial media sebagai ‘lapak dagangan mereka’. Hal ini karena ada berbagai kendala.
Paling umum kendala yang dihadapi adalah perihal menyiapkan konten; pengambilan foto produk, pembuatan desain, pembuatan caption, dan lain sebagainya. Selain itu, kendala lain adalah belum memahami bagaimana cara melakukan optimasi konten di sosial media yang mereka gunakan.
Tim PUSTEK UGM, telah melakukan serangkaian asesment awal untuk memahami apa yang menjadi kebutuhan prioritas dalam pelatihan kali ini. Karena pelatihan akan dilakukan lebih dari satu kali, dan berkelanjutan baik secara offline mau pun online.
Saling Terhubung dan Mari Memasuki Pasar Digital!
Upaya kecil yang kita lakukan bagi pelaku usaha pedesaan dapat berdampak besar jika kita saling bekerja sama. Saya percaya, DNA bangsa kita adalah kerja sama atau gotong royong. Maka, dalam era digital seperti saat ini sudah saatnya kita melakukan gotong royong digital.
Jika pelaku usaha dalam satu kawasan bisa saling bekerja sama dalam memasuki dan menghadapi persaingan digital. Bukan tidak mungkin, jika pasar yang saat ini dikuasai segelintir orang, perlahan akan ‘beralih’ atau paling tidak memiliki alternatif produk lain.
Patut menjadi catatan bersama, bahwa saat ini orang cenderung bertanya kepada ‘internet’ atau melakukan pencarian untuk apa pun melalui mesin pencari, melalui genggaman tangan. Maka, jangan sampai produk terbaik kita tidak muncul hanya karena kita tidak tahu cara meletakkan mereka dalam etalasi online.
Kita bisa saling dukung untuk memasarkan produk pelaku usaha desa. Saya misalnya, dalam keterbatasan saya mencoba untuk menuliskan berbagai produk yang saya jumpai melalui blog Sedesa.id ini. Saya juga memberikan ruang gratis bagi pelaku usaha yang ingin beriklan di sedesa.id
Lebih jauh, melalui saluran Youtube Sedesa.id saya juga memberikan ruang untuk promosi produk / jasa yang dijalankan oleh pelaku usaha rakyat. Ini tentu saja sebatas kemampuan saya yang bisa saat ini.
Namun bayangkan, jika semua bergerak bersama, memanfaatkan sosial media yang ada untuk promosi bersama. Bisa jadi, akan semakin banyak orang yang terpapar dengan produk-produk desa. Akan banyak informasi mengenai produk-produk terbaik dari indusrti rakyat.
Demikian catatan penulis kali ini mengenai Literasi Konten Media Sosial Bagi Pelaku Usaha Desa. Semoga pembahasan kali ini bermanfaat. Tetap semangat membangun desa, menumbuhkan BUMDes. Salam. Ari Sedesa.id