Pendidikan kita tak kunjung mampu merombak pola relasi yang timpang antara desa dan kota. Desa dengan segala kekayaannya masih menjadi pemasok yang setia bagi kemakmuran masyarakat kota dengan kontraprestasi yang tidak sepantasnya.
Awan Santosa membayangkan model pendidikan alternatif yang disebut dengan “Perguruan Tinggi Desa (PTDes)”, yang selanjutnya dapat diberi nama secara khusus semisal Sekolah Tinggi Sriharjo (Sriharjo College), Argosari Cllege, dan sebagainya.
Dalam PTDes rancang bangun pendidikan yang berbasis kemakmuran dan keberdikarian desa dilakukan secara kolektif oleh masyarakat desa.
PTDes akan menjadi media revolusi kebudayaan (kesadaran) dan persemaian keahlian warga desa, semisal dalam inovasi energi berbasis tenaga surya, mikro-hidro, sampah, dan kotoran ternak.
Model seperti ini telah berhasil dilakukan di India oleh Bunker Roy dengan Bare-foot College-nya yang sudah membuat warga desa mampu menguasai energi berbasis tenaga surya.
Bare-foot college juga telah mendidik warga desa untuk memiliki keahlian professional sepertihalnya teknisi, guru, akuntan, dan sebagainya, seperti yang biasa dilakukan lembaga pendidikan formal di kota-kota besar. Lebih dari itu Roy telah mengenalkan model Sekolah Malam (Night School) bagi anak-anak desa yang karena keterbatasan keluarga harus bekerja di siang hari.
Simak selengkapnya dalam video kali ini. Sumbangsih dan saran, silakan melalui kolom komentar atau menghubungi kami melalui:
Email: sapasedesa@gmail.com
Phone: 085643190105
www.sedesa.id
Awan Santosa, S.E, M.Sc: Dosen negeri dpk di Universitas Mercu Buana Yogyakarta, Peneliti | Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan UGM | Ketua Bidang Diklat Mubyarto Institute, dan CO-Founder sepasar.id