• Call: +6285643190105
  • E-mail: sapasedesa@gmail.com
  • Login
  • Register
Education Blog
  • Desa
    • Koperasi
    • BUMDes
    • Peluang Usaha
    • Materi dan Publikasi
  • Digital Marketing
  • Nalara Kopi
  • Sedesa TV
  • Layanan
    • Pelatihan Wisata Berkelanjutan
    • Pelatihan Pasar Rakyat
No Result
View All Result
sedesa.id
No Result
View All Result
Home PUSTAKA Catatan Penulis

Society 5.0 dan Desa Wisata: Masyarakat Jadi Pusat Inovasi Pariwisata

Ryan Ariyanto by Ryan Ariyanto
April 19, 2025
in Catatan Penulis, Desa Wisata
0
sedesa.id Society 5.0 dan Desa Wisata Masyarakat Jadi Pusat Inovasi Pariwisata
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsappShare on TekegranShare on Tekegran

Sedesa.id Bayangkan kalau teknologi bukan lagi sekadar alat bantu, tapi menjadi sahabat masyarakat desa. Bayangkan pula kalau warga desa tak hanya jadi pelaku pasif dalam industri wisata, tapi jadi pemilik panggung utama—berdaya, melek teknologi, dan mampu menciptakan solusi dari tantangan yang mereka hadapi sendiri.

Inilah semangat Society 5.0 yang mulai menyapa dunia pedesaan, termasuk desa wisata.

RelatedPosts

Jenis Usaha Koperasi Desa Merah Putih: Apa Saja yang Bisa Dikembangkan?

Model Pembentukan Koperasi Desa Merah Putih: Baru, Revitalisasi, atau Pengembangan?

Tahapan Pendirian Koperasi Desa Merah Putih

Apa Itu Society 5.0?

Society 5.0 adalah konsep yang diperkenalkan oleh pemerintah Jepang, yang kemudian diadopsi oleh berbagai negara sebagai pendekatan pembangunan manusia di era teknologi. Berbeda dengan Revolusi Industri 4.0 yang fokus pada otomatisasi dan digitalisasi, Society 5.0 menempatkan manusia sebagai pusat segala inovasi.

Teknologi digunakan untuk membahagiakan manusia, bukan menggantikannya.

Dalam konteks desa wisata, Society 5.0 berarti:

  • Masyarakat tidak hanya mengikuti tren, tapi menciptakan tren wisata berbasis kearifan lokal.
  • Teknologi digunakan untuk menyelesaikan masalah desa: pemasaran produk, distribusi hasil panen, hingga mitigasi bencana.
  • Inovasi lahir dari kolaborasi: antara masyarakat, pemerintah, akademisi, dan swasta.

Desa Wisata = Laboratorium Masyarakat 5.0

Buku Desa Wisata: Membangun Desa dengan Pariwisata menyebut bahwa desa wisata bukan hanya objek pembangunan, tapi subjek—penentu arah dan penggerak perubahan.

Dalam kerangka Society 5.0, desa wisata menjadi tempat terbaik untuk menerapkan prinsip-prinsip ini secara nyata.

Apa saja yang bisa dilakukan?

  • Digitalisasi kearifan lokal: Mulai dari cerita rakyat, tradisi panen, hingga tarian daerah bisa diangkat melalui media sosial, YouTube, atau bahkan platform metaverse.
  • Pemanfaatan data untuk pengambilan keputusan: Data kunjungan wisata, pola belanja tamu, dan tren wisata bisa membantu desa membuat kebijakan yang lebih tepat sasaran.
  • Sistem informasi desa wisata: Aplikasi lokal yang bisa digunakan untuk pemesanan, informasi atraksi, hingga rating layanan warga.
  • Inklusi sosial teknologi: Anak muda dilibatkan sebagai duta digital, ibu-ibu dilatih memasarkan produk di marketplace, dan orang tua tetap bisa berkontribusi melalui cerita dan budaya.

Society 5.0 bukan tentang mengganti peran manusia dengan robot atau AI, tapi menguatkan peran manusia dengan dukungan teknologi yang cerdas dan ramah lingkungan.

Baca juga: Desa Wisata di Era Digital: Siapkah Digitalisasi Menyentuh Pedesaan?

Inovasi Sosial, Bukan Sekadar Teknologi

Yang menarik, Society 5.0 menekankan bahwa inovasi bukan hanya soal alat dan sistem, tapi juga tentang pola pikir. Desa wisata harus berani keluar dari kebiasaan lama yang stagnan, dan mulai membuka diri terhadap:

  • Kolaborasi lintas generasi dan sektor
  • Eksperimen sosial yang berpihak pada warga
  • Pengembangan desa berbasis potensi, bukan hanya proyek

Ketika masyarakat merasa memiliki program wisata, maka akan tumbuh rasa tanggung jawab untuk menjaga, merawat, bahkan mengembangkan lebih jauh.

Cek tulisan sebelumnya: Pembahasan Lengkap dan Contoh Desa Cerdas

Kesimpulan

Dalam Society 5.0, desa wisata tidak lagi jadi penonton pembangunan, tapi jadi aktor utama yang menentukan arah ke mana desanya akan bergerak.

Teknologi bukan musuh tradisi, justru menjadi alat untuk melestarikan dan menyebarkan kearifan lokal ke dunia.

Sebagai penulis dan pegiat desa, saya percaya bahwa masa depan pariwisata Indonesia tidak ada di gedung pencakar langit, tetapi di kaki gunung, pinggir sawah, dan sudut-sudut desa yang penuh nilai.

Oh ya, kalau di Bali kita mengenal bale kulkul, yaitu bangunan tradisional berupa paviliun kecil tempat menggantung kentongan (kulkul) sebagai alat komunikasi desa—mungkin hari ini fungsinya bisa dikembangkan jadi pusat informasi digital desa wisata. Perpaduan tradisi dan teknologi inilah wajah baru masyarakat 5.0.


Referensi:

  • Ni Desak Made Santi Diwyarthi. (2022). Desa Wisata: Membangun Desa dengan Pariwisata. Politeknik Pariwisata Bali.
  • Jakaria, dkk. (2021). Peningkatan Ekonomi Masyarakat Menuju Era Society 5.0. Seminar Nasional IKRAITH.
  • Prakoso, L.Y. & Sianturi, D. (2019). Strategi Pertahanan Laut & Bela Negara dalam Desa Wisata. Jurnal Strategi Pertahanan.
  • Sugihamreth, W. (2020). Pandemi dan Transformasi Sosial di Desa Wisata.

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X

Terkait

Previous Post

Desa Wisata di Era Digital: Siapkah Digitalisasi Menyentuh Pedesaan?

Next Post

Strategi Bertahan dan Bangkit Desa Wisata

Ryan Ariyanto

Ryan Ariyanto

Ryan Ariyanto aktif berkegiatan untuk desa, pemberdayaan masyarakat dan dunia digital marketing. Selain aktif mengelola sedesa.id, juga sebagai Peneliti Lepas Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan UGM. Saat ini bekerja sebagai Analis Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka - Kampus Merdeka Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Related Posts

sedesa.id Jenis Usaha Koperasi Desa Merah Putih
Catatan Penulis

Jenis Usaha Koperasi Desa Merah Putih: Apa Saja yang Bisa Dikembangkan?

by Ryan Ariyanto
April 23, 2025
0

Sedesa.id Kalau bicara koperasi, sebagian dari kita mungkin langsung membayangkan koperasi simpan pinjam atau koperasi sekolah yang pernah kita ikuti...

Read moreDetails
sedesa.id Model Pembentukan Koperasi Desa Merah Putih
Catatan Penulis

Model Pembentukan Koperasi Desa Merah Putih: Baru, Revitalisasi, atau Pengembangan?

by Ryan Ariyanto
Mei 18, 2025
0

Sedesa.id Setiap desa punya karakter berbeda. Ada yang sudah punya koperasi sejak dulu, tapi kini mati suri. Ada yang baru...

Read moreDetails
sedesa.id Tahapan Pendirian Koperasi Desa Merah Putih
Catatan Penulis

Tahapan Pendirian Koperasi Desa Merah Putih

by Ryan Ariyanto
Mei 18, 2025
0

Pemerintah Indonesia menargetkan pembentukan 80.000 Koperasi Desa Merah Putih. Prosesnya melibatkan sosialisasi, Musyawarah Desa Khusus, rapat pendirian, integrasi koperasi lama,...

Read moreDetails

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Archive

Most commented

Kolaborasi Koperasi Merah Putih, UMKM, dan BUMDes untuk Dorong Ekonomi Desa

Peran Koperasi Desa dalam Ketahanan Pangan dan Kesehatan Masyarakat

Sistem Monitoring dan Evaluasi Koperasi Desa Merah Putih

Pendanaan Koperasi Desa Merah Putih: Dari APBN hingga Dana Desa, Siapa Bayar Apa?

Struktur Organisasi Koperasi Desa Merah Putih: Siapa Mengatur, Siapa Diawasi?

Jenis Usaha Koperasi Desa Merah Putih: Jangan Hanya Simpan Pinjam

Seedbacklink
Banner BlogPartner Backlink.co.id
  • About us
  • Terms of service
  • Privacy Policy
Call us: 085643190105

Sedesa.id © 2025

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Desa
    • Koperasi
    • BUMDes
    • Peluang Usaha
    • Materi dan Publikasi
  • Digital Marketing
  • Nalara Kopi
  • Sedesa TV
  • Layanan
    • Pelatihan Wisata Berkelanjutan
    • Pelatihan Pasar Rakyat

Sedesa.id © 2025

Eksplorasi konten lain dari sedesa.id

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca