Sedesa.id Bayangkan kalau teknologi bukan lagi sekadar alat bantu, tapi menjadi sahabat masyarakat desa. Bayangkan pula kalau warga desa tak hanya jadi pelaku pasif dalam industri wisata, tapi jadi pemilik panggung utama—berdaya, melek teknologi, dan mampu menciptakan solusi dari tantangan yang mereka hadapi sendiri.
Inilah semangat Society 5.0 yang mulai menyapa dunia pedesaan, termasuk desa wisata.
Apa Itu Society 5.0?
Society 5.0 adalah konsep yang diperkenalkan oleh pemerintah Jepang, yang kemudian diadopsi oleh berbagai negara sebagai pendekatan pembangunan manusia di era teknologi. Berbeda dengan Revolusi Industri 4.0 yang fokus pada otomatisasi dan digitalisasi, Society 5.0 menempatkan manusia sebagai pusat segala inovasi.
Teknologi digunakan untuk membahagiakan manusia, bukan menggantikannya.
Dalam konteks desa wisata, Society 5.0 berarti:
- Masyarakat tidak hanya mengikuti tren, tapi menciptakan tren wisata berbasis kearifan lokal.
- Teknologi digunakan untuk menyelesaikan masalah desa: pemasaran produk, distribusi hasil panen, hingga mitigasi bencana.
- Inovasi lahir dari kolaborasi: antara masyarakat, pemerintah, akademisi, dan swasta.
Desa Wisata = Laboratorium Masyarakat 5.0
Buku Desa Wisata: Membangun Desa dengan Pariwisata menyebut bahwa desa wisata bukan hanya objek pembangunan, tapi subjek—penentu arah dan penggerak perubahan.
Dalam kerangka Society 5.0, desa wisata menjadi tempat terbaik untuk menerapkan prinsip-prinsip ini secara nyata.
Apa saja yang bisa dilakukan?
- Digitalisasi kearifan lokal: Mulai dari cerita rakyat, tradisi panen, hingga tarian daerah bisa diangkat melalui media sosial, YouTube, atau bahkan platform metaverse.
- Pemanfaatan data untuk pengambilan keputusan: Data kunjungan wisata, pola belanja tamu, dan tren wisata bisa membantu desa membuat kebijakan yang lebih tepat sasaran.
- Sistem informasi desa wisata: Aplikasi lokal yang bisa digunakan untuk pemesanan, informasi atraksi, hingga rating layanan warga.
- Inklusi sosial teknologi: Anak muda dilibatkan sebagai duta digital, ibu-ibu dilatih memasarkan produk di marketplace, dan orang tua tetap bisa berkontribusi melalui cerita dan budaya.
Society 5.0 bukan tentang mengganti peran manusia dengan robot atau AI, tapi menguatkan peran manusia dengan dukungan teknologi yang cerdas dan ramah lingkungan.
Baca juga: Desa Wisata di Era Digital: Siapkah Digitalisasi Menyentuh Pedesaan?
Inovasi Sosial, Bukan Sekadar Teknologi
Yang menarik, Society 5.0 menekankan bahwa inovasi bukan hanya soal alat dan sistem, tapi juga tentang pola pikir. Desa wisata harus berani keluar dari kebiasaan lama yang stagnan, dan mulai membuka diri terhadap:
- Kolaborasi lintas generasi dan sektor
- Eksperimen sosial yang berpihak pada warga
- Pengembangan desa berbasis potensi, bukan hanya proyek
Ketika masyarakat merasa memiliki program wisata, maka akan tumbuh rasa tanggung jawab untuk menjaga, merawat, bahkan mengembangkan lebih jauh.
Cek tulisan sebelumnya: Pembahasan Lengkap dan Contoh Desa Cerdas
Kesimpulan
Dalam Society 5.0, desa wisata tidak lagi jadi penonton pembangunan, tapi jadi aktor utama yang menentukan arah ke mana desanya akan bergerak.
Teknologi bukan musuh tradisi, justru menjadi alat untuk melestarikan dan menyebarkan kearifan lokal ke dunia.
Sebagai penulis dan pegiat desa, saya percaya bahwa masa depan pariwisata Indonesia tidak ada di gedung pencakar langit, tetapi di kaki gunung, pinggir sawah, dan sudut-sudut desa yang penuh nilai.
Oh ya, kalau di Bali kita mengenal bale kulkul, yaitu bangunan tradisional berupa paviliun kecil tempat menggantung kentongan (kulkul) sebagai alat komunikasi desa—mungkin hari ini fungsinya bisa dikembangkan jadi pusat informasi digital desa wisata. Perpaduan tradisi dan teknologi inilah wajah baru masyarakat 5.0.
Referensi:
- Ni Desak Made Santi Diwyarthi. (2022). Desa Wisata: Membangun Desa dengan Pariwisata. Politeknik Pariwisata Bali.
- Jakaria, dkk. (2021). Peningkatan Ekonomi Masyarakat Menuju Era Society 5.0. Seminar Nasional IKRAITH.
- Prakoso, L.Y. & Sianturi, D. (2019). Strategi Pertahanan Laut & Bela Negara dalam Desa Wisata. Jurnal Strategi Pertahanan.
- Sugihamreth, W. (2020). Pandemi dan Transformasi Sosial di Desa Wisata.