Amuk Covid 19 menciptakan krisis ekonomi di seluruh lapisan. Jutaan perusahaan gulung tikar, jutaan orang kehilangan pekerjaan, kehilangan pendapatan.
Di sisi lain, semua orang harus melakukan pembatasan sosial dan menjalankan protokol kesehatan yang ketat demi memutus rantai penyebaran virus ini.
Imbas Corona menghanyam keras di kawasan perkotaan. Ketiadaan sumber daya alam dengan tingkat kepadatan penduduk yang sangat tinggi membuat warga perkotaan mengalami penurunan ekonomi yang sangat drastis.
Sebagian warga kota akhirnya memilih pulang ke desa kampung halaman karena sudah tak mampu bertahan di kota. Di tengah kondisi ekonomi yang limbung ini, desa kembali membuktikan lebih mampu menghadapi badai krisis ekonomi yang sedang melanda dunia.
Desa adalah penghasil produk pangan paling utama, penghasil kebutuhan pangan semua orang dengan biaya hidup yang lebih rendah karena berbagai kekayaan alam yang bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan warga.
Berbagai potensi yang ada di desa ini akan menjadi kekuatan ekonomi sosial yang besar jika disinergikan dalam sebuah konsolidasi bersama. Desa-desa harus bersatu, berbagi peran dan fungsi untuk saling membantu satu sama lain dalam sebuah pola kerjasama yang saling menguntungkan secara ekonomi.
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang dibangun sebagai lokomotif ekonomi desa harus bergerak bersama dengan BUMDes desa-desa lain untuk membangun kekuatan ekonomi desa ini.
Untuk itulah sangat penting dan sudah menjadi sebuah kebutuhan besar untuk melakukan konsolidasi antardesa membangun sinergi kerjasama baik secara kelembagaan desa maupun kerjasama antarBUMDes dalam ikatan yang terlembaga.
Musyawarah Antar Desa Nasional (MAD) adalah kegiatan yang digelar menuju terbangunnya model kerjasama antarDesa di seluruh Indonesia. MAD mengundang desa-desa dari berbagai pelosok nusantara untuk bertemu dan menemukan bentuk kerjasama terutama kekuatan ekonomi berbasis potensi lokal desa sehingga jaringan ekonomi antar Desa akan menjadi kekuatan ekonomi raksasa bagi Indonesia.
Acara ini mengundang sedikitnya 100 desa dari berbagai wilayah nusantara untuk bertemu secara Offline dengan tentu saja memberlakukan protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah. Pada saat yang sama pertemuan ini juga digelar secara online sehingga bisa diikuti ribuan desa yang tersebar di berbagai belahan nusantara.
Musrawarah Antar Desa Nasional berlangsung dua hari yakni 11-12 Februari 2021. Pertemuan offline dihelat di Yogyakarta sekaligus disiarkan secara realtime dan bisa diakses oleh ribuan desa secara digital.
Target acara ini, melahirkan sebuah kesepakatan formal Antar Desa Nasional dalam bentuk kerjasama ekonomi antar desa melibatkan BUMDes. Kerjasama antar desa memfokus pada pemanfaatan produk lokal asli desa sebagai kekuatan desa membangun raksasa ekonomi baru ini.