Sedesa.id Pada tahun 2021 dan 2022, saya Ryan Ariyanto terlibat dalam penelitian yang dilakukan oleh Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan Universitas Gadjah Mada. Penelitian mengenai Pengembangan Ekowisata Mangrove di Kota Batam, Kepulauan Riau, Indonesia.
Salah satu desa yang kami kunjungi adalah Kelurahan Galang Baru. Dalam video yang saya coba buat, ketua peneliti Prof Catur Sugiyanto mengunjungi dan melihat secara langsung, bagaimana potensi Galang Baru dalam pengembangan Ekowisata.
Galang Baru, sebuah desa pesisir yang terletak diBatam, Indonesia, memiliki potensi besar sebagai destinasi ekowisata yang menjanjikan. Kunjungan baru-baru ini mengungkapkan bahwa masyarakat desa ini aktif dalam mengembangkan inisiatif pariwisata berkelanjutan yang memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah dan keramahan warga setempat.
Salah satu fokus utama masyarakat Galang Baru adalah pelestarian dan promosi hutan mangrove mereka. Ekosistem pesisir ini tidak hanya melindungi garis pantai dari abrasi, tetapi juga menjadi habitat bagi berbagai jenis kehidupan laut.
Desa ini secara rutin mengadakan aksi bersih-bersih dan upaya reboisasi untuk memastikan kesehatan ekosistem penting tersebut. Upaya ini tidak hanya bermanfaat bagi kelestarian lingkungan, tetapi juga menjadi daya tarik utama bagi wisatawan yang ingin melihat langsung keindahan alam yang masih asri.
Selain itu, turnamen voli yang baru-baru ini diadakan di Airlingka, sebuah kawasan di Galang Baru, menunjukkan bahwa komunitas desa ini mampu mengorganisir dan menyelenggarakan acara dengan baik.
Dengan keindahan alam yang menakjubkan dan semangat gotong royong warga, Galang Baru memiliki fondasi yang kuat untuk menjadi pusat ekowisata yang berkembang pesat.
Prof Catur Sugiyanto, menyatakan optimismenya mengenai potensi ekowisata dalam meningkatkan perekonomian lokal dan kualitas hidup penduduk.
Menurutnya, jika dikelola dengan benar, pariwisata berbasis ekologi dapat memberikan dampak positif jangka panjang, baik bagi lingkungan maupun kesejahteraan masyarakat.
Saat ini, ada rencana untuk mengembangkan berbagai aktivitas ekowisata, seperti tur perahu untuk menjelajahi hutan mangrove dan terumbu karang, pengalaman menginap di homestay, serta wisata memancing.
Pemerintah daerah dan pemimpin komunitas bekerja sama untuk memastikan bahwa pengembangan pariwisata dilakukan secara berkelanjutan, dengan mempertimbangkan pelestarian alam dan budaya setempat.
Desa ini juga berkomitmen untuk meningkatkan infrastruktur guna mendukung pertumbuhan pariwisata. Mereka tengah fokus pada peningkatan fasilitas dasar, seperti jalan dan akses air bersih, serta memberikan pelatihan kepada penduduk lokal dalam bidang perhotelan dan pariwisata.
Tujuannya adalah agar masyarakat siap menyambut wisatawan dengan standar layanan yang baik, sambil tetap menjaga kebersihan dan kelestarian alam.
Dengan semua upaya ini, Galang Baru menawarkan pengalaman ekowisata yang unik dan otentik. Keindahan alam yang memukau, semangat masyarakat yang mendukung, serta infrastruktur yang terus berkembang menjadikan desa pesisir ini berpotensi menjadi contoh model pengembangan pariwisata berkelanjutan di Indonesia.
Ini adalah kesempatan bagi wisatawan untuk menikmati keindahan alam yang masih asli, sekaligus berkontribusi terhadap pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat lokal.
Galang Baru bukan hanya destinasi wisata; ia adalah simbol masa depan pariwisata berkelanjutan yang memadukan keindahan alam, budaya lokal, dan kesadaran lingkungan.
Dengan dukungan penuh dari masyarakat dan pemerintah, desa ini akan terus bersinar sebagai bintang baru dalam ekowisata pesisir Indonesia.