Sedesa.id Indonesia kembali menunjukkan taringnya di kancah internasional dengan meraih berbagai penghargaan bergengsi dalam ajang ASEAN Tourism Awards (ATA) 2025.
Keberhasilan ini tidak hanya mencerminkan kemajuan pesat dalam sektor pariwisata Indonesia, tetapi juga semakin memperkuat posisi negara ini sebagai salah satu destinasi wisata utama di dunia.
Tak hanya kota besar, tetapi desa-desa wisata di Indonesia juga semakin mendapatkan perhatian global berkat kekayaan budaya, keindahan alam, dan keberlanjutan yang ditawarkan.
Dalam ajang ini, lima desa wisata Indonesia berhasil meraih penghargaan atas kontribusinya dalam mengembangkan pariwisata berbasis masyarakat yang ramah lingkungan.
Penghargaan yang mereka raih bukan hanya sekadar simbol prestasi, tetapi juga pengakuan terhadap potensi besar desa-desa ini dalam menarik perhatian wisatawan domestik dan mancanegara.
Desa-desa tersebut berhasil menggabungkan kearifan lokal dengan konsep wisata modern yang mengedepankan keberlanjutan dan pelestarian alam.
Keberhasilan kelima desa wisata ini merupakan bukti bahwa pariwisata berbasis komunitas dan pelestarian alam semakin menjadi pilihan utama di Indonesia.
Dari ekowisata yang ramah lingkungan hingga wisata budaya yang autentik, desa-desa ini menawarkan pengalaman wisata yang tidak hanya menyenangkan, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat setempat dan lingkungan sekitar.
Bagi Anda yang ingin menikmati keindahan Indonesia sambil mendalami nilai-nilai lokal yang kaya, destinasi-destinasi ini layak menjadi pilihan utama untuk liburan Anda.
ASEAN Tourism Awards (ATA) 2025: Menghargai Keunggulan Pariwisata ASEAN
Apa itu ASEAN Tourism Awards (ATA) 2025? ASEAN Tourism Awards (ATA) 2025 adalah sebuah ajang penghargaan yang diadakan oleh negara-negara ASEAN untuk mengakui dan memberikan penghargaan kepada destinasi-destinasi wisata terbaik yang berhasil mengembangkan sektor pariwisata secara berkelanjutan.
Penghargaan ini mencakup berbagai kategori, seperti wisata budaya, ekowisata, homestay, dan fasilitas pariwisata lainnya yang berkomitmen pada pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat lokal.
Siapa yang Terlibat dalam ASEAN Tourism Awards (ATA) 2025? ASEAN Tourism Awards 2025 diinisiasi oleh ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) yang terdiri dari sepuluh negara anggota, yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, Filipina, Brunei Darussalam, Myanmar, Laos, dan Kamboja.
Penghargaan ini melibatkan pemerintah, badan pariwisata nasional, serta berbagai destinasi wisata di negara-negara anggota ASEAN yang berusaha memberikan kontribusi terhadap perkembangan pariwisata yang berkelanjutan dan bertanggung jawab.
Di Mana ASEAN Tourism Awards (ATA) 2025 Diselenggarakan? ASEAN Tourism Awards 2025 diadakan di berbagai negara anggota ASEAN, dengan upacara penghargaan biasanya diselenggarakan di negara tuan rumah yang dipilih pada tahun tersebut.
Setiap tahunnya, ATA memperkenalkan inovasi dan peran penting pariwisata dalam memperkenalkan keberagaman budaya dan alam kawasan ASEAN kepada dunia.
Kapan ASEAN Tourism Awards (ATA) 2025 Digelar? ASEAN Tourism Awards 2025 digelar pada tahun 2025 sebagai bagian dari serangkaian upaya tahunan ASEAN untuk meningkatkan sektor pariwisata di kawasan Asia Tenggara.
Penghargaan ini diberikan kepada destinasi yang dinilai memenuhi kriteria-kriteria tertentu yang meliputi keberlanjutan, kualitas pelayanan, serta pengelolaan yang ramah lingkungan.
Mengapa ASEAN Tourism Awards (ATA) 2025 Penting? ATA 2025 memberikan pengakuan terhadap upaya negara-negara ASEAN dalam mengembangkan pariwisata yang tidak hanya berfokus pada keuntungan ekonomi tetapi juga memperhatikan keberlanjutan lingkungan dan pelestarian budaya lokal.
Penghargaan ini berfungsi sebagai alat untuk mempromosikan destinasi-destinasi wisata yang bertanggung jawab dan dapat menjadi contoh bagi pengembangan pariwisata di negara-negara lain.
Bagaimana Proses Penilaian dan Pemberian Penghargaan di ASEAN Tourism Awards (ATA) 2025? Proses penilaian dalam ASEAN Tourism Awards dilakukan melalui seleksi yang ketat dengan mempertimbangkan beberapa faktor utama, seperti kualitas fasilitas, keaslian budaya, dampak positif terhadap masyarakat lokal, serta komitmen dalam menjaga kelestarian alam dan lingkungan.
Destinasi yang memenuhi syarat akan dinominasikan untuk kategori tertentu dan kemudian dipilih oleh panel juri yang terdiri dari para ahli di bidang pariwisata. Destinasi yang berhasil memenangkan penghargaan akan diumumkan dalam upacara tahunan yang biasanya diadakan pada pertemuan ASEAN terkait pariwisata.
Dengan penghargaan ini, negara-negara ASEAN berharap dapat memperkenalkan pariwisata berkelanjutan kepada dunia dan memperkuat posisi kawasan Asia Tenggara sebagai salah satu destinasi wisata terkemuka di dunia.
1. Desa Wisata Perkampungan Adat Nagari Sijunjung, Sumatera Barat – ASEAN Homestay Award
Desa Wisata Nagari Adat Sijunjung terletak diantara dua sungai yakni Batang Sukam dan Batang Kulampi. Bentuk perkampungan di lingkungan Nagari ini juga memilki sawah dan ladang, pandam pakuburan, surau, masjid, pasar, jalan, dan balai adat yang tersusun pada area yang saling berdekatan dengan sungai.
Nagari Sijunjung merupakan salah satu Nagari/Desa di Kecamatan Sijunjung, Kabupaten Sijunjung yang memiliki kekayaan alam, budaya yang sangat unik, dan eksotik sebagai bagian dari Kawasan Geopark Nasional Ranah Minang Silokek.
Desa Wisata Perkampungan Adat Nagari Sijunjung di Sumatera Barat menjadi peraih ASEAN Homestay Award berkat keberhasilannya dalam mempertahankan budaya tradisional dan menawarkan pengalaman menginap yang otentik.
Di sini, wisatawan dapat menikmati 76 Rumah Gadang yang terjaga dengan baik, mencerminkan kejayaan arsitektur khas Minangkabau yang kental dengan nilai-nilai adat dan budaya.
Pengunjung dapat ikut serta dalam beragam aktivitas menarik, mulai dari belajar memasak kuliner khas Minangkabau, seperti rendang dan kalamai, hingga menikmati pertunjukan seni dan budaya lokal.
Desa ini bukan hanya destinasi wisata, tetapi juga menjadi tempat untuk meresapi kearifan lokal yang dalam, menjadikan Nagari Sijunjung sebagai pilihan sempurna bagi mereka yang ingin memahami lebih dalam tentang sejarah dan tradisi Minangkabau.
2. Desa Wisata Bilebante, Nusa Tenggara Barat – ASEAN Public Toilet Award
Desa Wisata Bilebante di Nusa Tenggara Barat baru-baru ini dinobatkan sebagai pemenang ASEAN Public Toilet Award berkat inovasi dalam menjaga kebersihan dan kualitas fasilitas umum.
Desa Wisata Bilebante adalah desa wisata yang dibangun oleh masyarakat sekitar secara swadaya. Tanah Desa Bilebante yang subur ditumbuhi beragam tanaman herbal yang sangat baik untuk kesehatan.
Namun, lebih dari itu, desa ini menawarkan konsep wisata berkelanjutan yang sangat menarik bagi wisatawan yang peduli dengan lingkungan.
Salah satu daya tarik utama di Bilebante adalah Pasar Pancingan, tempat wisatawan dapat merasakan pengalaman memancing langsung di laut dan menikmati hasil tangkapannya yang segar dengan cara dimasak langsung di lokasi.
Desa ini juga memiliki berbagai kegiatan menarik lainnya, seperti bersepeda keliling desa, mengunjungi kebun herbal, serta menikmati relaksasi di spa yang menggunakan bahan alami.
Bilebante adalah destinasi ideal untuk wisatawan yang ingin menikmati keindahan alam sekaligus menjaga keseimbangan dengan alam.
Slogan desa wisata Bilebante “Datang Sebagai Tamu Pulang Sebagai keluarga”. Liburan yang menyenangkan ala kampung dengan suasana asli pedesaan. Tempat rekreasi yang dekat bersama keluarga, pasangan ataupun sahabat.
Nikmati berbagai fasilitas yang kami siapkan untuk rekreasi kamu, seperti kulineran masa kecil khas Lombok, menyusuri sawah dan hutan menggunakan sepeda dan ATV , belajar memanah ala rasulullah, hingga menikmati pijatan khas Bilebante, semuanya kami kemas menarik dengan harga hemat
3. Desa Wisata Adat Osing Kemiren, Banyuwangi, Jawa Timur – ASEAN Homestay Award
Desa Wisata Adat Osing Kemiren terletak di Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi, memiliki luas 177.052 Ha dengan penduduk 2.569 jiwa.
Desa Wisata Adat Osing Kemiren di Banyuwangi, Jawa Timur, yang meraih ASEAN Homestay Award, memberikan pengalaman wisata yang sangat autentik.
Nah, Desa Wisata Osing Kemiren atau Desa Adat Kemiren sudah terkenal dan diminati banyak wisatawan karena berhasil melestarikan kebudayaan, tradisi, adat istiadat dan ritual leluhur Suku Osing secara turun-temurun di era modern.
Desa ini merupakan tempat tinggal bagi Suku Osing, salah satu suku asli di Banyuwangi, yang memiliki kekayaan budaya yang unik dan menarik.
Pengunjung dapat merasakan kehidupan sehari-hari masyarakat Osing melalui berbagai aktivitas, seperti belajar memasak menggunakan peralatan tradisional, meracik kopi khas Osing, dan ikut serta dalam upacara adat.
Salah satu atraksi budaya yang tak boleh dilewatkan adalah pertunjukan Barong Osing, sebuah tarian tradisional yang penuh dengan makna spiritual dan kultural.
Suasana pedesaan yang damai dan penuh keharmonisan menjadikan Desa Wisata Kemiren sebagai destinasi yang sempurna untuk mereka yang ingin menyelami budaya lokal yang kaya.
Mampir ke Desa Wisata Osing Kemiren kurang lengkap rasanya kalau belum mencicipi rasa kopi khas Osing yang terkenal nikmat.
Karena panen kopi yang melimpah, di sini ada banyak kafe yang siap menemani ngopi di pagi atau sore hari. Di Desa Wisata Osing Kemiren ini, juga bisa belajar cara membuat kopi sendiri.
Nantinya bakal diajari cara menumbuk, menyangrai, menyaring biji kopi dan juga cara menyajikan secangkir kopi. Anda akan mengetahui teknik tradisional menyangrai kopi menggunakan wajan bertungku tanah liat.
Cita rasa khas yang muncul dari kopi berasal dari pengaruh kayu bakar yang digunakan sehingga aroma kopi menjadi lebih lembut.
4. CMC Tiga Warna, Kabupaten Malang, Jawa Timur – ASEAN Community-Based Tourism Award
Kawasan Clungup Mangrove Conservation (CMC) Tiga Warna yang merupakan kawasan konservasi untuk pohon bakau dan terumbu karang yang berada di Dukuh Sendang Biru, Desa Tambak Rejo, Kecamatan Sitiarjo, Kabupaten Malang, Jawa Timur para peserta terpesona komitmen pengelola kawasan tersebut.
CMC Tiga Warna, yang terletak di Kabupaten Malang, Jawa Timur, berhasil meraih ASEAN Community-Based Tourism Award berkat keberhasilannya dalam mengembangkan pariwisata berbasis masyarakat dengan fokus pada pelestarian lingkungan.
Konsep ekowisata yang diterapkan di desa ini mengharuskan pengunjung untuk membawa kembali sampah yang mereka bawa selama kunjungan, sebagai bagian dari komitmen menjaga kebersihan dan kelestarian alam.
Destinasi ini menawarkan berbagai atraksi alam yang luar biasa, mulai dari hutan mangrove yang hijau hingga terumbu karang yang masih terjaga kelestariannya.
Pengunjung dapat menikmati keindahan alam sambil berkontribusi langsung pada pelestarian lingkungan, menjadikan CMC Tiga Warna sebagai destinasi yang tak hanya memanjakan mata tetapi juga menyadarkan kita tentang pentingnya menjaga bumi untuk generasi mendatang.
Pengelola objek wisata CMC Tiga Warna berkomitmen untuk memastikan kebersihan pantai. Salah satunya dengan menerapkan sistem _check list_ barang bawaan pengunjung menuju pantai. Saat memasuki kawasan wisata ini, pengunjung harus melewati pos pemeriksaan tas dan potensi sampah.
Seperti air minum kemasan, tisu basah, tas plastik, masker, dan barang bawaan lainnya yang berpotensi jadi sampah dicatat di selembar kertas oleh petugas. Nantinya, ketika meninggalkan lokasi, pengunjung harus kembali membawa barang-barang tersebut keluar.
5. Lihaga Beach Club, Sulawesi Utara – Destinasi Pantai Eksklusif
Terakhir, Lihaga Beach Club di Sulawesi Utara menjadi destinasi yang tak kalah menarik dengan keberhasilannya menawarkan pengalaman wisata bahari yang mewah dan eksklusif.
Lihaga Beach Club dikenal dengan pantai berpasir putih yang mempesona dan air laut yang jernih, menciptakan suasana tropis yang sempurna untuk berlibur.
Di sini, wisatawan dapat menikmati berbagai fasilitas premium, termasuk glamping (glamorous camping) yang dilengkapi dengan layanan terbaik, seperti sarapan pribadi dan penjemputan menggunakan kapal dari pantai.
Lihaga Beach Club bukan hanya menawarkan pemandangan alam yang memukau, tetapi juga kenyamanan luar biasa bagi wisatawan yang ingin menikmati liburan dengan sentuhan kemewahan dan relaksasi total.
Lihaga Island & Beach Club terletak di Serai dan menawarkan bar. Glamping dengan teras ini juga mempunyai restoran. Kamar mandi memiliki bidet dan shower.
Kesimpulan 5 Desa Wisata Terbaik ASEAN Tourism Awards 2025 yang Harus Anda Kunjungi
Keberhasilan kelima desa wisata ini dalam meraih penghargaan di ASEAN Tourism Awards 2025 menunjukkan bahwa Indonesia terus menjadi destinasi wisata yang semakin diakui di tingkat internasional.
Desa-desa ini bukan hanya menyuguhkan keindahan alam dan budaya, tetapi juga menjadi contoh nyata keberhasilan pengembangan pariwisata berkelanjutan yang memperhatikan kearifan lokal dan pelestarian lingkungan.
Dengan daya tarik yang begitu beragam, desa-desa wisata ini tak hanya layak dikunjungi, tetapi juga patut dijadikan model bagi pengembangan destinasi wisata lainnya.
Jadi, jika Anda merencanakan liburan tahun ini, jangan lewatkan kesempatan untuk mengunjungi salah satu desa wisata pemenang ASEAN Tourism Awards 2025 ini.
Selamat berlibur dan menikmati keindahan Indonesia yang luar biasa!